Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan Bumi

Ada lebih dari seribu set busana lho

Setelah melakukan beberapa rangkaian kegiatan sebelumnya, kini Fashion Rhapsody resmi menyelenggarakan acara utamanya yang bertajuk Harmoni Bumi pada 26 Februari 2020 hingga 29 Februari 2020 di The Tribrata, Jakarta.

Acara yang diusung oleh empat desainer ternama Indonesia, yakni Ariy Arka, Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanegara, dan Yulia Fandy ini bertujuan untuk mengajak desainer mode lain untuk lebih peduli terhadap alam, lingkungan, dan bumi. Mau tahu bagaimana keseruan acara ini? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut.

1. Menghadirkan lebih dari seribu set busana

Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan BumiOpening Ceremony Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi di The Tribrata, Jakarta. 26 Februari 2020. IDN Times/Anjani Eka Lestari

Dalam press conference yang diselenggarakan sebelum peragaan busana dimulai, Ariy Arka, salah satu Founder Fashion Rhapsody mengatakan bahwa ada lebih dari seribu set busana hasil karya berbagai perancang busana yang akan ditampilkan selama empat hari ke depan. Ia menambahkan jika seluruh desainer yang ikut serta dalam perhelatan ini dipilih karena memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Fashion Rhapsody.

"Acara ini menampung lebih dari seribu set busana hasil karya dari berbagai perancang busana yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Fashion Rhapsody," jelasnya.

Selain itu, Founder lainnya, Chintami Atmanegara menyatakan bahwa pada dasarnya siapa pun boleh mengikuti acara ini. Hanya saja idenya harus menyesuaikan dengan tema yang ada.

"Siapa pun boleh mengikuti Fashion Rhapsody. Tidak ada kurasi. Boleh berpartisipasi dengan ide yang dimilikinya. Hanya saja harus lebih fokus dan sesuai dengan tema," tutur perempuan kelahiran 1962 itu.

2. Semua sajian busana yang ada terinspirasi dari kekayaan bumi

Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan BumiPeragaan busana dalam Opening Ceremony Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi di The Tribrata, Jakarta. 26 Februari 2020. IDN Times/Anjani Eka Lestari

Sesuai dengan tema yang digaungkan, Harmoni Bumi, maka seluruh sajian busana yang ditampilkan terinspirasi dari kekayaan yang ada di bumi. Mulai dari hewan, tumbuhan, pepohonan, langit, laut, dan sebagainya, semuanya menjadi ide dasar dalam pembuatan karya busana yang ada.

Misalnya, busana karya Ayu Dyah Andari yang mengusung konsep bunga mawar. Selain itu, ada juga busana karya Chintami Atmanegara dengan konsep hewan, yakni kupu-kupu.

3. Penampilan karya busana ini memiliki tema harian berbeda-beda yang diadaptasi dari alam

Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan BumiPress Conference Opening Ceremony Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi di The Tribata, Jakarta. 26 Februari 2020. IDN Times/Anjani Eka Lestari
dm-player

Berbeda dengan peragaan busana pada umumnya, Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi menghadirkan nuansa runaway yang berbeda setiap harinya. Ariy menjelaskan bahwa akan ada 4 tema harian yang diadaptasi dari alam, yakni Savana (Padang Pasir), Silk Lagoon (Alang-Alang), Secret Forest (Laguna atau Taman Rahasia), dan Wysteria (Musim Semi).

"Ada satu yang unik dan berbeda dari Fashion Rhapsody ini, yaitu memiliki empat tema harian yang berbeda untuk runaway-nya, Savana, Silk Lagoon, Secret Forest, dan Wysteria," kata Ariy.

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Orang yang Punya Gaya Fashion Berkarakter, Kamu?

4. Beberapa karya busana dihasilkan dari kolaborasi desainer dengan pengrajin daerah dan UMKM

Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan BumiPress Conference Opening Ceremony Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi di The Tribata, Jakarta. 26 Februari 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Yulia Fandy, salah satu Founder Fashion Rhapsody turut mengungkapkan hal unik lainnya yang terdapat dalam pagelaran busana tersebut, yakni kolaborasi antara desainer dengan pengrajin daerah dan UMKM dalam membuat sebuah busana. Dalam karyanya sendiri, Yulia bercerita bahwa ia bekerja sama dengan pengrajin dari Sumatera Selatan yang menggunakan buah sebagai bahan pewarna pakaian.

"Saya berkolaborasi dengan Pengrajin dari Sumatera Selatan. Tetapi sebelum itu saya melakukan riset terlebih dahulu, dan menemukan fakta menarik bahwa mereka mengolah pewarna kain dari buah-buah yang jatuh di kebun. Mereka tidak menebang ataupun merusak pohon. Melainkan mengambil sampah organik dan kemudian di daur ulang menjadi pewarna alami," ungkapnya.

5. Seluruh busana yang ada dibuat dengan konsep daur ulang atau pemanfaatan limbah

Fashion Rhapsody Ajak Perancang Mode Lebih Peduli dengan Keadaan BumiPeragaan busana dalam Opening Ceremony Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi di The Tribrata, Jakarta. 26 Februari 2020. IDN Times/Anjani Eka Lestari

Ketika ditanya tentang hubungan antara fashion dengan bumi, Ariy Arka menuturkan bahwa sebenarnya ada banyak koleksi busana yang bisa terinspirasi dari alam. Namun, jangan sampai tidak peduli dengan keadaan bumi sekarang. 

"Melalui isu lingkungan dalam fashion, maka orang-orang akan lebih peduli dengan alam itu sendiri. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan mendaur ulang limbah yang ada menjadi suatu barang fashion bernilai tinggi," ujarnya. 

Dengan pemikiran seperti itu, maka muncul lah konsep fashion show yang memanfaatkan limbah dengan tajuk Fashion Rhapsody: Harmoni Bumi. 

Nah, seru dan unik banget kan acara Fashion Rhapsody ini. Jadi, jangan lupa datang dan mengikuti keseruannya, ya!

Baca Juga: Meski Jarang Ikutan Trend, Ini 5 Tanda Kamu Orang yang Ngerti Fashion

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya