5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesia

#DearFutureIndonesia Kesenian Indonesia gak kuno kok!

Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya akan warisan kesenian tradisional. Bahkan, beberapa dari kesenian tradisional tanah air telah tersohor di mancanegara.

Kesenian tradisional Indonesia adalah identitas bangsa yang wajib dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman makin banyak masyarakat yang mulai melupakan dan meninggalkan kesenian tradisional.

Generasi Millennial sebagai penerus bangsa pun tampaknya lebih memilih budaya dan kesenian modern dibandingkan milik bangsa sendiri. Kurangnya antusias dan anggapan ketinggalan zaman menjadi salah sau penyebab melunturnya kebanggaan anak bangsa terhadap kesenian Indonesia.

Nah, sebagai generasi millennial tentunya kamu tidak mau dilabeli sebagai anak muda yang tidak bangga akan Indonesia kan? Biar tetap gaul dan kekinian, ini 5 cara bagi generasi millennial untuk melestarikan kesenian Indonesia.

1. Mulai mencintai kesenian Indonesia dari diri sendiri

5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesiaunsplash.com/@clemono2

Sebelum kamu menggerakkan orang lain, maka gerakkanlah dirimu sendiri. Tanya pada dirimu, bagaimana rasa cinta kamu terhadap kesenian Indonesia? Seberapa luas wawasan kamu tentang kesenian Indonesia? Apa kamu sudah tahu kesenian lokal khas daerahmu?

Nah, ternyata benar kalau kata pepatah "tak kenal maka tak sayang", maka kamu harus kenal dulu dengan kesenian khas Indonesia biar jatuh cinta.

Yuk, mulai berkenalan dengan kesenian-kesenian yang ada di Indonesia. Memang kesenian Indonesia sangatlah banyak, akan sulit berkenalan dengan semua kesenian yang ada di Indonesia.

Nah, kamu bisa mulai dari kesenian lokal yang ada di daerahmu dulu kok. Jadi, tidak ada alasan lagi dong untuk menunda berkenalan sampai jatuh cinta terhadap kesenian Indonesia?

2. Buat komunitas yang bergerak di bidang kesenian Indonesia

5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesiaunsplash.com/rawpixel

Ya, cukup sulit jika harus melestarikan kesenian Indonesia sendirian. Butuh orang-orang yang bergerak pada satu visi yang sama yakni untuk menyebarluaskan semangat dan cinta terhadap kesenian Indonesia. Maka, membentuk komunitas salah satu solusinya. Generasi millennial yang berjiwa produktif, pasti senang banget dong berkumpul di komunitas positif.

Saat ini masih jarang banget ada komunitas yang bergerak di bidang kesenian tradisional. Nah, tentu hal ini jadi kesempatan besar bagi anak muda untuk membangun komunitas kesenian Indonesia.

Misalnya, komunitas tari tradisional, komunitas batik lukis atau bahkan komunitas wayang kulit. Banyak banget kok kesenian Indonesia yang bisa jadi inspirasi kamu membangun komunitas. Dijamin gak bakal kehabisan ide deh!

dm-player

Baca Juga: 7 Musuh Besar Generasi Millennial & Gen Z di Serba Kemajuan Teknologi

3. Mempelajari kesenian Indonesia lewat cara asyik

5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesiaunsplash.com/@rawpixel/collections

Tak hanya sekadar tahu, namun usahakan kalau kamu juga bisa. Ya, setidaknya bisa menguasai salah satu dari kesenian Indonesia. Coba kuasai satu bidang kesenian yang kira-kira kamu banget. Mungkin di bidang seni tari, seni musik, seni rupa atau seni sastra. Banyak cara asyik bagi kamu untuk belajar kesenian tradisional, seperti lewat komunitas, kursus atau belajar otodidak.

Ya benar, belajar otodidak! Caranya bagaimana? Kamu bisa memanfaatkan laptop atau smartphone yang selalu kamu genggam sebagai sarana belajar. Melalui akses media sosial Instagram, YouTube, atau tulisan orang-orang di blog sangat banyak tutorial dan cara mempelajari berbagai kesenian tradisional yang ada di Indonesia.

4. Mengurangi konsumsi kesenian dari bangsa lain

5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesiaunsplash.com/@cgram2000

Di zaman derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi kini, tak bisa dihindari kalau budaya dan kesenian asing begitu cepat sampai dan diterima masyarakat Indonesia. Tak harus sampai menutup diri dengan kesenian bangsa lain, kamu hanya perlu mengurangi konsumsi terhadap kesenian dari negara lain. Kenapa? Karena terkadang kita juga perlu mengetahui dan memiliki wawasan tentang bangsa lain. Be open minded!

Jadilah generasi millennial yang bersikap terbuka namun tetap memiliki prinsip dan batas diri. Jangan sampai kecintaan dan kebanggaan kamu lebih besar dengan kesenian bangsa lain dibandingkan bangsa sendiri. Oke?

5. Memanfaatkan teknologi dan internet sebagai sarana mempromosikan kesenian Indonesia

5 Cara Gaul Millennial untuk Lestarikan Kesenian Indonesiaunsplash.com/@alejandroescamilla

Saat ini akses teknologi berkembang begitu pesat di dunia. Masyarakat sudah mulai beralih dari aktivitas manual ke digital. Perpaduan teknologi dan akses internet membuat kegiatan menjadi serba mudah dan serba bisa. Pun, dalam mempromosikan kesenian Indonesia. Seperti lewat foto, video hingga tulisan yang dibagikan di media sosial, generasi millenial dapat memperkenalkan indah dan kayanya kesenian Indonesia baik kepada masyarakat Indonesia sendiri maupun kepada bangsa lain.

Tentunya, untuk menyebar luaskan konten mengenai kesenian Indonesia lewat media sosial diperlukan akses internet yang kencang alias anti lelet. Nah, jangan khawatir! Kini, ada Smartfren yang memiliki jaringan internet yang sudah didukung dengan #Super4GKuota. Jadi, kamu bisa dengan lancar untuk #KuotakanSuaramu dan #KuotakanMaumu mengenai kesenian Indonesia dengan kecepatan internet 4G, anti loading lama dan tanpa batasan waktu alias 24 jam non-stop. Keren banget kan?

Nah, kalau bukan kita "anak bangsa" yang melestarikan kesenian Indonesia, lalu siapa lagi dong? Kesenian Indonesia adalah harta kekayaan milik bangsa kita, maka harus kita sendiri yang mengelolanya. Selagi muda, yuk lestarikan kesenian Indonesia. Yuk, terapkan 5 cara gaul di atas. Buktikan kontribusi nyata kamu untuk Indonesia tercinta!

Baca Juga: Tuangkan Harapanmu untuk Indonesia dan Menangkan Macbook Air!

Mia Lubis Photo Verified Writer Mia Lubis

Jika ada kesalahan / kekeliruan dalam tulisan saya adalah ketidaksengajaan. Ambil baiknya, buang buruknya. Thanks for reading!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya