5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shaming

Stop book-shaming dari sekarang!

Istilah book-shaming memang jarang diangkat permasalahannya dalam beberapa kanal berita. Namun perlu kamu ketahui bahwa semakin berkembangnya teknologi dan banyaknya penulis-penulis muda lahir di era millenial saat ini, book-shaming seolah semakin marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Book-shaming sendiri adalah sebuah istilah yang menyudutkan seseorang atas jenis buku yang dibacanya. Adanya anggapan bahwa genre buku A lebih baik dari buku B. Book-shaming seolah membuat aktivitas membaca buku menjadi tidak merdeka.

Di bawah ini ada beberapa sikap yang sering tidak kamu sadari bahwa ternyata kamu telah melakukan book-shaming.

1. Membeda-bedakan penulis dan mengagungkan-agung penulis favorit

5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shamingunsplash/acharki95

Kamu menganggap bahwa penulis favoritmulah yang terbaik. Karya-karyanya adalah sebuah karya yang sangat hebat. Dan kamu memandang bahwa penulis lain yang tak kamu sukai, karyanya biasa saja dan kamu sering mengejek karya tersebut.

Hal tersebut adalah sikap yang nyatanya adalah book-shaming. Kamu hanya menganggap hebatnya sebuah buku hanya dari siapa pengarangnya bukan isinya.

2. Memandang rendah buku dengan genre yang menurutmu tidak layak dibaca

5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shamingunsplash/gaellemarcel

Sering mengejek orang-orang yang suka membaca buku dengan tema semacam romance dan buku-buku dengan tema sendu. Kamu menganggap bahwa hanya buku-buku yang bertema macam filsafat, sejarah atau kritik sosial sajalah yang sebaiknya dibaca.

Dengan membedakan dan mengintimidasi orang lain atas genre buku apa yang mereka baca, itu sudah menjadi bentuk book-shaming yang tidak disadari.

Baca Juga: Ternyata Millennial di Malaysia Juga Malas Membaca Lho!

dm-player

3. Merasa paling pintar setelah membaca buku yang sulit dipahami

5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shamingunsplash/radu_marcusu

Membaca adalah proses mencari ilmu. Jika kamu sudah jumawa hanya dengan jenis buku yang kamu baca adalah buku yang dianggap buku yang sulit dipahami. Lantas kamu menyombongkan dirimu dengan ilmu-ilmu yang nyatanya lebih luas dari pengetahuanmu tersebut.

Kamu sering merendahkan orang-orang yang hanya membaca jenis buku yang bertemakan percintaan hanya karena bacaanmu adalah buku karya Plato dan Nietzsche. Ingat itu adalah book-shaming!

4. Menganggap karya para penulis zaman dahulu lebih baik daripada penulis zaman sekarang

5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shamingunsplash/linkhoang

Zaman terus berubah dan waktu terus berjalan. Anggapan bahwa karya-karya penulis zaman dahulu lebih baik dari penulis saat ini menjadi pertanda bahwa kamu adalah orang yang tidak berkembang. Dari sini akan timbul jurang yang membuat membaca hanya menjadi ajang gengsi-gengsian. Bukan menjadi tujuan utamanya yaitu mendapatkan ilmu.

5. Mendewakan satu genre buku

5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shamingunsplash/anniespratt

Kamu hanya menyukai satu genre buku dan memandang remeh genre-genre buku yang lain. Ingat bahwa semua buku adalah ladang ilmu. Tidak ada yang lebih baik satu sama lain. Semakin kamu membatasi jenis buku yang kamu baca maka semakin dangkal pemikiranmu.

Apakah kamu sering melakukan hal-hal di atas, sebaiknya hilangkan dan mari stop book-shaming!

Baca Juga: 5 Trik Si Kecil Gemar Membaca yang Wajib Diterapkan Orangtua Cerdas

M. Farid Hermawan Photo Verified Writer M. Farid Hermawan

POTONGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya