Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di Aceh

Tak hanya kucing lokal, kini juga telah pelihara kucing ra

Banda Aceh, IDN Times  - Wanita itu berjalan menyusuri taman kecil yang panjangnya sekitar 15 meter dan lebarnya 3 meter membentuk siku-siku. Langkahnya sedikit terpacu hingga melahirkan sayup-sayup derup ketika matahari beberapa senti mulai merambat ke barat. Sementara kedua tangannya terus berusaha menyeimbangi dua talam berisi ikan rebus yang ditadah.

Sontak, langkah yang mengandung aroma itu mengundang lirik. Kucing-kucing yang sedang bermalas-malasan di berbagai sudut taman maupun dengan kesibukan lainnya, mulai tertuju pada satu arah.

Eongan -suara kucing- bersahut. Mata memelas dipancarkan. Seumpama meminta serta memohon untuk berhenti dan memberikan secuil daging manis dari ikan rebus yang dibawa.

Wanita itu berhenti melangkah tepat di depan altar beton berukuran 2x2 meter beralas potongan karpet berwarna hijau yang ada di pojokan taman. Berlahan dua talam di tangannya diturunkan sembari bibirnya melafazkan beberapa nama seolah memanggil.

“La Bamba, La Macarena, Moccacino, ayo, ayo, ayo, makan, makan.” Spontan kucing-kucing tadi kocar-kacir berlarian. Menghampiri untuk memenuhi panggilan.

Seketika altar berhias lukisan keasrian desa dengan hamparan persawahan itu pun dipenuhi puluhan kucing dengan berbagai jenis dan ukuran. Masing-masing mencari posisi terbaik di pinggir talam. Saling sikut pun terjadi dan tak bisa dihindari, namun segera dapat direlai.

Talam berisi ikan rebus lainnya kembali didatangkan oleh dua orang lainnya. Wadah plastik itu kemudian diserahkan kepada ibu satu anak kelahiran Bandung, Jawa Barat, yang belakangan diketahui bernama Natalina Cristanto.

“Hei pelan-pelan, jangan berebutan, ini masih ada lagi ikannya,” ujar Natalina melerai sambil berlahan menurunkan talam yang baru diterimanya.

Satu persatu kucing-kucing tadi mulai menjauh dari kerumunan dan meninggalkan talam yang baru sekitar 20 menit diletakkan. Sementara Natalina masih setia menunggu sambil mengelus kucing-kucing yang sedang makan. Terutama kucing-kucing anakan yang kemungkinan kurang mendapatkan jatah makanan ketika dihidangkan.

1. Bukan pecinta kucing biasa, namun gemar menyelamatkan kucing jalanan yang masih anakan

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehNatalina, beserta puluhan kucing peliharaannya (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Natalina adalah salah seorang pecinta kucing. Ia bercerita bahwa dirinya sudah menyukai dan memelihara hewan yang juga dikenal dengan nama Felis Catus tersebut sejak kecil.

Kala itu ia hanya memelihara beberapa ekor saja, bahkan wanita berusia 40 tahun ini sempat vakum untuk merawat hewan tersebut.

Ketertarikannya terhadap kucing kembali timbul usai dirinya pindah ke Aceh dan mulai berkeluarga. Meskipun demikian, ia belum mau memelihara dan hanya sekedar memberikan perhatian.

"Jadi setelah 2012 saya pindah ke Banda Aceh, di situlah saya mulai coba namun belum memelihari hanya sekedar memberi makan kucing yang datang di depan rumah," ujar Natalina menceritakan.

Keinginan untuk merawat kucing kembali timbul dibenak wanita yang kini bekerja sebagai Representative Officer KPJ Tawakkal KL-Malaysia Perwakilan Aceh tersebut. Kala itu putranya yang baru pulang sekolah, membawa seekor kucing dengan kondisi perut buncit, mata tertutupi kotoran, dan dikerumuni lalat.

Kucing yang masih anakan itu didapat dari tempat pembuangan sampah. Iba dan kasihan dengan kondisinya, putranya meminta Natalina untuk mengobati. “Ma obatinlah-obatin, anak kucingnya kasihan.”

Tindakan untuk menyelamatkan kucing anakan terlantar terus dilakukan putra dari wanita yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani hingga beberapa kali. Selama proses tersebut, tidak semua selamat, ada juga yang mati.

"Yang selamat sampai besar, kemudian kita lepas lagi," kata Natalina.

Tak hanya yang ditemukan di jalanan, ketika sedang berada di warung maupun kafe Natalina beserta putranya pun akan membawa pulang anak kucing liar. Kucing-kucing itu kemudian mendapatkan perawatan yang semestinya agar tetap hidup.

2. Tak lagi melepaskan kucing yang telah diselamatkan dan mulai memeliharanya hingga kucing ras

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehKucing-kucing milik Natalina (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Kucing-kucing anakan yang masih hidup dan telah dewasa, biasanya akan dilepas kembali karena dianggap telah mampu bertahan hidup. Ntah kenapa belakangan, putra Natalina meminta untuk tidak melepas lagi kucing-kucing yang ada.

"Ma jangan dilepas lagi lah, kasihan. Nanti gimana mereka misalnya ada apa-apa," tiru Natalina.

Wanita yang pernah menjadi relawan medis ketika tsunami melanda Aceh 2004 silam ini pun mempertimbangkan permintaan sang anak usai melihat langsung bagaimana anaknya begitu sayang dengan kucing-kucing tersebut dan mau merawatnya.

Sejak saat itulah atau tepatnya 2017, keluarga Natalina mulai memelihara kucing di dalam rumah. Hanya tujuh ekor kucing kampung yang awalnya dipelihara.

Keberanian untuk memelihara kucing ras pun timbul setelahnya. Wanita bersuku Sunda kelahiran Bandung ini, menghadiahkan sang anak seekor kucing dengan ras berbulu panjang.

Sayang, minimnya pemahaman dimiliki saat itu ditambah lagi masih langkanya klinik hewan di Kota Banda Aceh, membuat kucing ras yang dipelihara mati.

dm-player

Baca Juga: 5 Fakta Oncilla, Ras Kucing Liar yang Disebut Sebagai Kucing Harimau

3. Kini memelihara berbagai jenis kucing ras

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehSatu ekor kucing ras milik Natalina (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Natalina kembali membeli kucing ras, namun kali ini dirinya berupaya untuk belajar bagaimana merawat agar kucing tidak mati.

Bahkan berbagai pelatihan dan seminar tentang hewan di dalam maupun di luar Aceh, diikuti untuk menambah wawasan mengenai cara memelihara hewan yang baik.

"Ketika itu baru kita berani mengambil dan memelihara ras-ras -kucing- murni. Bukan lagi hasil namun sudah murni dan -kucing ras- pertama yang dipelihara itu si Bengal," katanya.

Setelah memelihara kucing ras Bengal, Natalina kembali memelihara kucing ras Mainecoon. Setelah itu, ia pun memelihara beberapa jenis kucing ras lainnya, seperti ocicat, abbysinian, american curl, exotic, persia, sphynx, munchkin, dan kinkalow.

Wanita berusia 40 tahun ini juga masih tetap memelihara kucing lokal, yakni jenis berbulu panjang dan ada berbulu pendek.

4. Membubuhkan nama-nama unik pada kucingnya

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehKucing ras milik Natalina (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Jumlah kucing yang dipelihara oleh Natalina ada 65 ekor, dengan 27 ekor di antaranya merupakan kucing kampung hasil penyelamatan di jalanan. Jumlah tersebut dikatakan tidak tetap, bisa berubah-ubah setiap pekannya sesuai kucing yang ia selamatkan.

"Setiap minggu akan berbeda jumlahnya. Pernah paling terbanyak itu mencapai 76 ekor," ucapnya.

Untuk mengenal semua kucing yang ia pelihara, ibu satu anak ini pun menyematkan nama untuk hewan peliharaannya tersebut, seperti Fujiama, Everest, La Bamba, La Macarena, Moccacino, Americano, Macchiato, Atta Macchiato, dan nama-nama panggilan lainnya.

Bukan tanpa sebab, nama-nama itu diberikan Natalina disesuaikan dengan latar belakang kucing serta karakternya. Meski ada juga yang dibubuhkan sesuai mata pelajaran putranya.

"Misalnya dikala anak saya sedang mempelajari tentang pegunungan, maka ketika ada anak kucing lahir dan kebetulan dari ras Bengal maka saya namakan Fujiama, Everest, Rinjani, dan nama-nama pegunungan," katanya

"Pokoknya tematik, ada yang nama mobil maupun judul lagu, nama penyanyi luar bahkan nama-nama kopi," imbuh ibu satu anak ini.

5. Sering menang lomba mulai tingkat provinsi hingga internasional

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehSebagian plakat dan mendali yang diraih kucing-kucing milik Natalina (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Tak sekedar hanya memelihara jenis kucing ras serta beberapa ekor kucing kampung yang ia dapatkan di jalanan, Natalina ternyata juga melombakan hewan-hewan imut miliknya tersebut.

Berbagai tingkat perlombaan penampilan kucing pun coba ia ikuti sejak 2017, mulai dari setingkat provinsi hingga internasional. Berbagai penghargaan pun diraih. Itu dapat dilihat dari sebagian rumah Natalina yang nyaris dipenuhi medali perlombaan dari festival kucing.

"Untuk event internasional saya juga pernah dapat juara terbaik sesuai kategori. Si Fredo, yang kupingnya kriting ini mendapatkan Best Indonesian Cat tahun 2019,” ungkapnya.

6. Jiwa keibuan yang membuat Natalina rela merawat kucing-kucing jalanan

Kisah Natalina, Perempuan Penyelamat Kucing Jalanan di AcehNatalina, beserta puluhan kucing peliharaannya (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Perawatan kucing menjadi aset penting bagi Natalina, bahkan ibu satu anak ini rela merogoh koceknya hingga Rp2 juta hanya untuk merawat kucing-kucing kesayangan tersebut.

Uang itu biasanya digunakan membeli pasir, pakan, vaksin, perlengkapan mandi dan keperluan lainnya untuk kucing-kucingnya.

Bukan tanpa sebab tindakan itu dilakukannya. Rasa iba dan keibuan yang dimiliki menjadi alasan ibu satu anak ini rela mengeluarkan uangnya hanya untuk memelihara serta menyelamatkan berbagai kucing jalanan, khususnya anakan.

"Yang membuat itu mungkin jiwa keibuan ya. Karena yang saya bawa kucing anakan, sebab mereka belum tentu bisa survival," ungkapnya.

Baca Juga: Biar Akur, Ini 5 Cara Ampuh Mencegah Kucing Berkelahi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya