5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beli

Tahan keinginan agar tak menyesal belakangan

Impulsive buying ialah perilaku berbelanja yang tidak didasari oleh perencanaan atau kebutuhan. Keinginan dan keputusan untuk membeli sesuatu muncul secara spontan ketika kamu melihat iklan atau barang yang dipajang.

Zaman dulu, dorongan untuk berbelanja secara impulsif lebih mudah direm dengan belum maraknya layanan kredit atau paylater. Namun dengan makin mudahnya orang berbelanja di mana saja dan kapan saja bahkan tanpa perlu merogoh kocek, membuat siapa pun rentan terjebak kebiasaan impulsive buying.

Tentu saja perilaku belanja yang tak bijak ini dapat menyebabkan masalah keuangan dan rasa bersalah. Kami coba bantu masalahmu dengan lima strategi ini, ya! Langsung simak dan terapkan setiap kali dorongan berbelanja itu muncul.

1. Kapan terakhir kali kamu berbelanja?

5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beliilustrasi belanja pakaian (pexels.com/Sam Lion)

Langkah pertama untuk membangkitkan kesadaranmu dalam berbelanja ialah mengukur jarak antara setiap waktumu berbelanja. Bila perlu, kumpulkan struk belanjamu atau lihat riwayat belanjamu di aplikasi marketplace dalam sebulan. Tujuannya agar kamu bisa melihat kegiatan belanjamu belakangan ini.

Contoh, baru beberapa hari lalu kamu membeli pakaian dengan total harga sekian. Masa sekarang sudah mau beli lagi? Bahkan jika jenis barangnya berbeda, pengeluaran yang terus-menerus bakal membahayakan kondisi keuanganmu.

2. Apakah barang itu benar-benar kamu butuhkan?

5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beliilustrasi godaan belanja (pexels.com/Sam Lion)

Prinsip berbelanja berdasarkan kebutuhan tak pernah keliru untuk diterapkan. Inilah dasar dari membuat keputusan berbelanja yang rasional dan bisa dipertanggungjawabkan sebab barangnya jelas akan digunakan.

Bukan sekadar menumpuk di rumah atau bahkan tak pernah sempat dikeluarkan dari kantongnya karena kamu sudah kembali membeli sesuatu. Jika kamu ingin membeli barang hanya karena kelucuan atau keunikannya, semua hal di dunia ini juga bisa terlihat begitu tergantung cara pandangmu saja.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Ukuran Sepatu yang Sesuai saat Belanja Online

3. Perbandingan antara pemasukan dengan pengeluaranmu

5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beliilustrasi godaan berbelanja (pexels.com/Tim Douglas)
dm-player

Kelebihan yang sekaligus menjadi kelemahanmu dalam berbelanja ialah kamu selalu mampu menemukan alasan untuk merasionalkan pembelian sesuatu. Jadi, sekalipun barangnya tak benar-benar dibutuhan, rasanya tak ada yang salah dengan keputusanmu membelinya.

Bila pertahanan dirimu lemah di sini, coba strategi lain buat menggagalkan dorongan untukmu melakukan impulsive buying. Yaitu, dengan membandingkan antara pemasukan dengan pengeluaranmu sampai detik ini.

Prinsipnya mudah. Kamu harus mempertahankan pengeluaran di bawah pemasukan. Makin kecil pengeluaran dan makin besar pemasukan, itulah yang terbaik. 

4. Selalu katakan pada diri sendiri, "Aku bisa membelinya lain kali."

5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beliilustrasi dorongan membeli baju (pexels.com/Liza Summer)

Strategi ini digunakan untuk menahan dorongan dalam dirimu buat membeli sesuatu sekarang juga. Kamu dikuasai kekhawatiran kesempatanmu untuk membelinya akan sirna.

Seperti karena barangnya limited edition, masa promonya keburu berakhir, atau sesimpel sepertinya pengunjung toko akan banyak sekali hari ini. Apa pun godaan yang seakan-akan membenarkan tindakanmu untuk segera membelinya, lawan dengan keyakinan bahwa kamu dapat memilikinya kapan-kapan, yang jelas bukan sekarang.

Meski strategi ini terdengar hanya menunda dorongan untuk berbelanja, pada akhirnya kamu akan melupakannya juga. Kenapa? Karena kamu memang tidak membutuhkan barang itu dan sifat keinginanmu yang cuma sesaat.

5. Jika akan membelinya secara kredit atau paylater, ingat bahwa akhirnya kamu harus tetap membayarnya

5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beliilustrasi belanja online (pexels.com/Anete Lusina)

Tidak peduli kamu bisa membawa pulang sekarang atau tinggal menunggu barangnya dikirimkan, hanya soal waktu untukmu harus melunasi tagihannya. Bahkan berikut bunganya. Jadi, bayangkanlah tumpukan utang itu apabila kamu terus menuruti dorongan untuk berbelanja.

Utang seperti api di rumahmu. Kamu tidak bisa mengatakan apinya masih kecil sehingga tidak berbahaya untukmu terus menambahkan kertas, kayu, atau daun kering. Setiap tambahan kertas, kayu, atau daun kering itu akan memperbesar api sampai kamu tak mampu menjinakkannya.

Berbelanjalah bukan hanya dengan uangmu atau jari-jarimu jika kamu menggunakan fitur paylater dalam aplikasi belanja. Berbelanjalah dengan sepenuh kesadaranmu dan sikap kritis agar kamu terhindar dari impulsive buying. Semoga membantu!

Baca Juga: 5 Perbedaan Utang Produktif dan Utang Konsumtif, Pahami! 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya