Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! 

Dibuat oleh seniman asal Selat Torres, Australia

Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), kembali memamerkan karya seni rupa unik yang out of the box. Kali ini, dalam Media Preview yang berlangsung Jumat (19/5/2023) di Museum MACAN, dipaparkan bila karya seni tersebut dibuat langsung oleh penduduk Selat Torres, Australia.

Dengan judul Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants, Museum MACAN menampilkan 18 karya seni unik yang khas karena dibuat melalui tenun tangan. Penasaran? Yuk, simak informasi lengkap soal pameran tersebut lewat ulasan di bawah!

1. Memamerkan serangkaian karya seni berbentuk hewan laut

Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! Pameran Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. 19 Mei 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants yang berlangsung di Museum MACAN akan menampilkan 18 karya seni berwujud hewan laut yang unik. Menariknya, keseluruhan karya dibuat langsung menggunakan tangan, lewat teknik tenun khas Selat Torres.

Adapun gambaran dari wujud karya yang ditampilkan akan fokus pada gambaran dari ikan pari, baik dalam bentuk yang besar maupun kecil. Hal ini pun disampaikan pula oleh Nin Djani, Curator of Educatipn and Public Program Museum MACAN, yang menuturkan bila inspirasi karya yang ada akan berfokus pada hewan laut, terutama ikan pari.

"Inspirasinya fokus dengan ikan pari seperti yang terlihat. Bahkan, ada juga program workshop yang dikhususkan selama pameran berlangsung, yakni workshop membuat ikan pari kecil untuk pelajar yang bisa dibawa pulang. Program ini gratis selama durasi pameran dan ketersediaan masih ada," ujarnya. 

2. Terinspirasi dari lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia

Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! Pameran Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. 19 Mei 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Pemeran unik ini akan memamerkan seni kontemporer penduduk Selat Torres yang terinspirasi oleh lautan, yang menghubungkan Australia dan Indonesia. Gak hanya itu, momen ini sekaligus menjadi platform untuk mengeksplorasi bersama berbagai tantangan lingkungan hidup, termasuk pengurangan limbah plastik dan konservasi laut.

"Menampilkan kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, koleksi karya seni ini menggabungkan budaya penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM.

3. Penggunaan jaring ikan sebagai material karya seni, bertujuan untuk memberdayakan sampah plastik di lautan

Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! Pameran Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. 19 Mei 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Seni kontemporer dari Australia yang mengangkat isu lingkungan tersebut juga mengubah material fish net jadi sebuah karya untuk mendeskripsikan polusi di laut. Salah satunya adalah jaring ikan itu sendiri.

dm-player

Pada akhirnya, diharapkan ada diskusi antara Indonesia dan Australia. Terlebih lagi, perihal program inovasi soal plastic waste.

"Penggunaan kembali fish net atau pukat ikat atau jaring ikan ini tidak hanya memberdayakan sampah plastik, tetapi juga mendorong diskusi tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi bagi pengurangan sampai plastik dan menjadi pelindung lautan yang lebih baik," tambah Penny.

Baca Juga: 9 Referensi Outfit untuk Museum Date ala Alice Norin, Genius Looks

4. Menariknya, ini merupakan kali pertama Erub Arts menampilkan karya di Indonesia

Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! Pameran Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. 19 Mei 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants merupakan pameran seni kontemporer pertama bagi Erub Arts di Indonesia. Lewat sudut pandang unik mengenai isu-isu yang dialami masyarakat Meriam, Selat Torres, pameran ini diharapkan membuka dialog terkait dampak lingkungan dan sosial dari jaring hantu atau jaring ikan dan sampah plastik. 

Perupa yang tergabung dalam Erub Arts sendiri diketahui telah mengubah jaring ikan menjadi karya seni sejak 2011 silam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu lingkungan di wilayah Selat Torres.

Para penduduk pulau yang menjadi Jagawana Tanah dan Laut Adat, telah melakukan upaya penyelamatan beragam biota laut. Salah satunya adalah ikan pari mata atau katakay, yang menginspirasi koleksi karya dalam pameran ini.

5. Pameran ini didukung oleh Kedutaan Besar Australia

Museum MACAN Pamerkan Karya Seni dari Limbah Jaring Ikan, Unik! Pameran Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants di Museum Macan. 19 Mei 2023. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Pameran ini didukung oleh Qantas Airways dan dipamerkan di Museum MACAN mulai 20 Mei - 4 Juni 2023. Selanjutnya, Aaron Seeto selaku Direktur Museum Macan, mengatakan bila selanjutnya karya tersebut akan dibawa langsung ke Bali.

"Kami sangat senang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia untuk membawa inisiatif penting ini ke Indonesia, untuk berbagi karya kreatif Seni Erub dan budaya kelompok seniman Erubam Kepulauan Selat Torres kepada audiens kami," jelasnya.

Untuk mendukung pameran ini, Kedutaan Besar Australia dan Museum Macan juga akan mengadakan serangkaian lokakarya pendidikan dan bincang-bincang seniman yang dipimpin oleh Jimmy John Thaiday bersama Lavinia Ketchell dari Erub Arts. Info lebih lanjut mengenai pameran ini bisa kamu lihat di www.museummacan.org/exhibition/erubarts.

Baca Juga: 9 Ide Outfit Museum Date ala Selebgram Inas Rana, Supermanis!

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya