ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion Trendi

Menampilkan modest wear dari 164 perancang mode dan aksesori

Event tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia, yakni Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) kembali diselenggarakan ketujuh kalinya pada tahun ini. Berbeda dari sebelumnya, ISEF 2020 hadir dengan konsep virtual platform yang akan jadi kegiatan ekonomi syariah internasional secara virtual pertama.

ISEF 2020 pun kembali mendukung pengembangan ekosistem halal value chain, di mana fashion muslim merupakan salah satu sektor prioritasnya. Mengusung tema "Sustainable Fashion, Sustainable Lifstyle", acara ini menampilkan 720 look modest fashion Indonesia dari 164 desainer modest fashion yang ada.

Sebelum bergabung dan menyaksikan pagelaran peragaan busana terbesar di Indonesia ini, yuk simak terlebih dahulu makna dari beberapa koleksi yang akan ditampilkan berikut ini!

1. Mengangkat tema "Minang", L by Laudia Chyntia Bella mempresentasikan citra perempuan Minang yang tangguh

ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion TrendiKonferensi Pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1”. 28 Oktober 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Laudya Chintya Bella merupakan artis sekaligus desainer yang menampilkan koleksi dengan nuansa kain tradisional di ISEF 2020. Dalam konferensi pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1” yang berlangsung pada Rabu (28/10/2020), Intan selaku staf LCB yang mewakili Bella, mengatakan bahwa L by Laudya Chintya Bella akan mengangkat tema "Minang".

Tema tersebut diambil dari kain songket khas Minang yang akan digunakan dalam koleksi terbarunya. Pada peragaan busana ISEF 2020, diketahui L by Laudya Chintya Bella akan menampilkan 6 koleksi dengan padanan 9 warna scarf.

"L by Laudya Chinya Bella akan mengangkat tema "Minang" yang diambil dari kain songket khas Minang yang jadi bagian terpenting dalam budaya Minang. Selain itu, koleksi ini pun terinspirasi dari citra wanita minang yang tangguh," terangnya.

2. Menggunakan kain ulos, Lisa Fitria mengangkat tema "White Liar"

ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion TrendiKonferensi Pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1”. 28 Oktober 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Jadi representasi Bank Indonesia dari Sibolga, desainer Lisa Fitria akan memanfaatkan kain ulos dengan finishing yang halus dan warna beragam pada koleksinya di ISEF 2020. Ia pun turut menampilkan motif-motif khas daerah Sibolga yang penuh makna filosofis.

"Saya akan menonjolkan motif boolean (biasa dipakai oleh istri raja yang setia), sibolang (menggambarkan perempuan yang baru saja menikah dan ingin belajar mengarungi rumah tangga), dan harungguan," kata Lisa dalam acara konferensi pers tersebut.

Selain itu, Lisa juga memaparkan jika koleksi yang akan ia tampilkan nantinya terinspirasi dari perjalanan lagu "Lathi".

"Terinspirasi dari lagu 'Lathi' yang bisa jadi go international, saya merangkumnya jadi sebuah tema bernama white liar. Tema ini menggambarkan, terkadang kebohongan bisa jadi hal yang baik untuk dilakukan," ceritanya.

Pada peragaan busana nanti, Lisa akan menampilkan koleksi berupa jaket, coat, dan blazer dengan look urban yang sporty, edgy, dan androgini, dengan teknik tailor cut.

3. Ayu Dyah Andari dan beberapa desainer lain mengeksplor kain tradisional agar lebih modern serta sesuai dengan anak muda

ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion TrendiKonferensi Pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1”. 28 Oktober 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Sesuai dengan konsep pemanfaatan kain tradisional, beberapa desainer pun mengutarakan jika mereka berniat untuk membawa kain tradisional yang digunakan agar terlihat lebih modern dan trendi. Misalnya, Ayu Dyah Andari. 

Dirinya mengatakan jika pada peragaan busana kali ini, dirinya mengeksplor kain jumputan khas Palembang menjadi lebih mirip dengan tie dye agar bisa lebih dekat dengan anak muda. "Nanti ada 6 koleksi, mulai dari set modern hingga gaun dan kaftan. Mirip dengan tie dye, namun sebenarnya kain tradisional dengan cutting klasik dan elegan," kata Ayu.

dm-player

Ada pula beberapa desainer lain yang memanfaatkan kain tradisional jadi lebih modern. Itang Yunasz membawa desain batik asal Jambi jadi lebih santai.

Vivi Zubedi mengangkat kain tenun dan batik Jawa Barat jadi modest fashion internasional dengan teknik layering. Deden Siswanto mengubah kain lagos jadi lebih sporty serta menampilkan oversized look.

Baca Juga: OOTD Modest Fashion dengan Koleksi Etnik AISAA, Cocok untuk Hijabers!

4. Beberapa desainer lainnya mengusung tema yang bermakna keindahan alam di Indonesia dengan motif flora dan fauna

ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion TrendiKonferensi Pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1”. 28 Oktober 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Selain memanfaatkan kain tradisional untuk memajukan Indonesia, ada beberapa desainer yang berusaha untuk menampilkan budaya serta keindahan alam Indonesia. Salah satunya adalah Ilham Pinastiko, yang mengangkat keanggunan hewan merak sebagai simbol wanita urban.

Ada pula Hj. Ishadi dengan brand Ishadi Kain Cual yang mengangkat kemilau kain Bangka Belitung, yakni kain cual dengan motif flora dan fauna. Tidak ketinggalan, desainer Dhyani Prima yang mengangkat tema "The Legacy of Borneo" dengan menampilkan motif Dayak.

"Saya akan menampilkan 6 outfit dengan tema "The Legacy of Borneo" yang terinspirasi dari motif Dayak. Style sederhana dengan material satin bridal warna hitam serta bordir bermotif Dayak kontemporer," terang Dhyani.

Beberapa desainer lain seperti Saptalia, Fey Kayo, dan Eko Tjandra pun mengangkat tema keindahan Indonesia. Saptalia menggunakan kain dari Padang dengan inspirasi Rumah Gadang.

Fey Kayo menggunakan kain tenun lurik dengan motif flora, fauna, dan batu-batuan natural Indonesia. Eko Tjandra dengan koleksi bernuansa Islam dan Jawa yang terinspirasi dari langit-langit Balairung, Jogja.

"Saya akan membawa nuansa Islam dan Jawa dengan paduan warna hitam, merah, dan emas. Serta, ada pula motif klasik Jogja," jelas Eko.

5. Selain itu, ada pula beberapa desainer yang mengusung tema wanita dalam koleksinya

ISEF 2020 Ubah Kain Batik dan Tradisional Jadi Modest Fashion TrendiKonferensi Pers ”Virtual Fashion Show MODEST FASHION ISEF 2020 Day 1”. 28 Oktober 2020. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Tidak hanya menampilkan keindahan kain dan alam Indonesia, koleksi para desainer di ISEF 2020 juga mengandung pesan penting bagi perempuan. Salah satu koleksi tersebut adalah milik Alvi Okstrisni, desainer yang mewakili Bank Indonesia Purwokerto.

"Di dalam koleksi ini, saya berkolaborasi dengan batik Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Batik Kapringan ini yang kemudian saya angkat jadi koleksi berjudul "Zonya", yang artinya perempuan dalam Bahasa Albania," ucapnya.

Selain Alvi, ada pula Nina Nugroho yang menyajikan busana kerja dengan tema "Women Empowerment". Dalam koleksi ini, Nina berusaha untuk menggambarkan kekuatan wanita dalam sebuah busana yang ia kenakan.

"Berwarna gold, red, torquise, dan silver, desain Nina Nugroho konsisten di modest fashion for professional (busana kerja_red)," tegas Nina.

Itu dia sedikit gambaran mengenai koleksi yang akan ditampilkan pada ISEF 2020 yang akan berlangsung pada 28-31 Oktober 2020. Jangan lupa menyaksikannya, ya!

Baca Juga: Komunitas Enterpreneurs of Modest Fashion, Wadah untuk Desainer Lokal

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya