5 Tanda Kamu Mengizinkan Orang Lain Ikut Mengambil Kendali Hidup
ilustrasi dikendalikan orang (pexels.com/Karolina Grabowska)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seharusnya hidupmu dikendalikan oleh dirimu sendiri. Kamulah yang berhak menentukan keputusan ke mana harus melangkah. Juga jalan seperti apa yang akan diambil. Bukan malah dikontrol oleh orang lain.
Namun, tanpa sadar kamu malah mengizinkan orang lain mengambil kendali hidup. Alhasil, kamu seperti manusia yang hilang kebebasan dan tidak punya hak atas diri sendiri. Berikut lima tanda kamu mengizinkan orang lain ikut mengendalikan hidup.
1. Membiarkan orang lain ikut campur dalam permasalahanmu
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Kindel Media)Sudah sewajarnya kita memiliki permasalahan dalam hidup. Adakalanya permasalahan itu bisa dibagikan kepada orang lain. Namun, tidak jarang kamu harus menyimpan permasalahan itu sendirian demi kebaikan diri.
Lantas, bagaimana jadinya jika kamu justru membiarkan orang lain ikut campur sepenuhnya dalam permasalahanmu itu? Kamu sama saja membiarkan mereka mengambil kendali hidup. Padahal orang-orang tersebut belum tentu bisa membawa ke arah yang lebih baik.
2. Asal menurut saja saat didesak orang lain, agar mengambil keputusan sesuai kehendaknya
ilustrasi dikendalikan orang (pexels.com/Pavel Danilyuk)Keputusan kamu sendiri yang menentukan. Hal ini erat kaitannya dengan konsekuensi. Tentu akan fatal jadinya jika kamu mengambil keputusan hanya karena desakan orang lain. Orang hanya bisa memaksa tapi tidak mau menanggung konsekuensi.
Untukmu yang memiliki sikap seperti itu, segeralah sadar. Inilah pertanda kamu mengizinkan orang lain ikut mengambil kendali hidup. Penyesalan baru timbul saat sadar keputusan atas dasar desakan orang lain ternyata memperburuk situasi.
Baca Juga: 5 Bukti Kehidupan Dikendalikan Sikap Pesimis, Gak Berani Maju!
3. Mengabdikan hidup demi kepentingan orang lain yang tidak mebghargaimu
Editor’s picks
ilustrasi dikendalikan orang (pexels.com/Olia Danilevich)Kamu boleh saja membantu orang lain yang menghadapi permasalahannya. Namun, ingat diri sendiri juga punya berbagai urusan yang harus diselesaikan. Membantu orang lain berbeda dengan mendedikasikan diri.
Mengabdikan diri demi kepentingan orang lain menjadi tanda kamu mengizinkan ia ikut mengambil kendali hidup. Apalagi seseorang tersebut tidak menghargai usahamu sama sekali. Kamu telah menyia-nyiakan waktu dan potensi diri.
4. Tidak memiliki keberanian menentang kehendak seseorang yang salah
ilustrasi dikendalikan orang (pexels.com/Theo Decker)Kehendak seseorang bisa jadi sejalan dengan pemikiranmu, tapi tentu tidak jarang bertentangan. Mengikuti kehendaknya belum tentu membuatmu nyaman. Menghadapi situasi demikian, kamu berhak menentang kehendak mereka.
Jangan terlalu sungkan saat ingin menentang kehendak orang lain, walaupun kamu tahu itu bertentangan dengan kebenaran. Sebab, jika tetap dilakukan mungkin saja tanpa sadar kamu sudah mengizinkan hidup dikendalikan olehnya. Padahal terus menuruti kehendak orang lain bukan jaminan kebahagiaan, kamu justru merasa terkekang.
5. Selalu menuruti komentar orang lain dalam menjalani hidup
ilustrasi ditegur atasan (pexels.com/Alena Darmel)Bermacam komentar dari orang lain yang pasti pernah kamu dengar, mulai dari yang ramah dan membangun sampai yang menggoreskan luka hati mendalam. Kamu pun harus bijaksana menyaring komentar tersebut.
Tahukah kamu, akibat menuruti komentar orang lain dalam menjalani hidup? Kamu sama saja mengizinkan hidup dikendalikan mereka. Padahal komentar orang lain belum tentu membawa kemajuan. Beberapa komentar justru bersifat menjatuhkan.
Kamu tidak bisa berpatokan pada orang lain dalam menjalani hidup. Apalagi mengizinkan mereka ikut mengambil kendali. Kamu sendiri yang tahu kebaikan untuk diri sendiri. Jadi, jangan mudah membiarkan orang lain terlalu ikut campur dalam kehidupanmu.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Hanya Diri Sendiri yang Bisa Dikendalikan dalam Hidup
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
