IWF 2020: 8 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membuat Artikel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia Writers Festival akan berakhir tepat pada 26 September 2020. Nah, pada hari kelima, acara yang digelar secara virtual ini juga mengadakan sesi berbincang-bincang dengan para editor IDN Times. Tentu menjadi hal yang sangat dinantikan sebab para editor itulah yang selalu menyeleksi artikel para penulis yang tergabung di community writers.
Disampaikan oleh 6 orang editor, ini dia 8 hal yang sering tidak diperhatikan oleh para writers dalam menulis sebuah artikel hingga membuat artikel menjadi kurang berbobot atau bahkan tidak layak terbit.
1. Penulisan berdasarkan PUEBI dan KBBI
PUEBI dan KBBI adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam hal menulis. Memang, bahasa yang digunakan di IDN Times tidak sepenuhnya formal, namun bukan berarti platform yang satu ini tidak mewajibkan penulisnya menggunakan tata bahasa berdasarkan PUEBI dan KBBI.
Justru sebaliknya, editor menuturkan bahwa PUEBI dan KBBI adalah dua “senjata” yang wajib dimiliki oleh seorang penulis agar tulisan tampak lebih rapi dan bisa cepat terbit.
2. Keaslian tulisan
Artikel plagiat juga menjadi hal yang sering membuat para editor mengelus dada, lho! Tulisan dapat diketahui keasliannya karena para editor menggunakan tool khusus untuk mendeteksinya.
Kalaupun ingin menulis topik yang hampir serupa, para editor menyarankan supaya kita bisa membuat gaya tulisan kita sendiri alih-alih memlagiat tulisan dari writer atau media lain.
3. Typo
Typo yang bertebaran adalah hal yang tak kalah memusingkan, terutama ketika tulisan kita di-submit ke media online. Pada sesi editor’s talk pada 25 September kemarin, disebutkan bahwa kesalahan penulisan ejaan yang banyak akan membuat editor cenderung kurang tertarik untuk melirik tulisan tersebut.
Sebelum mengirim tulisan, ada baiknya kita memeriksa tulisan itu sebanyak 3-5 terlebih dahulu supaya minim typo dan menarik minat editor. Makin sedikit kesalahan penulisan, maka gak menutup kemungkinan bagi tulisan kita untuk bisa terbit hari itu juga!
Baca Juga: IWF 2020: 5 Sisi Spesial KDrama Menurut Rasyid Baihaqi, Yuk Nonton!
4. Kelengkapan paragraf penutup
Editor’s picks
Selanjutnya, ada pula nih, kelengkapan paragraf penutup. Bagi sebagian writer, paragraf penutup sering kali dikosongkan sehingga mau tidak mau editor lah yang menulisnya. Apabila keseringan, hal ini juga bisa membuat editor jengah, lho.
Setidaknya, dua atau tiga kalimat harus disertakan sebagai paragraf penutup agar artikel lengkap. Gak mau kan judul artikel, paragraf pembuka, dan poin-poin pembahasan sudah menumbuhkan rasa excited editor namun artikel berakhir dengan gagal terbit hanya gara-gara tidak ada paragraf penutup?
5. Penelaahan revisi
Revisi bukanlah hal yang menyeramkan. Bahkan, bisa dikatakan revisi merupakan hal yang paling berperan untuk membuat kualitas tulisan kita makin membaik. Secara tidak langsung, revisi adalah bentuk bimbingan dari editor agar penulis bisa mengetahui di mana letak kesalahannya dalam menulis.
Contohnya saja dalam menulis artikel tentang health. Tentu menjadi hal yang wajar jika editor meminta revisi berupa pencantuman jurnal ilmiah dan artikel referensi apabila penulis tidak menyertakan dua sumber tersebut di paragraf khusus.
6. Adanya news value
IDN Times sangat menekankan artikel yang bersifat informatif. Untuk itu, meski artikel hanya berjudul “kumpulan potret” artikel tersebut tetap harus ditulis berdasarkan riset dan membahas poin-poin yang mempunyai news value, bukan sekadar artikel click bait.
7. Kualitas dan sumber gambar
Pemakaian gambar masih kerap menjadi hal yang membuat para editor sedih. Tak sedikit writers yang menggunakan gambar dengan sumber yang tidak kredibel. Agar mendapat jalan aman, lebih baik pilih gambar dari situs-situs penyedia gambar gratis seperti unsplash.com dan pixabay.com atau mengambil langsung dari akun media sosial milik artis atau tokoh yang bersangkutan.
8. Improvisasi
Terakhir dan tak kalah penting namun masih jarang diperhatikan adalah improvisasi. Yups, melakukan improvisasi memang tidak mudah, namun hal ini tak boleh diabaikan begitu saja dalam kegiatan menulis. Semakin banyak improvisasi yang kita lakukan, maka editor pun tidak akan bosan dan bisa menjadi lebih akrab dengan gaya penulisan kita.
Itu dia delapan hal yang masih sering tidak diperhatikan oleh penulis ketika menulis artikel. Jangan sampai salah lagi, ya!
Baca Juga: IWF 2020: 6 Tips ala Editor's Talk IDN Times agar Artikel Cepat Terbit
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.