Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan Engineer

#IDNTimesLife Bukan hal normal, tapi membuat kita berbeda

Bekerja di perusahaan yang notabene didominasi laki-laki jelas bukan perihal yang mudah bagi perempuan. Apalagi, bidang pekerjaan yang digeluti termasuk jarang sekali diminati atau bahkan diketahui oleh perempuan itu sendiri.

Salah satunya adalah pekerjaan di bidang engineer, seperti yang ditekuni oleh Melati Sarnita. Perempuan yang kini menjabat sebagai Direktur Komersial di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. ini mengaku bila di zamannya dahulu, engineer merupakan bukan hal yang normal untuk dijalani oleh seorang perempuan.

"Perempuan di ranah engineer itu di zaman ibu bukan hal yang pengin banget atau sangat diinginkan oleh perempuan. Bisa dibilang, it is not normal at that time," terangnya.

Namun hal tersebut jelas tidak mematahkan semangat Bu Mel, sapaan akrabnya, untuk meniti karier di bidang engineer yang sangat ia cintai. Nah, berikut ini kisah inspiratifnya yang ia ceritakan melalui wawancara ekslusif bersama IDN Times pada Senin (9/08/2021).

1. Mendobrak stigma perempuan lewat rasa cinta pada bidang engineer

Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan EngineerMelati Sarnita, Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (instagram.com/melatisarnita)

Meski sudah menjadi negara berkembang, namun budaya di Indonesia rasanya belum lepas dari berbagai macam stigma terhadap perempuan. Salah satu yang paling melekat adalah posisi perempuan sebagai second liner di dunia kerja. 

Menyadari hal ini, Melati Sarnita tetap teguh pada pendiriannya menjadi seorang engineer berkat kecintaannya terhadap bidang tersebut. "I like the math, I like the physic, I like the chemist. Mungkin karena saya suka hal yang presisi, I just want to be part of it dan saya mengenal salah satu yang sangat disegani, dihormati profesinya di oil and gas, profesi itu adalah engineer," ceritanya.

Demi mewujudkan mimpinya tersebut, Melati pun memilih studi metallurgical engineering di FT UI yang kala itu kurang diminati oleh perempuan. Meski demikian, menurutnya hal tersebut justru membuat diri kita menjadi berbeda.

"Saat saya masuk itu, persentase di angkatan saya hanya 10%. Current, sekarang sudah 30-40%. Metallurgical engineering di FT UI sekarang ceweknya cukup banyak. Ya begitulah, tapi that make us different ya," jelasnya.

2. Memanfaatkan keterampilan perempuan untuk jadi pusat perhatian adalah kunci dirinya bertahan di bidang pekerjaan yang didominasi laki-laki

Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan EngineerMelati Sarnita, Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (instagram.com/melatisarnita)

Melati mengungkapkan bila pengalaman bekerja di lingkup yang dominan laki-laki gak selalu menyenangkan. Ada banyak pandangan sebelah mata yang kerap ia terima saat masih meniti karier dalam jabatan tertentu.

"Early years saat saya masuk, di setiap meeting saya selalu disuruh untuk membuat minutes-nya. Jadi waktu pertama kali, saya baru lulus digituin saya sampai kaget. Bagi mereka, perempuan itu ya admin job and then I learn to stand up for myself. Saya bilang dengan baik, “Pak mohon maaf saya di sini mewakili company"," ujarnya.

Dalam hal ini, Melati menegaskan bila pada dasarnya perempuan adalah sosok yang dapat menarik perhatian lebih dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, keuntungan tersebut ia manfaatkan untuk bersuara dan mendapatkan perlakuan yang setara.

"Bagaimana pun kita sebagai perempuan bisa take more attention as women. Saat kita ngomong, kita akan jadi pusat perhatian. Tapi di saat kita diam, ya nanti cuma disuruh bikin catatan aja. So, I choose to speak up. Semua orang itu equal, semua orang itu punya kesempatan yang sama termasuk perempuan. Untuk memastikan perempuan itu mendapatkan equal treatment, mereka itu kan harus punya equal achievement, kan tidak boleh minta aja ya, tetapi harus ngasih juga," lugasnya.

3. Ia juga membagikan tips yang perlu dilakukan perempuan untuk mempersiapkan diri dalam bekerja di perusahaan yang dominan laki-laki

Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan EngineerMelati Sarnita, Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (instagram.com/melatisarnita)
dm-player

Kemudian, dalam diskusi bersama IDN Times, Melati turut membagikan tips yang perlu dipersiapkan oleh perempuan bila ingin bekerja di lingkup kerja yang dominan laki-laki. Menurutnya, ada lima hal yang setidaknya harus diketahui dan dipahami.

"First, respect yourself. Itu yang harus dilakuin untuk jadi survivor di dunia laki-laki. She needs to respect herself. Karena cowok itu ya, kalau you cannot respect yourself laki-laki itu cenderung memandang kalian rendah. So we have respect ourself very well sehingga orang lain akan respect you more," katanya.

"Kedua, speak up. You need to tell people what inside your mind. Yang ketiga, contribute more. Gak boleh minta kalau contribute gak ada. Kalau kita bicara tim, kalau dia tidak bisa contribute more, orang-orang tidak akan memberikan special place. Kemudian yang keempat, collaborate. Wanita itu luar biasa perjuangannya, cenderung kita itu gak mau kalah, gak mau dengerin, is not because gak mau dengerin tapi kadang-kadang I need to be strong. Sometimes they forget that being strong or being ngeyel. Be strong itu harus reasonable sehingga orang orang understand more. Yang terakhir adalah be happy, your choice in your hand," imbuhnya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Suci Arumsari, Co-founder dan Direktur Alodokter

4. Memiliki peran pemimpin sekaligus ibu, Melati menanamkan prinsip hidup terencana, bertanggung jawab, dan disiplin pada keluarganya

Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan EngineerMelati Sarnita, Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (instagram.com/melatisarnita)

Selain dalam ranah pekerjaan, terdapat peran lain yang umumnya melekat pada seorang perempuan. Baik itu peran sebagai anak, orangtua, maupun istri. Terkait hal ini, Melati menyampaikan jika ia selalu mengajarkan prinsip disiplin dan terbuka kepada anaknya demi kesinambungan pekerjaan dan peran sebagai ibu rumah tangga yang seimbang.

"Anak saya dari kecil sudah dididik, diberitahu bahwa kami sebagai orangtua itu bekerja. Sama halnya dengan pekerjaan yang ia lakukan, yaitu sekolah, yang menjadi bagian normal di dalam dirinya. So I should that part in order to contribute my family. Jadi anak saya tau mommy doing this and mommy achieve that," tuturnya.

Hal serupa ternyata ia terapkan pula dalam membina rumah tangga bersama sang suami. Di mana, ia berusaha untuk mengomunikasikan secara terencana tujuan dan keinginan ketika mereka kelak menikah dan memiliki anak.

"Dari awal, ketika kita mau punya anak sudah mengomunikasikan what will happen saat kita punya anak, what will happen saat saya kerja, dan what will happen saat saya promosi. Banyak orang yang tidak membicarakan hal tersebut di rumah karena sometimes mereka takut mereka offended their husband. Padahal kan tidak begitu. Yang namanya tujuan rumah tangga itu kan tujuan keluarga. So we put semua di meja adalah tujuan keluarga kita itu apa? Jadi suami saya sangat menghormati tujuan bersama tadi," ucapnya.

5. Semua perempuan itu hebat, sebab mereka adalah penyeimbang. Baik di dalam lingkup dunia kerja maupun rumah tangga

Melati Sarnita, Ubah Stigma Perempuan Lewat Rasa Cinta dengan EngineerMelati Sarnita, Direktur Komersial PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (instagram.com/melatisarnita)

Ketika ditanya perihal sosok perempuan hebat, Melati menuturkan bahwa semua perempuan itu hebat. Namun, dalam definisi lain, ia menyampaikan jika perempuan hebat dapat digambarkan sebagai sosok ibu yang kita miliki masing-masing.

"Wanita pada dasarnya adalah sosok yang hebat karena menjadi balancer atau penyeimbang. Akan tetapi, bila dijelaskan, perempuan di mata saya adalah a good communicator, a good collaborator, respectful. For me, my mother is the most perempuan hebat dalam hidup gue and I wish my son will say the same thing," imbuhnya.

Selain itu, dalam meniti karier, Melati berpesan agar para perempuan gak takut dengan omongan orang lain dan gak perlu takut menjadi dirinya sendiri. "Semua orang itu punya fungsinya sendiri. Jadi tidak perlu takut menjadi dirinya sendiri. Speak out. Telling people what inside your mind. Dia harus bisa membuat dirinya visible. She needs make people think that she is there. Karena kalau dia tidak visible to other, walaupun dia hebat orang gak tahu kalau dia itu pintar," pungkasnya.

Demikian cerita inspiratif mengenai perjuangan Melati Sarnita dalam meniti karier hingga menjadi seorang Direktur Komersial di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Semoga kisah Bu Mel bisa menginspirasi kamu dalam mewujudkan cita-cita dan impianmu. Semangat!

Baca Juga: Kisah Perempuan Tangguh dalam Melawan Stigma Masyarakat, Ada Pilot!

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya