5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?

Tak selamanya menyimpang itu atas kemauan diri sendiri, lho!

Tindakan menyimpang merupakan suatu tindakan yang berada diluar dari nilai yang dianut secara bersama, nih. Yang mana nilai itu menyangkut mengenai batasan baik dan buruknya akan suatu hal.

Nah, pernah gak sih kamu berbuat menyimpang? Mungkin bagi kamu yang merasa tak pernah menyimpang sebenarnya pernah tapi tak sadar, lho. Langsung aja simak penjelasan lebih lanjutnya di bawah ini, ya!

1. Teori anomie

5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?pixabay.com/FotografieLink

Teori anomie menurut kajian sosiologi berpendapat bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur masyarakat tertentu. Ketegangan yang ada dalam suatu masyarakat itu dikarenakan adanya keterbatasan akses untuk mencapai tujuan hidup sehingga individu-individu yang ada di dalam mengalami tekanan yang berimbas pada terjadinya penyimpangan untuk mencapai tujuannya.

Contoh dari teori anomie ini dapat dilihat pada seseorang yang dari kalangan perekonomian bawah ingin mencapai kesuksesan hidup secara materi.

Nah, dengan adanya keterbatasan lembaga yang sah (pendidikan/sekolah, pekerjaan penunjang dll) untuk mencapai tujuannya menjadi sukses secara materi, maka tidak menuntut kemungkinan seseorang bisa bertindak menyimpang untuk mencapai tujuannya secara instan.

Begitu juga dengan kalangan perekonomian atas yang saling berebut akses untuk menduduki kepemimpinan. Adanya keterbatasan akses mampu membuat setiap orang dari lapisan mana saja tergoda untuk bertindak menyimpang supaya tujuannya tercapai.

2. Teori kontrol

5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?pixabay.com/trinhkien91

Sesuai dengan namanya 'kontrol', maka otomatis teori kontrol dalam kajian sosiologi fungsinya ialah mengntrol individu sebagai bagian dalam masyarakat supaya tidak melakukan tindakan menyimpang. Akan tetapi pada kenyataannya masih sering lemahnya pengontrolan sehingga terjadi penyimpangan.

Hal tersebut karena rendahnya kontrol internal yakni dari dalam individu untuk mengontrol tindakannya dengan baik. Maupun dari sisi kontrol eksternal seperti lemahnya lembaga sosial yang mengontrol.

Nah, saat kamu tak mampu mengontrol dirimu supaya tak menyimpang sedangkan lingkungan eksternal juga tak berdaya dalam mengontrolmu, maka apa yang terjadi? Rasanya otomatis berbuat menyimpang saja, ya.

Baca Juga: Meskipun Belum Akrab, 5 Hal Ini Harus Kamu Lakukan ke Semua Orang

3. Teori labelling

dm-player
5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?Pixabay/geralt

Teori labelling pada kajian sosiologi memiliki makna suatu cap atau label negatif yang diberikan kepada individu atas reaksi dari masyarakat. Mengapa demikian? Reaksi masyarakat yang memberikan tanda negatif pada individu karena anggapan bahwa ia telah menyimpang, nih. Padahal masyarakat itu sendiri dalam bereaksi belum tentu benar tapi bukan berati selalu salah, ya.

Hal di atas bisa terjadi kekeliruan pelabelan misalnya saja seseorang perempuan yang selalu pulang larut malam lalu ia diberikan cap negatif sebagai perempuan malam atau bukan perempuan baik-baik oleh masyarakat sekitar. Padahal perempuan itu pulang larut malam bukan karena bermain akan tetapi untuk bekerja.

Saat cap negatif sudah menempel, penjelasan sejujur apa saja tak akan semudah itu untuk berubah. Maka, kamu yang aslinya tak menyimpang jadi ternilai menyimpang deh. Jika sudah seperti itu, kamu tak perlu pikirkan reaksi negatif orang lain, kamu cukup percaya dan buktikan pada dirimu serta orang-orang yang kamu sayangi bahwa kamu begitu hebat.

4. Subkultur menyimpang

5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?pixabay.com/StockSnap

Subkultur menyimpang pada kajian sosiologi yakni adanya kelompok minoritas yang memiliki sekumpulan norma-norma, nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda. Acuan dalam kelompok minoritas tersebut cenderung menyimpang dari nilai-nilai yang dianut oleh kultur masyarakat yang paling dominan.

Misalnya saja suatu anak jalanan yang terbiasa mencorat-coret tembok pada fasilitas umum tanpa tujuan yang jelas. Mungkin juga kamu dengan teman-temanmu suka melakukan bullying terhadap junior, itu tindakan menyimpang, lho!

5. Teori belajar

5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?pixabay.com/sasint

Teori belajar dalam kajian sosiologi yakni menjelaskan bahwa tindak menyimpang terjadi bukan serta merta ada tanpa terjadinya proses. Bukan hanya hal baik yang disebut belajar, akan tetapi berbagai proses panjang dalam menjadi penyimpang ini juga disebut belajar.

Mulai dari interaksi bersama seorang penyimpang, memiliki pandangan positif terhadap perbuatan menyimpang yang disaksikan, hingga adanya interaksi intens dengan lingkungan penyimpang berhasil membuat seseorang menjadikan lingkungan tersebut teladannya dalam bertindak, yakni tindakan menyimpang.

Misalnya saja nih, kamu berasal dari keluarga broken home sehingga kamu mencari dunia luar untuk tempat bersinggah. Lalu bertemulah kamu dengan lingkungan pencandu narkoba yang lama-kelamaan berhasil mengubah pandanganmu bahwa dengan mengonsumsi narkoba mampu menenangkan jiwa. Pada akhirnya kamu menganggap narkoba adalah obat dari lukamu dengan mengkonsumsinya secara rutin, nih. 

Kadangkala kita tanpa sadar melakukan tindakan menyimpang, wajar saja namanya juga manusia biasa yang pasti pernah berbuat kesalahan. Akan tetapi sebagai manusia yang baik hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak bertindak menyimpang. Lebih lanjutnya, jika sudah terlanjur menyimpang hendaknya segera berubah dan dijadikan pijakan supaya tak terulang lagi, ya.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Perilaku Ghosting Gak Bisa Disepelekan Begitu Saja

Melinda Fujiana Photo Verified Writer Melinda Fujiana

Instagram : @melindaf__ Wish ur day always shine as a star!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya