5 Latar Belakang Terjadinya Tindakan ala Sosiolog, Kamu yang Mana?

2. Rasionalitas yang berorientasi nilai

ilustrasi manusia sosial (pixabay.com/sasint)

Pada kajian sosiologi, tindakan rasionalitas berorientasi nilai merupakan tindakan yang didasarkan atas suatu manfaat. Tindakan rasionalitas yang berorientasi nilai ini tidak sebegitu dipertimbangkan, lho.

Jadi, seseorang yang bertindak secara orientasi nilai hanya mementingkan, bahwa tindakan itu baik secara nilai-nilai yang dianut dalam lingkungan tersebut.

Contohnya, yakni saat kamu menolong seseorang yang sedang kesusahan. Dari tindakan menolong seseorang tersebut, jelas tidak memberikan tujuan apapun dalam dirimu melainkan bermanfaat serta bernilai baik.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Bertindak Menyimpang ala Sosiolog, Apakah Itu Kamu?

3. Tindakan tradisional

ilustrasi duduk (pexels.com/sushantphotographyy)

Menurut seorang sosiolog bernama Max Weber, tindakan tradisional merupakan suatu tindakan tanpa penghitungan maupun pertimbangan secara sadar. Hal tesebut dilakukannya atas kepercayaan terhadap tindakan secara turun-temurun.

Lebih lanjutnya, tindakan tradisional itu menyangkut sesuatu yang baik untuk dilakukan atau justru dilarang untuk dilakukan. Misalnya saja, larangan untuk untuk duduk di depan pintu supaya jodohnya tidak susah.

Nah, saat kamu bertindak seperti itu artinya kamu melaksanakan tindakan tradisional yang sudah turun temurun sejak masa nenek moyang dahulu.

4. Tindakan afektif

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Free-Photos)

Tindakan afektif juga terdefinisi dari seorang sosiolog, Max Weber. Menurutnya, seseorang yang bertindak afektif ialah orang yang tindakannya atas dasar emosional. Tindakan afektif ini terjadi secara spontan tanpa adanya perencanaan secara sadar, lho.

Misalnya saja hubungan antara dua orang atau lebih yang menjalin ikatan sahabat. Bisa juga pertengkaran antara dua orang yang sedang berkonflik. Nah, rasa sayang, sedih, hingga marah ini berasal dari emosional yang terjadi secara spontan.

5. Subkultur menyimpang

ilustrasi penonton konser (pexels.com/Wendy Wei)

Dalam kajian sosiologi subkultur menyimpang merupakan suatu kelompok kecil yang memelihara nilai-nilai berbeda dengan orang-orang sekitarnya. Orang-orang sekitar yang disebut kelompok dominan ini cenderung menganggap nilai-nilai yang dianut dari kelompok minoritas tersebut adalah hal yang menyimpang.

Misalnya saja, kamu sedang berada dalam lingkungan masyarakat yang religius. Lalu saat azan berkumandang, kamu berserta teman-temanmu justru memutar musik sekencang-kencangnya. Nah, tindakan tersebut yang disebut nilai menyimpang dari masyarakat dominan.

Jadi, latar belakang apa yang menjadi tindakanmu? Rasanya tak mungkin hanya satu tipe. Ini karena suatu tindakan dari seseorang juga bisa atas alasan yang berkombinasi.

Baca Juga: 5 Tips dari Sosiolog agar Persahabatan Selalu Langgeng