Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to Indonesia

Satu kisah sukses menginspirasi jutaan entrepreneur lain

Jakarta, IDN Times - Hasrat dan cita-cita yang terbendung sejak kecil merupakan wujud keinginan terbesar untuk diupayakan hingga dewasa kelak. Bila sebagian orang mulai melupakan apa yang diharapkan saat duduk di bangku sekolah, berbeda dengan Achmad Alkatiri atau yang kerap disapa Mad. 

Lahir dan besar di Timur Indonesia, tepatnya di Ambon, membuat Mad memiliki harapan besar untuk mengubah kehidupan dirinya, keluarganya, serta orang-orang di sekitarnya. Zaman kelam yang dipenuhi dengan suara peluru dan teriakan, menyadarkan dirinya bila bisa tetap hidup dan bersekolah walaupun dengan kurikulum yang jauh saja sudah menjadi syukur yang paling besar.

Meski demikian, gelora semangat untuk mewujud cita-cita gak padam begitu saja di hati Mad. Berkeinginan menjadi seorang pebisnis, diupayakan dengan ragam cara, salah satunya tekun belajar agar dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi. 

Dengan upaya dan usaha yang tiada henti lelahnya, kini Mad pun bisa merasa puas karena berhasil membangun sebuah bisnis startup bernama Hypefast, yang membantu pengusaha lokal untuk tumbuh dan berkembang bersama. Lewat diskusi bersama IDN Times pada Rabu (21/6/2023), di Kantor Hypefast, laki-laki yang menjabat sebagai Founder & CEO tersebut menceritakan kisah perjalanannya dalam membangun bisnis yang kini ditekuninya. Bila penasaran, mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Menjadi perwakilan pertukaran pelajar ke Aussie jadi langkah awal Mad menyukai bidang bisnis

Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to IndonesiaAchmad Alkatiri, Founder & CEO Hypefast (instagram.com/madalkatiri)

Cerita perjalanan hidup seorang Achmad Alkatiri bisa dibilang cukup panjang. Bahkan, dirinya menuturkan bila pernah berada dalam masa kerusuhan di Ambon pada 1999 silam. Kala itu, menurutnya bila seorang pelajar bisa pulang sekolah dalam keadaan hidup saja sudah jadi hal yang spesial. 

Meski demikian, jika dilihat dari sisi lain, tepatnya sebagai seseorang yang harus hidup di tenda pengungsian, dirinya merasa beruntung bisa terpilih jadi salah satu perwakilan untuk pertukaran pelajar ke Aussie. Langkah ini pula yang menjadikan Mad tergila-gila dengan dunia bisnis.

"I think my turning point life itu pas kelas 2 SMA, gue dapat kesempatan pertukaran siswa di Aussie, karena dulu daerah kerusuhan itu kan banyak LSM, banyak NGO, dan segala macam. Gue dapat kesempatan pertukaran ke Aussie. Nah, pas di Aussie, gue tuh mulai belajar the concept of teknologi dan internet. Di situ gue mulai diperkenalkan dengan sebuah konsep bisnis teknologi dan akhirnya tuh gue jatuh cinta banget dengan bisnis teknologi," tuturnya.

Setelah menyelesaikan masa studi, Mad ditawarkan dua pilihan scholarship, satu di bidang kedokteran, dan satu lagi di bidang bisnis manajemen atau bisnis teknologi. Lantaran sudah jatuh cinta dan merasa memiliki passion di bidang bisnis, akhirnya laki-laki kelahiran Ambon ini pun memilih fokus pada bidang bisnis dengan mengambil scholarship di Telkom University hingga berhasil jadi lulusan terbaik.

"Kalau lo tahu, orang daerah itu melihat profesi dokter sebagai sesuatu yang nice banget. Tapi gue berpikir, passion gue gak di situ dan mungkin gue gak akan maksimal di situ. Jadi gue ngambil yang Telkom University. Udah kuliah di bandung, bisnis teknologi dan gue memang benar-benar sudah memfokuskan diri gue penginnya ke sana, akhirnya i plan my career itu untuk benar-benar di dua hal, teknologi company dan marketing," imbuhnya.

Usai lulus dari bangku perkuliahan, dirinya pun sempat bekerja di digital marketing agency hingg startup. Kala itu, ia memiliki pemikiran untuk mengumpulkan skill dan pengetahuan guna menunjang dirinya agar bisa menjadi seorang founder yang pantas.

2. Menurutnya, menjadi seorang entrepreneur bisa membawa impact positif yang lebih besar di masyarakat

Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to IndonesiaAchmad Alkatiri, Founder & CEO Hypefast (instagram.com/madalkatiri)

Mad juga mengaku pernah menjadi seorang C's level di salah satu perusahaan marketplace di Indonesia. Meski sudah berada di posisi paling atas, namun dirinya merasa bila masih ada space kosong di dalam dirinya yang perlu dikembangkan dan dibagikan ke orang lain agar lebih berdaya.

Dengan perdebatan cukup alot dengan keluarga, akhirnya Mad pun memutuskan mengakhiri masa jabatnya di perusahaan tersebut. Usai itu, ia memberanikan diri membuat startup dan bisnisnya sendiri yang kini sudah bertahan tiga tahun dan terus berkembang pesat menjadi perusahaan yang profitable.

"Gue termasuk salah satu C's level di perusahaan marketplace itu. Memang debat dulu sama keluarga karena itu udah jabatan yang paling atas. Tapi di sisi lain, gue merasa perjalanan gue sebagai seorang entrepreneur bisa membawa impact yang lebih besar, lebih banyak orang, dan bisa memberi rasa kepuasan tersendiri. Akhirnya gue memberanikan diri keluar dan membuat startup bisnis bernama Hypefast," cerita ayah dua anak tersebut.

dm-player

3. Success story jadi poin penting untuk menginspirasi pengusaha lain memulai kariernya

Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to IndonesiaAchmad Alkatiri, Founder & CEO Hypefast (instagram.com/madalkatiri)

Ketika ditanya soal konsep dari bisnisnya, Mad menjelaskan bila sebagai house of brand, ia yakin bila satu cerita sukses dari seorang Founder atau CEO bisa menjadi inspirasi bagi banyak entrepreneur muda lainnya. Selain itu, dirinya juga dengan tegas berpandangan bila sudah saatnya Indonesia menjadi brand country.

"Indonesia for so long menjadi dapur doang, back office dari banyak global brand dan menjadi manufature country doang. Padahal, kualitas sudah ada, e-commerce ada, creativity kita punya. Jadi secara logis, local brand ini akhirnya bisa membuat Indonesia jadi brand country," ucapnya.

"Lalu, entrepreneur itu kan biasanya terinspirasi dari success story. Kalau kita bisa membantu 10-20 brand di Hypefast, kisah sukses mereka membuat bisnis yang gede, IPO, atau segala macam, ini efeknya akan inspire next satu juta entrepreneur buat bikin bisnis juga," tambah Mad.

Baca Juga: 5 Tindakan yang Mampu Mendorong Terwujudnya Cita-Cita Impian

4. Sebagai house of brand, memilih brand yang tepat jadi tantangan terbesar yang harus dihadapi

Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to IndonesiaAchmad Alkatiri, Founder & CEO Hypefast (instagram.com/madalkatiri)

Membangun sebuah bisnis gak akan lepas dari tantangan yang harus dihadapi. Hal ini pun berlaku bagi Mad. Dalam membangun Hypefast, dirinya mengakut bila memilih brand yang tepat untuk dinaungi jadi hal yang paling sulit. Apalagi, bisnis yang dikelola oleh Mad sendiri merupakan pandemic bisnis yang berarti lahir di kala pandemik.

"Yang paling sulit adalah memilih brand yang tepat. Lalu, all bisnis pandemik itu gak ada orang yang pernah alami sebelumnya, jad menavigasi bisnis yang baru banget muncul saat pandemik itu gak mudah," katanya.

Di lain sisi, berbicara soal benefit, Mad mengutarakan bila brand yang bergabung akan mendapatkan tim profesional yang berpengalaman dan ekosistem yang solid. Menurutnya, hal inilah yang jadi keuntungan terbesar karena dapat membawa dampak signifikan dalam pertumbuhan mereka.

5. Untuk kamu yang mau memulai bisnis, Mad berpesan untuk pahami keuntungan dan risiko sebuah bisnis terlebih dahulu

Kisah Achmad Alkatiri Sukseskan Brand Lokal, from Ambon to IndonesiaAchmad Alkatiri, Founder & CEO Hypefast (instagram.com/madalkatiri)

Terakhir, Mad berpesan bila kamu ingin menjadi seorang pebisnis, ketahui dengan baik keuntungan serta kerugian yang nantinya harus dihadapi. Jangan sampai membuat bisnis hanya karena ikut-ikutan zaman sehingga motivasinya hanya sesaat saja.

"The effect of success story ini membuat orang berpikir jadi entrepreneur itu gampang, padahal kenyataannya enggak. Brand Founder super stressfull juga. Sebelum terjun, harus paham ups and downs side-nya biar gak cuma jadi motivasi sesaat doang," pungkasnya.

Selain itu, usahakan untuk sering-sering mengobrol dengan pihak kustomer. Ini merupakan langkah penting agar sebagai pengusaha kamu gak membangun mindset terlalu percaya diri terhadap produk atau brand yang dibangun.

Demikian cerita perjalanan Achmad Alkatiri yang sukses membangun usaha untuk mendorong pertumbuhan brand lokal di Indonesia. Semoga langkah baik anak Ambon ini bisa menginspirasi kamu untuk melakukan hal baik serupa, ya!

Baca Juga: Kisah Inspiratif Nyoman Anjani, Lulusan MIT Bangun Bisnis Baby Care

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya