5 Sebab Sulit Keluar dari Kemalasan, Bahaya buat Masa Depan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah tidak terhitung lagi berapa kali orang menasihatimu agar menjadi pribadi yang lebih rajin. Namun, sampai detik ini perubahan yang signifikan terkait sifat burukmu belum juga terjadi. Atau malah kamu merasa perubahan itu tidak perlu?
Bila itulah pendapatmu, pantas saja kamu masih terjebak dalam sifat malas, bahkan makin lama makin parah. Kamu punya sejumlah argumen untuk membantah pentingnya mengubah diri menjadi lebih rajin. Selengkapnya, inilah kondisi yang menghambat perubahanmu.
1. Belum merasakan dampak nyata dari kemalasan
Kamu bangun sangat siang setiap hari dan duniamu terasa baik-baik saja. Dirimu tidak kehilangan uang sedikit pun dan nasihat agar bangun pagi supaya rezeki tak dipatuk ayam hanyalah omong kosong bagimu.
Nyatanya, kamu masih bisa makan enak, berselancar di dunia maya, bahkan berbelanja, dan berpacaran. Tentu saja, ini terjadi karena uang saku dari orangtua masih lancar.
Namun, pernahkah kamu membayangkan apabila sewaktu-waktu kenikmatan hidup ini tiba-tiba tercabut? Misalnya, orangtua tidak lagi memberimu uang dan barang sedikit pun. Kamu yang terbiasa tak melakukan apa-apa sepanjang hari gak mungkin bisa survive.
2. Berpikir suatu saat perubahan dari malas ke rajin akan terjadi dengan sendirinya
Kamu boleh mengharapkan apa saja. Akan tetapi, makin tidak masuk akal harapanmu, tentu makin kecil pula kemungkinan untuk terwujudnya. Tak terkecuali dalam perubahan sifatmu dari malas menjadi rajin.
Bisa dibilang, seisi dunia tidak akan dapat melakukan apa pun kalau kamu sendiri menghendaki kemalasan. Kamu yang kudu melawan rasa malas tersebut. Bila nasihat orang saja diabaikan, siapa lagi yang mampu mengubahmu jika bukan keinginan kuat dari diri sendiri?
3. Punya pendapat nasib baik bisa mendatangi siapa saja, termasuk pemalas
Di titik ini, kamu cuma dalam posisi menunggu. Apa yang ditunggu? Yap, kamu menantikan nasib baik tahu-tahu memilihmu. Tanpa sadar, kamu menyerahkan seluruh kewenanganmu dalam mengarahkan hidup pada hal-hal di luar dirimu.
Editor’s picks
Bayangkan ini sebagai pemilihan ketua kelas. Wali kelas dan teman-temanmu akan memberikan suara mereka untuk kandidat-kandidat yang ada. Pertanyaannya, siapa yang bakal memilihmu menjadi kandidat, apalagi ketua kelas sungguhan, bila kamu tak punya kualitas diri yang sesuai?
Nasib baik memang ada. Sebab kenyataannya, orang yang telah berusaha dalam apa saja terkadang belum memperoleh nasib baiknya. Namun, buat memiliki nasib baik tetap diperlukan effort sebanding.
Baca Juga: 5 Tips Usir Rasa Malas Baca Buku, Mulai dari Bacaan Populer
4. Menyamakan kemalasan dengan cara menikmati hidup
Kamu bisa tetap menikmati hidup dengan menjadi pribadi yang rajin, kok. Bahkan, inilah kenikmatan hidup yang sesungguhnya. Kamu giat bekerja setiap hari, lalu mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Kamu bisa berlibur ke tempat-tempat menarik, punya lingkungan pergaulan yang positif dan terus berkembang, dan pada akhirnya juga menemukan pasangan yang setara. Bandingkan dengan kemalasan yang konon merupakan caramu menikmati hidup.
Kamu mungkin masih punya uang saku dari orangtua. Akan tetapi, kamu tidak bebas menggunakannya seperti bila itu gajimu sendiri. Di mata sesama orang dewasa, kemalasanmu untuk bekerja adalah penghancur daya tarik dan kewibawaanmu. Kamu bakal tersingkir dari pergaulan sesama orang dewasa.
5. Belum tahu apa yang akan dilakukan kalau kamu jadi lebih rajin
Sekarang kamu mulai berpikir bahwa mungkin ada benarnya juga bahwa rajin lebih baik daripada malas. Masalahnya, kamu masih bingung dan belum ada gambaran tentang kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengisi hari-harimu.
Sekarang kamu tidak perlu bingung-bingung lagi. Mulailah dari menjadi lebih rajin saat di dalam rumah. Biasakan buat bangun pagi, lalu membersihkan seisi rumah. Termasuk, mencuci pakaian kotormu dan menyiapkan sarapanmu sendiri.
Kemudian jadilah rajin juga di luar rumah. Artinya, kamu punya dua pilihan kegiatan utama, yakni menimba ilmu dan mencari rezeki, atau mengombinasikan keduanya. Kedua kegiatan tersebut, belajar dan bekerja, merupakan pendongkrak produktivitasmu sebagai orang dewasa.
Kamu yang masih merasakan betapa nikmatnya kemalasan harus menjajal tantangan baru untuk menjadi lebih rajin. Awalnya pasti berat, tetapi lambat laun kamu justru akan menikmati kebiasaan baru ini. Dengan sifat rajin, kamu punya kendali lebih dalam mengarahkan masa depan.
Baca Juga: 5 Alasan yang Membuat Seorang Cowok Single Malas untuk Bekerja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.