7 sebab Orang Suka Unggah Kegiatan Hariannya di Medsos

2. Bagian dari promosi

ilustrasi promosi tas (pexels.com/Ron Lach)

Coba amati lagi foto, video, atau tulisan temanmu mengenai kegiatannya sehari-hari. Boleh jadi ada yang selama ini kurang kamu perhatikan. Misalnya, adanya produk tertentu yang selalu dibawanya dan ada kesan temanmu sengaja menonjolkannya.

Atau, temanmu punya usaha makanan dan ia selalu mengunggah kegiatannya belanja bahan-bahan di pasar, aktivitas di dapur, sampai pengemasan. Apakah semua unggahan ini semata-mata buat memenuhi beranda pengguna medsos yang lain?

Tentu saja tidak. Sangat mungkin temanmu sedang berusaha buat mempromosikan sesuatu. Inti dari promosi adalah memperkenalkan produk atau merek agar orang lain tertarik. Jadi, gak harus dengan langsung pasang harga produk serta nomor atau nama toko di marketplace. Terpenting orang penasaran dulu.

3. Siapa tahu bisa menginspirasi orang lain

ilustrasi berswafoto (pexels.com/Gustavo Fring)

Menjadi sosok yang menginspirasi itu gak harus dengan karya-karya besar, lho. Kegiatan sehari-hari seseorang pun dapat memunculkan gagasan di benak orang lain atau keinginan buat meniru apa yang dilakukannya. Seperti dalam ilustrasi di atas, seseorang tengah berusaha hidup sehat dengan rutin berolahraga.

Di luar sana pasti tak sedikit anak muda yang kerap dilanda rasa mager parah. Namun, mereka tahu bahwa dalam jangka panjang itu buruk untuk kesehatan. Mereka bukannya gak ingin mencoba bergerak lebih aktif, cuma merasa tak punya teman dan tidak tahu bagaimana cara memulainya.

Dengan temanmu rutin mengunggah kegiatannya berolahraga, tentu ada orang yang terdorong untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat. Batin orang itu, "Kalau dia bisa rutin berolahraga, aku juga pasti mampu."

4. Senang mendapatkan perhatian dari banyak orang

ilustrasi berswafoto (pexels.com/zaid mohammed)

Pribadi yang paling cuek pun tetap memerlukan perhatian dari orang lain. Apalagi orang yang terlalu mengagumi dirinya. Tipe seperti ini biasanya juga membutuhkan perhatian yang lebih besar dari orang lain.

Melalui unggahan-unggahannya, dia merasa telah memperolehnya. Itu tampak dari banyaknya orang yang memberi tanda like atau love. Bahkan adanya sejumlah teman maya yang melihat ceritanya pun telah membuatnya senang.

Apakah rasa senang seusai mendapatkan perhatian di media sosial selalu buruk? Tentu saja tidak. Asalkan ia tak lantas kehilangan kepercayaan diri serta kebahagiaan saat unggahannya sepi like, love, komentar, atau orang yang melihat.

Baca Juga: 5 Risiko yang Harus Ditanggung jika Curhat di Media Sosial, Digunjing!

5. Biar merasa lebih terhubung dengan orang lain

ilustrasi berswafoto (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Bayangkan jika sebuah akun nyaris tak pernah mengunggah apa pun, tetapi dia sebenarnya sering online dan tampak melihat cerita yang dibagikan teman-temannya. Tidak berlebihan kalau orang lain malah merasa sedang dimata-matai olehnya.

Dia seperti ingin tahu segala tentang orang lain, tapi mereka tak boleh tahu apa pun soal dirinya. Akibatnya, teman-temannya di media sosial juga akan cenderung menjaga jarak darinya. Contoh lainnya ialah orang yang menjalankan usaha atau berkarya.

Bila setiap hari ia cuma mengunggah dagangannya lengkap dengan paket promo atau karya-karyanya, orang lain bukannya tertarik justru bosan. Mereka seakan-akan cuma dijadikan target penjualan dagangannya atau karya-karyanya. Sedang apabila dia menyisipkan unggahan tentang kegiatannya sehari-hari; dia tampak lebih manusiawi, bersahabat, serta rendah hati.

6. Punya banyak waktu luang

ilustrasi berswafoto (pexels.com/Kampus Production)

Meski sebenarnya seseorang suka menggunakan media sosial, tingginya kesibukan bakal bikin mereka gak sempat lagi untuk sering mengunggah sesuatu. Kadang sudah ada niat buat upload, tapi akhirnya urung karena terjeda kegiatan lain yang mengalihkan perhatiannya dan menghabiskan waktunya.

Sementara itu, orang dengan waktu luang melimpah gak perlu berpikir dua kali untuk mengunggah kegiatan hariannya. Ini terasa mengasyikkan dan menjadi bagian dari rutinitasnya juga. Rasanya ada yang kurang kalau dia tidak melakukannya serta bingung mau ngapain lagi selain main medsos.

7. Hanya untuk dokumentasi

ilustrasi berswafoto (pexels.com/ArtHouse Studio)

Kesenangan orang memang berbeda-beda. Ada orang yang merasa cukup merekam segala sesuatu dalam memorinya. Jika pun kelak ia lupa pada suatu peristiwa atau seseorang, dia tak ambil pusing dan berpikir hal tersebut normal. Ia justru berkesimpulan hal itu memang tidak terlalu penting buat diingat.

Sementara itu, ada pula orang yang merasa 'hidup kembali' saban melihat album foto atau surat-surat lama dari teman. Di zaman semodern sekarang, kesukaan tersebut beralih pada dokumentasi digital. Selain dokumentasi dalam gadget sendiri, pastinya juga setiap hal yang telah mereka upload di medsos. 

Sering mengunggah konten kegiatan harian sebetulnya boleh-boleh saja. Syaratnya adalah tidak menggantungkan kebahagiaan pada respons orang lain atas unggahan tersebut, tak sampai mengganggu aktivitas yang lebih penting di dunia nyata, serta tetap ada batas-batas privasi.

Menjadi bahaya juga jika semua orang tahu kita sedang ada di mana, kira-kira punya kekayaan berapa? Dan, rute yang setiap hari dilalui. Kita bisa menjadi sasaran kejahatan! Unggah di media sosial boleh saja, namun gunakan media sosial sesuai kebutuhan masing-masih tanpa kehilangan kehati-hatian.

Baca Juga: 5 Hal Terkait Hubungan yang Sebaiknya Gak Kamu Unggah di Media Sosial