Penantian Bertahun Terwujud, Asa Para Penerima Kaki Palsu di Aceh

Sudah menanti bertahun-tahun untuk bisa berjalan lagi

Banda Aceh, IDN Times - Pria itu sempat terlihat celingak-celinguk ketika dirinya baru saja turun dari mini bus penumpang yang ia tumpangi.

Sesaat kemudian, matanya tertuju ke seberang jalan. Ke arah kumpulan beberapa warga di halaman rumah yang pampletnya bertuliskan Blood For Life Foundation.

Langkahnya tak seimbang ketika berupaya membelah lalu lintas Jalan Gabus yang ada di kawasan Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.

Jika dilihat secara detail, mungkin karena ada perbedaan pada kakinya yang begitu kontras. Bentuk kaki kanannya tak seperti orang kebanyakan. Bentuk ujungnya hanya terlihat sebesar kepalan tangan yang dibalut kain.

Tiba di rumah tersebut, pria yang menyandang tas ransel berwarna hijau tosk itu lalu duduk di kursi plastik biru tepat di sebelah gerbang. Perlahan, ia singkap sisi kanan celana olahraga yang ia kenakan sampai ke lutut. Benda terbalut kain yang sedari tadi terlihat menopang kaki bagian kanannya itu dilepas.

Lega tersirat di wajah pria yang belakangan diketahui bernama Rahmat Ayani (34) tersebut. “Ini terlalu panjang, karena memang bukan ukuran saya. Jadi susah memakainya,” kata Rahmat kepada IDN Times, pada Rabu (24/3/2021).

1. Asa Rahmat dengan adanya kaki palsu baru

Penantian Bertahun Terwujud, Asa Para Penerima Kaki Palsu di AcehWarga yang menerima kaki palsu (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Rahmat adalah salah seorang penerima bantuan kaki palsu yang diberikan dari Lembaga Blood For Life Foundation (BFLF) Aceh bekerja sama dengan Kick Andy Foundation. Pria asal Kecamatan Langsa Kota, Langsa itu mengaku, jika dirinya sangat membutuhkan alat bantu tersebut sejak kaki kanannya diamputasi pada 2018 silam.

Selama ini ia hanya memanfaatkan kaki palsu bekas yang sudah rusak milik temannya. Itupun baru diterima oleh pria yang sehari-hari berprofesi sebagai penarik becak bermotor tersebut satu tahun belakangan ini.

Alasannya, demi tetap bisa menarik becak bermotor dan menafkahi keluarga, mau tidak mau Rahmat pun menerima kaki palsu bekas milik temannya tersebut.

“Itu dikasih teman karena dia udah ada lain, udah itu yang dikasih ini pun sudah rusak memang sehingga mau tidak mau saya ambil saja,” ungkapnya.

Jika dilihat memang kondisi kaki palsu bekas milik teman Rahmat memang terbilang sudah tidak layak lagi. Telapak kaki palsunya sudah tidak ada, selain itu ukurannya sendiri tidak sesuai dengan ukuran kaki Rahmat.

Hal ini yang kemudian membuat pra berusia 34 tahun tersebut jarang menggunakannya untuk berjalan selain hanya ketika mengendarai becak bermotor saja.

“Sudah coba saya rombak, tetapi tidak bisa juga digunakan untuk berdiri maupun berjalan. Kalau jalan harus ditarik-tarik begitu. Kaki palsu yang ada selama ini hanya saya gunakan untuk menekan rem tetapi kalau berjalan tetap menggunakan tongkat,” imbuh Rahmat.

Dari balik masker hitam yang menutup mulutnya, pria itu menceritakan secara singkat awal mula ia kehilangan salah satu kakinya. Kejadian itu terjadi tahun 2016 silam, saat dirinya diketahui mengidap kanker tulang.

Berbagai upaya untuk mengobati penyakit tersebut telah dilakukan hingga akhirnya, tahun 2018, pria asal Langsa Kota ini disarankan untuk mengamputasi kaki kanannya. Berat bagi Rahmat mendengarnya, namun ia tidak punya pilihan lain guna mencegah menyebarnya kanker itu di dalam tubuhnya.

Sejak itu, pria yang ketika dijumpai mengenakan baju berwarna abu-abu, harus merelakan salah satu kakinya. Ia pun mulai menggunakan tongkat penopang untuk membantunya berdiri hingga beberapa tahun.

Rahmat begitu bersemangat ketika tahu bahwa dirinya dinyatakan sebagai salah seorang penerima kaki palsu dari BFLF Aceh. Ia bahkan rela menempuh perjalanan dari Langsa ke Banda Aceh, Selasa (23/3/2021) malam, dengan menggunakan kaki palsu rusak yang hanya dimilikinya saat ini.

“Saya kemari dari Langsa sengaja menggunakan kaki palsu ini, karena kalau naik mobil kan susah membawa tongkatnya sehingga gak saya bawa,” ujar Rahmat.

Ia sangat berharap, jika kaki palsu yang bakal diterimanya ini bisa memudahkannya untuk berdiri hingga mampu bekerja lagi. Ia pun begitu bahagia ketika mendapatkan kabar bahwa kaki palsu yang akan diberikan kepadanya kemungkinan bisa digunakan saat lebaran nanti.

“Ya harapannya lebaran ini sudah bisa memakai kaki palsu,” ujar Rahmat sambil tersenyum.

dm-player

Baca Juga: Ketua KPK Sebut Ada 14 Kasus Korupsi di Aceh selama 2004-2020

2. Kebahagiaan Firdan yang menanti kaki palsu baru sejak kelas 2 SD

Penantian Bertahun Terwujud, Asa Para Penerima Kaki Palsu di AcehWarga yang menerima kaki palsu (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Tidak hanya Rahmat saja penerima bantuan, di rumah yang merupakan kantor BFLF Aceh tersebut ada sejumlah warga lainnya dari berbagai usia. Kondisi mereka juga membutuhkan kaki palsu.

Firdan Aldwiyansa misalnya. Remaja asal Aceh Tamiang, yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP) ini sudah tidak memiliki kaki kanan sejak ia lahir. Malah, ia baru menggunakan kaki palsu untuk pertama kali ketika dirinya duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar (SD).

Awalnya Firdan mengaku nyaman dengan kaki palsu yang ia kenakan, namun lama kelamaan dirinya merasa jika ukurannya sudah tidak lagi sesuai. Hal itu seiring dengan pertumbuhan tubuh darinya. “Kelas 4 SD mulai merasa sakit karena kekecilan,” kata Firdan.

Ayah Firdan hanya seorang buruh. Kondisi ini yang kemudian membuat Firdan mau tak mau harus tetap memanfaatkan kaki palsu tersebut.

Kabar adanya bantuan kaki palsu dari BFLF bekerja sama dengan Kick Andy Foundation yang tersebar di media sosial ternyata juga diketahui oleh ayah Firdan. Dari informasi tersebut sang ayah lalu mengajukan Firdan menjadi salah satu calon penerima bantuan.

Usai dinyatakan berhak mendapatkan bantuan kaki palus, Firdan beserta sang ayah berangkat dari Aceh Tamiang ke Banda Aceh, pada Selasa (23/3/2021) malam.

Selama dilakukan pengukuran, remaja ini hanya duduk diam. Matanya tak banyak teralihkan dan fokus melihat lihainya tangan pekerja dari tim pengukur kaki palsu yang sedang mengukur kakinya.

“Alhamdulillah senang bisa dapat kaki palsu yang baru,” ucap Firdan.

3. BFLF coba wujudkan harapan mereka

Penantian Bertahun Terwujud, Asa Para Penerima Kaki Palsu di AcehWarga yang menerima kaki palsu (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Lembaga Blood For Life Foundation (BFLF) Aceh dipercaya oleh pihak Kick Andy Foundation untuk menyalurkannya kaki palsu kepada masyarakat Aceh kurang mampu. Dalam tahapan ini, lembaga yang dipimpin oleh Michael O Alexander Chan tersebut hanya menerima 36 orang penerima dari 200-an pemohon.

"Kouta yang diberikan Kick Andy ada 36 disebabkan karena terbatas. Oleh karena itu dipilih, yang utama untuk kepala keluarga, anak sekolah, dan orang yang sangat produktif,” kata Michael, saat dijumpai di lokasi pembuatan kaki palsu, Rabu (24/3/2021).

Alasan lembaga ini menyelenggarakan pembuatan kaki palsu dikarenakan banyaknya laporan permintaan yang mereka terima dari masyarakat.

Bahkan Michael sendiri menduga, jumlah orang yang membutuhkan kaki palsu di Aceh lebih 200-an orang seperti laporan sementara di mereka. Oleh karena itu, pihaknya masih akan terus melakukan kegiatan yang sama ke depannya.

“Kami yakin, jumlah tidak hanya 200-an, tetapi dua kali lipat. Kami juga akan bermohon lagi kepada Kick Andy untuk tahap berikutnya,” kata Michael.

Tak hanya itu, ketua BFLF Aceh ini juga berharapa pemerintah daerah mulai tingkat provinsi maupun kabupaten/kota bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kaki palsu.

Michael mengatakan, kegiatan hari ini merupakan tahap pengukuran. Nantinya hasil ukuran dari setiap penerima, akan dibawa ke Surabaya, Jawa Timur untuk dibuatkan kaki palsu.

“Insyaallah sekitar sebulan sudah bisa kita bagikan. Nantinya semua peserta akan dilaksanakan pemasangan dan cara berjalan,” ujarnya.

Baca Juga: Kepala Desa di Aceh yang Ditembak OTK Akhirnya Meninggal Dunia 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya