Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di Aceh

Penulis sempat jenuh dan ingin membuang naskah

Banda Aceh, IDN Times - Pria itu duduk sendiri dalam siang yang terbilang sendu di antara ramainya pengunjung pada sebuah warung kopi di kawasan Lampineung, Kota Banda Aceh, Aceh.

Ia hanya berteman segelas kopi robusta, beberapa batang rokok filter serta beraneka kue basah. Di hadapannya juga tergeletak sebuah buku dengan latar potret seorang wanita. Dipatrikan kata-kata 'Gadis Pelupa' pada sampul buku berwarna hitam itu.

Senyuman hangat hadir dari wajah pria yang memiliki model rambut kucir satu ke belakang tersebut, ketika aku menyapanya. Rokok filter yang membara di antara jarinya, langsung ditarik habis untuk mengakhiri kesendiriannya.

"Adam Zainal." Itulah kata yang keluar dari mulut pria kelahiran Kabupaten Bireuen, 29 tahun silam, saat memperkenalkan dirinya. Nama itu juga tertera pada buku di atas meja sebelumnya yang belakangan kuketahui adalah sebuah novel dan baru diterbitkan September tahun ini.

Akupun meminta kepada pria bersahaja tamatan SMA Swasta Al Muslim Peusangan, Bireuen, itu menceritakan bagaimana pengalaman serta alur cerita dari novel yang baru perdana ditulisnya tersebut. Tak sungkan, ia pun dengan santai menyampaikan setiap jawaban yang ditanyakan.

1. Novel yang beranjak dari kisah nyata si penulis

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehAdam Zainal alias Kinet BE, penulis novel 'Gadis Pelupa' (Foto: Dokumen Pribadi)

"Aku -Kinet BE- tak sengaja bertemu dengan seorang gadis kampung yang sedang mengemban ilmu di ibu kota Banda Aceh di sebuah perjamuan. Gadis itu bernama Lia dan kuberikan julukan Gadis Pelupa karena keunikannya."

"Gadis Pelupa adalah wanita yang kuprioritaskan setelah ibuku. Dia salah satu wanita yang kukagumi selain Ana, Ria, Novi dan Kak Putri. Bagaimana hubunganku dengan Gadis Pelupa? Bagaimana pula hubunganku dengan Ana, Ria, Novi dan Kak Putri? Siapakah yang mendapat restu dari ibuku?"

Dua kutipan di atas merupakan penggalan dari sinopsis novel Gadis Pelupa yang ditulis Adam Zainal. Ternyata kisah dalam novel bertema roman tersebut beranjak dari pengalaman pribadi dari pria yang dikenal dengan nama pena 'Kinet BE' pada setiap karyanya.

Kinet BE -tokoh pria- dalam novel tersebut yang berprofesi sebagai kernet bus antar lintas kota sekaligus jurnalis, tak lain adalah dirinya sendiri. Begitu juga dengan Lia -tokoh perempuan- dan nama-nama seperti Kak Putri, Ana, Novi, Muammar, Biily, serta tokoh lainnya, semua nyata.

2. Meski bernuansa roman, namun tak luput menyentil kehidupan sosial di Aceh

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehSuasana Masjid Raya Baiturrahman sebelum pelaksanaan Salat Iduladha (IDN Times/Saifullah)

Adam mengatakan, sesuai dengan tema yang diusungnya, novel Gadis Pelupa bercerita tentang kehidupan asmara muda-mudi di Tanah Rencong. Meskipun demikian, kehidupan sosial, budaya, dan politik di Aceh tak luput untuk disinggung.

"Lebih ke roman, karena ini bisa dikatakan novel remaja. Cuma sedikit menyentuh budaya, sosial, pemuda, dan politik juga menyentuh di sini cuma tidak terlalu jauh," jelasnya," kata Adam menceritakan.

Bukan tanpa alasan pria kelahiran Jangka, Kabupaten Bireuen tersebut, memadukan alur ceritanya. Ada pesan yang ingin ia sampaikan kepada para pembaca terutama bagi kawla muda melalui setiap kata, kalimat, maupun paragraf dalam novel Gadis Pelupa.

Ia mencontohkan, tokoh perempuan bernama Lia misalnya. Gadis kampung yang tidak mengubah kebiasaannya yang santun meski telah tinggal di kota.

"Kita harus mengenal Aceh, selaku budaya kita. Walaupun kita dari kampung dan pindah ke kota. Mengapa kehadiran Lia di novel ini menjadi menarik, karena dia tetap menjadi gadis desa ketika berada di kota," ungkapnya.

Baca Juga: 9 Film Thriller Adaptasi dari Novel, Ada yang Mau Tayang!

3. Sekilas cerita dalam novel 'Gadis Pelupa'

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehNovel 'Gadis Pelupa' karya Adam Zainal (Foto: Dokumen Pribadi)

Pria yang pernah menjadi kernet bus antar lintas kota kelahiran Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka ini pun, sekilas menceritakan alur dari novelnya. Terutama, pada bagian konflik yang terjadi antara pemuda bernama, Kinet BE dengan seorang gadis bernama, Ana.

Kinet BE, merupakan seorang pemuda asal Kabupaten Bireuen yang berprofesi sebagai kernet bus antar kota sekaligus jurnalis. Ia kerap melakukan perjalanan ke berbagai daerah.

Ketika jenuh melanda, ia pun pergi ke Kota Banda Aceh hanya untuk mencari hiburan dan bisa menetap di daerah ibu kota provinsi tersebut hingga sepekan. Itu dilakukannya sebulan atau dua bulan sekali. Tergantung keinginannya.

Sementara tokoh Lia, merupakan gadis desa yang sedang menempuh pendidikan di Kota Banda Aceh. Lia memiliki hubungan dekat dengan Kinet BE. Meski tidak secara langsung, namun keduanya sering bertemu dan berkomunikasi melalui aplikasi pesan singkat. Pemuda itu pun mengganggumi keunikan gadis ini.

Sedangkan Ana, tokoh wanita lainnya, adalah gadis yang pernah menjalin hubungan dengan Kinet BE. Akan tetapi, keduanya telah berpisah.

Konflik yang terjadi dalam novel 'Gadis Pelupa' diceritakan Adam, lahir ketika Ana, kembali mencari Kinet BE setelah empat tahun berpisah.

dm-player

"Ana yang sudah lama menghilang, sekitar empat tahun. Lalu dia kembali lagi ke si pemuda dalam novel ini. Bahkan ia melacak keberadaan si pemuda itu. Padahal mereka sudah tidak ada lagi hubungan selama empat tahun," cerita Adam singkat.

Kembali mengutip sinopsis pada novel berjudul 'Gadis Pelupa', "Siapakah yang mendapat restu dari ibuku?

4. Tak mudah menyelesaikan naskah cerita, bahkan pernah ingin membuangnya

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehAdam Zainal alias Kinet BE, penulis novel 'Gadis Pelupa' (Foto: Dokumen Pribadi)

Novel 'Gadis Pelupa' kini telah mewarnai dunia penulisan fiksi di Aceh, bahkan Indonesia. Namun, ada kisah lain di balik cerita awal sebelum diterbitkan.

September 2019 silam, menjadi titil awal Adam memulai tulisan. Facebook menjadi tempatnya berkisah tentang seorang gadis unik yang ia sukai, tentunya dengan dibumbui komposisi dari cerita fiksi.

Menggugah. Respon positif pun hadir. Tak hanya dari kalangan orang-orang terdekatnya saja, namun juga netizen yang membaca. Ia disarankan untuk meneruskan kisah yang ditulisnya dan dikemas menjadi sebuah novel.

"Dari situlah saya beranjak untuk fokus menyelesaikan," ungkap Adam.

Selama proses, rasa jenuh pernah menghampiri Adam, hingga lembaran-lembaran naskahnya sempat tertidur, bahkan hingga berbulan-bulan. Itu berlangsung sampai para kerabat serta orang terdekat yang selama ini mendukung menyadarkannya. Mereka menyarankan agar tulisan itu segera diselesaikan, calon novel kalau itu dinilai memiliki alur cerita yang menarik.

Kritik dan saran terus dari mereka yang paham dan suka membaca novel, mengalir di setiap kata yang ia tulis. Kegiatan membedah dan merevisi tak luput mengiringi kelahiran novel 'Gadis Pelupa' tersebut.

"Jadi kendalanya terkadang hanya kejenuhan doang, tidak ingin melanjutkan lagi. Bahkan sempat beberapa bulan berhenti menulis dan ingin membuang naskah ini karena tidak ada mood lagi untuk menerbitkannya. Namun ada kawan-kawan yang memberi support," pemuda itu berkisah.

Hampir setahun berlalu, tepatnya September 2020, novel pria yang memiliki ilmu di dunia jurnalis dan sering membaca berbagai novel maupun cerita pendek itupun terbit melalui salah satu penerbit di Cirebon.

Meskipun demikian, ia yang aktif menulis di media, mengaku tidak akan bisa menyelesaikan naskah-naskah cerita dari novelnya apabila tidak didukung oleh orang-orang terdekat.

"Selain itu, mungkin tidak luput juga dari dorongan kawan-kawan sehingga saya mau membuat tulisan menjadi novel," imbuh pria dengan nama pena Kinet BE itu.

5. Bagi penulis pemula, jangan menyerah untuk menyelesaikan sebuah karya

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehAdam Zainal alias Kinet BE, penulis novel 'Gadis Pelupa' (Foto: Dokumen Pribadi)

Memiliki keahlian mengolah kata-kata menjadi sebuah cerita, tidak membuat Adam meninggi. Ia bahkan memberikan motivasi serta tips bagi para penulis pemula.

Untuk menjadi seorang penulis, modal utama yang harus dimiliki dikatakan Adam, harus berani memulai, tekun, dan tentunya fokus untuk menyelesaikan serta tidak mudah menyerah.

"Jangan kita mudah goyang dengan komentar dan kritikan yang tidak mendongkrak kita maupun memupuskan semangat kita untuk menulis," disarankannya.

Kritikan yang diutarakan dari pembaca juga harus didengar. Terutama mereka yang juga memberikan saran dalam menyelesaikan tulisan. Kritikan yang disampaikan adalah bentuk kepedulian mereka terhadap karya tulis si penulis.

"Kita juga harus melihat, kritikan yang bagaimana yang mendukung kita atau menjatuhkan kita. Terkadang memang ada kawan yang mengkritik kita dengan memberikan saran. Itu mereka peduli dengan kita," jelas Adam.

6. Awali tulisan dengan kata-kata yang ingin ditulis

Gadis Pelupa, Novel Karya Adam Soal Kehidupan Asmara di AcehMy Album

"Bagaimana mengawali tulisan?" Kalimat itu hampir sering terdengar dari para penulis pemula yang ingin membuat sebuah tulisan.

"Sebenarnya mudah. Kita awali saja dari mana kita mau," ujar Adam menyarankan.

Jangan ragu untuk memulai. Tulislah apa yang mau ditulis. "Kan tulisan itu hak kita, dari mana yang mau kita mulai. Jadi saya dalam memulai tulisan, untuk novel sendiri, saya tidak punya keraguan dan ketakutan."

Baca Juga: Tentang Self Improvement, 5 Rekomendasi Buku Karya Penulis Indonesia

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya