Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMK

Tawarkan program magang di beragam bidang pekerjaan

Besar di dunia pendidikan hingga kini, membuat Tari Sandjojo terbiasa untuk mendidik anak-anak demi masa depan masyarakat yang lebih baik. Dengan latar belakang pendidikan psikologi, perempuan berusia 48 tahun tersebut pun berusaha mendirikan sebuah platform untuk membantu lulusan SMK/SMA/Sederajat dalam berkarier di dunia kerja.

"Matata Edukasi Inovasi lahir dengan tujuan untuk menggabungkan teknologi sebagai alat belajar yang penting menjadi bagian dalam proses belajar anak. Hal ini karena ke depannya, hidup mereka pun akan betul-betul berhubungan erat dengan teknologi, sehingga dituntut pemanfaatan teknologi secara bijak untuk alat belajar," jelasnya.

Dalam diskusi hangat bersama IDN Times pada Kamis (21/7/22) , Tari mengaku sangat ingin memberikan gambaran dunia kerja kepada para pelajar agar ke depannya mereka bisa lebih yakin dan fokus dalam meniti karier sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Tanpa berlama-lama lagi, mari simak cerita Tari Sandjojo dalam membangun Matata Edu sebagai platform yang membantu lulusan SMK untuk mencari kerja sekaligus membantu pelajar lain dalam memahami proses belajar mereka.

1. Matata Edu lahir untuk memperkenalkan gambaran jelas dunia kerja lewat pengalaman magang

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi (dok. Matata Edu)

Matata Edu lahir sebagai platform yang disiapkan oleh Tari untuk memperkenalkan gambaran dunia kerja, sehingga para pelajar nantinya mampu mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah. Langkah ini Tari ambil karena sebagai psikolog, dirinya melihat bahwa karakter dari Generasi Z ingin cepat kerja dan gak tahan dengan pelajaran yang gak relevan dengan minat mereka.

"Balik lagi ke karakter Gen Z dan sesudahnya, mereka tuh pengin cepat kerja, mereka gak tahan sekolah yang lama, mereka gak tahan belajar hal-hal yang gak relevan sama minatnya, sehingga gak bisa dipaksa untuk belajar lama-lama. Abis S1, S2, 4 tahun gak kerja-kerja juga, akhirnya tujuan membesarkan untuk jadi mandiri tuh, ga dapat dan anaknya tetap jadi baby di rumah," tuturnya.

"Matata Edu tuh tujuannya mendesain berbagai produk teknologi yang membantu semua anak berbagai usia itu belajar mempersiapkan diri untuk masa depannya dia. Which is bisa 5 tahun dari sekarang atau 10 tahun dari sekarang, seperti itu sebenarnya," imbuh CEO Matata Edu tersebut.

2. Bukan hanya SMK, pelajar tingkat SMA/Sederajat yang sekolahnya bekerja sama dengan Matata Edu, juga bisa mengikuti program ini

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi (dok. Matata Edu)

Program Bantu Kerja yang dicanangkan oleh Matata Edu sendiri gak hanya bisa dirasakan oleh pelajar SMK saja. Tari mengatakan jika pada dasarnya program internship yang ditawarkan oleh Matata Edu bisa diikuti oleh pelajar dari SMA/SMK/Sederajat dengan syarat sekolah yang menaungi mereka sudah bekerja sama dengan Matata Edu.

"Walaupun bukan SMK, kesempatan magang atau kurikulum magang atau periode magang, sesingkat mungkin lah, 3 bulan atau 3 minggu itu adalah sesuatu yang penting di kembangkan di dalam kurikulum SMA dan selevelnya," ucapnya.

Namun, perlu diketahui bila program ini sebenarnya memiliki cost yang harus dibayar terlebih dahulu. Hanya saja, atas kerja sama antara sekolah dengan Matata Edu, terdapat program CSR perusahaan yang juga ditawarkan untuk membantu pelajar dari sekolah tertentu yang ingin merasakan manfaat magang itu sendiri.

"Kita perlu bantu CSR dari perusahaan lain agar mereka bisa ikut magang. Tapi kalau magang dibantu kerja, kita gak cuma kasih jadi hak buat project kantor lain, tapi kita juga kasih pelatihan. Pelatihan itu mengundang profesional, mengundang orang-orang dari industri, dan ini yang jadi semacam cost untuk membekali anak-anak karena kita gak bisa tiba-tiba cemplungin anak SMA dengan sebuah project kerja. Jadi akhirnya semua yang ada di level usia itu sebisa mungkin kita kasih kesempatan magang," tuturnya.

3. Selain mendapatkan pengalaman kerja dan uang, pelajar juga bisa memperluas networking dan minat serta bakat

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi (dok. Matata Edu)

Gak hanya nilai lebih dari sisi pengalaman kerja serta uang saja, Tari juga menjelaskan bila Matata Edu akan menyediakan networking serta pemenuhan atas minat dan bakat bagi para pelajar. Terlebih, ada banyak anak-anak yang memiliki minat terhadap suatu hal, namun gak tahu apakah minat tersebut bisa dijadikan sebuah pekerjaan atau tidak.

"Sebetulnya, kalau mereka sudah tahu minat dan bakatnya, itu sudah dekat banget. Di dunia kerja, sesimpel kayak suka musik, bukan composing sih, tapi penikmat musik, di mana vocabulary tentang musik banyak banget, ternyata bisa kerja lho jadi orang yang bikin satu playlist buat restoran dan itu dibayar," ujarnya.

dm-player

"Bikin playlist yang bikin orang betah di tempat ini dan repeat order, mau kopi, snack, atau apa pun itu, ternyata sebuah pekerjaan. Nah itu tuh sesuatu yang anak SMP sudah bisa, tapi gak tahu bila itu ternyata adalah sebuah pekerjaan," tambahnya.

Baca Juga: 5 Alasan Magang Sejak SMA dan SMK Bisa Bantu Karier di Masa Depan

4. Berangkat sebagai platform teknologi yang membantu generasi muda, nantinya akan lahir superhero diary untuk anak berkebutuhan khusus

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi. 21 Juli 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Berangkat dari sebuah platform yang berkesinambungan dengan pemanfaatan program teknologi guna membantu generasi muda, Matata Edu juga berusaha untuk terus memberdayakan para pelajar agar mampu berkompetisi ke depannya. Oleh karena itu, Tari juga memaparkan bila akan ada program lain yang dikembangkan demi memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah superhero diary.

Superhero diary sendiri merupakan program yang berangkat dari pandangan Tari bahwa pendidikan berhak dinikmati oleh semua orang, termasuk anak berkebutuhan khusus. Dalam program ini, mereka akan diajarkan untuk belajar meregulasi diri dan emosi.

"Superhero diary ini memberikan banyak kesempatan untuk anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar meregulasi diri, meregulasi emosi, mengatur jadwal, dan mengetahui kegiatan rutin mereka karena itu dasar buat mereka kalau misalnya nanti mau magang di Bantu Kerja," ceritanya.

5. Matata Edu juga akan hadir dengan program magang di perusahaan internasional

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi (dok. Matata Edu)

Dalam diskusinya, Tari juga memberitahu bila Matata Edukasi Inovasi sendiri sebenarnya memiliki holding besar di London, yakni Matata Corp. Gak heran bila dirinya juga mengatakan bila ke depannya, akan ada regulasi untuk program magang di luar negeri secara online yang ditawarkan kepada pelajar-pelajar di Indonesia. 

"Awalnya, kita bergerak di nasional dulu karena tujuannya mau mencerdaskan anak-anak Indonesia. Tapi semakin ke sini, kita lihat perusahaannya harus makin besar. Jadi, sekarang kita lagi mulai untuk melihat kemungkinan adanya peluang magang di UMKM di daerah London yang memang butuh bantuan," bisiknya antusias.

6. Matata Edu sendiri sebenarnya memiliki dua program besar, yakni Bantu Belajar dan Bantu Kerja

Cerita Tari Sandjojo Bangun Matata Edu untuk Bantu Kerja Lulusan SMKTari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi. 21 Juli 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Terakhir, Tari mengungkapkan bila Matata Edu sendiri sebenarnya memiliki dua program besar yang dinaungi, yakni Bantu Belajar dan Bantu Kerja. Bila sebelumnya dijelaskan bahwa Bantu Kerja bertujuan untuk membantu lulusan SMK/SMA/Sederajat mendapatkan gambaran tentang dunia kerja, Bantu Belajar justru hadir untuk mengubah persepsi kalau game bisa dijadikan sebagai media belajar yang baik.

"Bantu Belajar membangun produk game untuk anak SD dan SMP, di mana dengan bermain game ini, mereka belajar konsep-konsep yang esensial dari pelajaran IPA, IPS, Seni dan Budaya, serta pelan-pelan kita akan masuk Matematika dan lain sebagainya," katanya.

Program ini Tari bangun bukan tanpa alasan yang jelas. Dirinya bermaksud menghilangkan pandangan buruk terhadap teknologi, terutama game bagi anak-anak.

"Harapannya nanti, orangtua akan berpandangan 'Boleh main game, asal game-nya dari Matata Edu' karena mereka tahu walaupun mainnya seru, anak-anak belajar sesuatu yang tentunya supporting pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah," pungkasnya.

Itu cerita Tari Sandjojo mengenai usahanya dalam membangun platform pendidikan guna membantu para pelajar di Indonesia. Semoga kisahnya tersebut bisa menjadi inspirasimu dalam membantu orang lain mendapatkan masa depan dan kebutuhan yang setara, ya!

Baca Juga: 5 Hal Seru yang Cuma Dirasakan Anak SMK Jurusan Tata Boga

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya