Ida Utari, Wanita RI Pertama yang Jadi Ketua Konferensi Polwan Sedunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak banyak polwan di Indonesia yang dapat menduduki jabatan tinggi di institusi kepolisian. Satu di antara orang-orang tersebut adalah Ida Utari, polisi wanita yang kini menjabat sebagai Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan gelar bintang satu.
Selain itu, Ida juga terpilih sebagai polisi perempuan pertama dari Indonesia yang menjadi Ketua Konferensi International Association of Women Police (IAWP) yang seharusnya diselenggarakan pada tahun ini. Penasaran dengan kisahnya? Simak ulasannya berikut ini.
1. Bukan karena cita-cita, Ida menekuni pekerjaan sebagai polisi justru karena adanya surat wajib militer yang ia terima
"Saya tidak pernah bercita-cita sebagai polwan karena saya punya riwayat yang buruk dengan polisi," ungkap Ida. Dirinya pun menjelaskan jika alasannya terjun ke institusi kepolisian berawal dari sebuah surat wajib militer yang ditujukan untuk dirinya.
"Sebelum saya lulus kuliah, ada surat ke kampus "wajib militer". Jadi, saya harus mengikuti wajib militer tersebut dan apabila tidak mengikutinya, saya akan dipidana kurungan tiga bulan," katanya.
Setelah momen tersebut, akhirnya Ida memutuskan untuk mengikuti wajib militer dan beberapa tes lainnya. Ketika lulus, Ida yang memilih Angkatan Darat dan Angkatan Laut pun justru dialihkan untuk masuk ke Kepolisian.
"Lulus dari kuliah, ikut tes. Tes, kemudian ternyata saya lulus di pusat masuk di polisi. Padahal, saya memilih Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Ternyata, mungkin hasil psikotesnya membuat saya di arahkan ke polisi," terangnya.
2. Pada awal karier, ia tergabung dalam unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Diakuinya, ia sempat mengalami guncangan pada psikisnya
Setelah lulus pada tahun 1987, dirinya pun masuk sebagai anggota satuan unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) di Polda Jawa Timur. Sayangnya, setelah 17 tahun menangani kasus perempuan dan anak, dirinya sempat mengalami guncangan psikis hingga membutuhkan bantuan psikiater.
"Ada klien yang kadang tidak mau dipegang oleh psikolog karena lebih percaya dengan saya. Nah, saya melakukan konseling itu terhadap beberapa orang, bahkan mungkin puluhan, sehingga tidak kuat sampai harus ke psikiater. Akhirnya, saya tidak boleh melakukan konseling lagi karena empati saya terlalu dalam kepada orang lain," cerita Ida.
3. Kini, dirinya berhasil menjabat sebagai Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan anugerah bintang satu
Editor’s picks
Dengan banyaknya pengalaman serta kinerja yang sangat baik, akhirnya Ida Utari pun diangkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) pada 2013 silam. Kala itu, bahkan dirinya dapat disebut sebagai polisi perempuan termuda yang mendapat anugerah bintang satu.
"Alhamdulillah, Allah memberikan anugerah seperti ini kepada saya, termasuk mendapatkan bintang ini yang termuda waktu itu sampai saat hari ini. Saya berusia 49 tahun saat mendapat bintang satu di tahun 2013 silam, yang langsung diberikan oleh Bapak SBY waktu itu," tutur Ida.
Baca Juga: Kisah Reza Eario, Resign dari Bank demi Jualan Earphone untuk Musisi
4. Ida juga terpilih sebagai polisi perempuan Indonesia pertama yang jadi Ketua Konferensi International Association of Women Police (IAWP)
Dalam diskusi yang berlangsung dengan IDN Times, Ida memaparkan bahwa Indonesia berhasil menjadi negara Asia pertama sebagai tuan rumah dalam Konferensi International Association of Women Police (IAWP). Bahkan, dirinya ditunjuk sebagai polisi perempuan Indonesia pertama yang menjadi ketua persiapan pelaksanaan konferensi tersebut.
"Secara administrasi sebenarnya ada beberapa negara yang sudah apply, tetapi yang ditunjuk hanya dua negara, dua tempat waktu itu, yakni Chicago dan Indonesia. Akhirnya kita apply, kita paparan, wah pokoknya all out kita di sana. Setelah itu, kita dinyatakan lolos, Indonesia layak menjadi tuan rumah. Itu yang pertama kali di Asia, Indonesia waktu itu, setelah 58 tahun," kata Ida dengan penuh semangat.
5. Bagi Ida, menunjukkan performance yang baik adalah kunci untuk meraih kesuksesan di institusi kepolisian
"Setiap orang punya performance yang berbeda. Karena kita dilihat banyak orang, maka performance itu menjadi kunci yang pertama untuk dapat sukses di institusi kepolisian," terang Ida.
Ia pun menambahkan beberapa tips lain agar para polisi perempuan lain dapat meraih jabatan tinggi sepertinya. Selain performance yang baik, harus melakukan perubahan dan membangun jejaring yang baik dengan atasan maupun bawahan.
"Selain performance, melakukan perubahan. Kamu juga harus tahu bagaimana berkomunikasi dan membangun jejaring yang baik dengan atas maupun bawahan. Itu menjadi penting karena mereka adalah support system kita nantinya," ujarnya.
Itu dia kisah Ida Utari sebagai polisi perempuan pertama yang penuh dengan prestasi, salah satunya menjadi Ketua Konferensi IAWP. Semoga bisa jadi inspirasi bagi kamu dalam meniti karier, ya!
Baca Juga: Kisah Kakek Asiman, Pejuang Kemerdekaan yang Kini Jadi Pedagang Mainan