5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!

#IDNTimesLife Batik juga jadi media pemersatu bangsa

Semangat mencintai batik pada diri masyarakat Indonesia sudah gak perlu dipertanyakan lagi. Di Hari Batik, bisa dilihat jika banyak orang akan berbondong-bondong memakai batik, bahkan ketika menghadiri undangan pernikahan pun rata-rata kini orang mengenakan batik.

Sayangnya, gak bisa dipungkiri bila masih ada banyak tantangan yang harus dilalui untuk melestarikan batik hingga mengenalkannya di mata dunia. Berdasarkan rilis dari Institut Pluralisme Indonesia atau IPI yang diterima IDN Times, berikut alasan kenapa batik #IndonesiaBikinBangga dan kenapa pula kita harus bangga dengan batik Indonesia

1. Batik sebagai media pemersatu bangsa

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!Anak-anak perempuan dari para pembatik di Desa Jeruk, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mulai mempelajari batik antara usia 6-15 tahun. (dok. Institut Pluralisme Indonesia)

Di dalam negeri, batik merupakan salah satu kain nasional Indonesia di antara beragam wastra Nusantara lain, seperti tenun dan ikat. Dari Sabang sampai Merauke, semua hampir memiliki batik khas daerahnya masing-masing.

Bahkan, menurut William Kwan, pemerhati batik dan pendiri Institut Pluralisme Indonesia (IPI), batik dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan sehingga batik dapat dikatakan sebagai pemersatu bangsa. “Batik dikenakan dalam berbagai kesempatan oleh individu, lembaga, dan kelompok sosial budaya di Indonesia. Artinya, batik mempersatukan kita dari sisi wastra. Itulah mengapa batik menjadi media pemersatu,” katanya.

Berdasarkan konsensus di Indonesia, yang disebut kain batik adalah batik tulis, batik cap, serta kombinasi batik tulis dan batik cap. Sementara untuk batik printing disebut sebagai tekstil bermotif batik, bukan batik.

“Proses pembuatannya tidak menggunakan cairan malam panas dan bukan warisan nenek moyang. Teknologi printing ini baru dikenal oleh Indonesia sejak sekitar tahun 1970,” imbuhnya.

2. Hanya budaya batik Indonesia yang sudah diakui UNESCO

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!Kegiatan pembatik tulis di Desa Jeruk, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Lingkungan dan keluarga sangat mempengaruhi minat dan upaya seseorang dalam mempelajari batik tulis. (dok. Institut Pluralisme Indonesia)

Budaya batik sesungguhnya bisa ditemukan di banyak negara, termasuk Cina, India, Jepang, Malaysia, Sri Lanka, dan Afrika Barat. Karena itu, batik pun merupakan budaya dunia.

Namun, dari sekian banyak budaya batik di dunia, yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO hanyalah batik Indonesia. Dalam inskripsi UNESCO, dijelaskan bahwa budaya batik itu harus memenuhi berbagai kriteria, termasuk tinjauan sejarah bahwa sudah sejak lama budaya batik melebur dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

“Pengakuan UNESCO merupakan kesempatan berharga untuk melestarikan dan mengembangkan budaya batik sebagai warisan nenek moyang Indonesia sesuai perkembangan zaman," ujar William.

Ia memandang, pengakuan UNESCO terhadap budaya batik Indonesia menjadikan batik Indonesia punya brand image yang kuat. Namun, brand image tersebut masih belum dioptimalkan. Terkait dengan budaya batik, berarti teknik membatiknya pun diakui oleh UNESCO, yaitu menggunakan alat canting dan cap untuk menorehkan cairan malam panas.

“Penegasan ‘cairan malam panas’ ini menjadi penting, karena belakangan beredar pula batik dengan teknologi printing yang memakai malam dingin, yang dapat disalahgunakan sehingga seakan-akan batik tulis,” tutur William.

3. Batik menyimpan sejarah budaya yang sangat panjang

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!Kegiatan membatik anak-anak Sanggar Batik Anak (SBA) di Dusun Gading, Kecamatan Pancur, kabupaten Rembang yang dilakukan 2x dalam seminggu. (dok. Institut Pluralisme Indonesia)

G.P. Rouffaer, peneliti dari Belanda, memperkirakan, budaya batik Indonesia diperkenalkan dari India atau Sri Lanka pada abad ke-6 atau ke-7 Masehi. Namun, menurut William pendapat ini sulit dikonfirmasi.

dm-player

“Agak sulit menelusuri sejak kapan batik Indonesia mulai lahir. Karena, iklim Indonesia yang cenderung lembap membuat kain tidak mungkin disimpan lama. Yang jelas, sejak zaman Sultan Agung, sekitar tahun 1600-an, istilah ‘batik’ muncul dalam dokumen tertulis,” tegasnya.

William memperkirakan, secara umum koleksi tertua kain batik Indonesia berusia sekitar 200 - 300 tahun. Dengan demikian, kita tidak bisa lantas mengklaim bahwa teknik batik pasti berasal dari Indonesia. Namun lain halnya dengan canting yang memang ditemukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

"Berkat canting, batik jadi sangat rapi dan halus, karena ujung canting itu serupa ujung pulpen dan memiliki beberapa ukuran. Sebelum canting ditemukan, orang membatik dengan bambu atau kayu yang diruncingkan, sehingga hasilnya tidak bisa rapi,” ujarnya.

Baca Juga: 10 Inspirasi Set Batik Kondangan, Kekinian ala Anak Muda

4. Sejak dulu hingga kini memakai pewarna alami

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!Ibu Juniah, pembatik di desa Warugunung kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, sedang mengajari anak-anak untuk mengenal Batik Lasem Warugunung. (dok. Institut Pluralisme Indonesia)

Batik Indonesia sudah menggunakan pewarna alami sejak zaman dahulu kala. Bahan-bahan pewarna diambil dari alam, termasuk kayu, bunga, akar, buah, dan juga hewan.

Contohnya, warna biru diambil dari tanaman nila atau indigo, warna merah dari kulit akar mengkudu yang diperkuat dengan tumbukan kayu jirek, serta warna soga dari campuran berbagai jenis kulit kayu tegeran, tingi, dan jambal. Hanya saja, proses pembuatan pewarna alami ini memang lama dan rumit.

“Ketika bicara soal batik ramah lingkungan, kita akan melihat batik dari sisi proses produksi. Yang paling signifikan adalah urusan pewarna. Sepanjang proses pembuatannya menggunakan pewarna alami, batik itu ramah lingkungan. Dalam artian, tidak ada limbah yang membahayakan lingkungan hidup. Namun, pengertian ramah lingkungan perlu diperluas. Kalau pohon kita tebang untuk diolah menjadi pewarna dan lahannya tidak ditanami lagi, artinya jadi kurang ramah lingkungan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, banyak pewarna sintetis (yang lazim dipakai sejak 1920-an) terbilang gak ramah lingkungan. Perlu dicari bahan pewarna sintetis yang lebih ramah lingkungan atau diupayakan agar limbah pewarnaan sintetis diolah hingga aman bagi lingkungan hidup, sebelum kemudian boleh dibuang.

5. Kaya akan motif dan warna

5 Alasan Kamu Harus Bangga dengan Batik Indonesia, Diakui UNESCO!Batik Tulis Batang (dok. dok. Institut Pluralisme Indonesia)

Gak hanya di Jawa, batik dari berbagai daerah di Indonesia menampilkan motif yang luar biasa banyak dan warna yang khas. Setiap desain mengungkap makna tersendiri pula. Meski demikian, bukan berarti batik kemudian hanya dibuat dalam motif dan warna yang klasik.

Penyesuaian desain batik terhadap perubahan zaman sangat dibutuhkan untuk menjamin sustainability dalam budaya dan industri batik. Hal ini, menurut William, terkait erat dengan pengembangan produk batik yang sesuai pada selera generasi muda.

“Jika anak muda menyukai batik, mereka akan siap untuk terus aktif mempromosikan, membuat, dan mengenakan batik di masa mendatang. Hal ini menjamin kesinambungan regenerasi budaya dan industri batik Indonesia,” terangnya.

Demikian lima alasan penting yang wajib kamu ketahui agar lebih merasa bangga dengan batik Indonesia. Yuk, bantu lestarikan batik Indonesia dengan mengenakannya dalam berbagai kesempatan yang ada. Bisa kamu padupadankan sesuai dengan kebutuhan, lho!

Baca Juga: 12 Ragam Inspirasi Batik ala Gisella Anastasia, Gaya Unik Bikin Kagum

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya