7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salah

Distorsi kognitif yang tanpa disadari sering di lakukan

Seringkali merasa bahwa apa yang kita lakukan tidak ada yang benar, sehingga membuat semua masalah yang terjadi semakin semerawut dan sulit untuk di selesaikan. Sering kali berpikir bahwa semua yang kita lakukan dan orang lain yang berada di kelompok  adalah sepenuhnya tanggung jawab diri kita sendiri. Sehingga membuat beban yang besar untuk ditangung. Semua perasaan-perasaan itu termasuk ke dalam distorsi kognitif.

Burns (1988) mengatakan bahwa respon maladaptive berasal dari kesalahan berpikir (distorsi kognitif), kesalahan mencari alasan dan individu yang memiliki cara pandang tidak realitas. Kesalahan di dalam berpikir ini yang membuat seseorang salah di dalam melakukan sebuah tindakan, terkadang hal ini terjadi tanpa kita sadari.

Sehingga, ini 7 kesalahan berpikir yang tanpa disadari sering di lakukan.

1. Sering kali kita berpikir bahwa hanya ada dua hal yang menjadi kubu, hitam dan putih

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang SalahPixabay/StockSnap

Kubu hitam dan kubu putih. Salah dan benar. Sehingga membuat pemikiran yang sangat ekstrem kepada pihak lain. Orang yang baik akan selalu baik sementara orang yang jahat akan selalu jahat. Cara berpikir ini salah karena tidak bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan hanya melihat bagian yang terbesarnya.

Hal ini sering terjadi ketika mengalami sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan untuk diri kita, misalnya seperti di tolak cintanya oleh perempuan/lak-laki yang di suka. Ketika memiliki pemikiran ini maka kita akan merasa bahwa diri kita bukan seseorang yang pantas untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

2. Labeling, sering kali kita memberikan label kepada orang itu berdasarkan pengalaman kita dengan dirinya atau penampilan yang dia tampilkan

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salahtwitter.com/STForeignDesk

Kita memberikan label tersebut tanpa kita sadari. Bahkan terkadang kita memberikan label ini kepada diri kita sendiri. Padahal memberikan label bukanlah hal yang baik untuk di lakukan, karena tidak ada yang benar-benar dengan sesuai dengan label yang diberikan itu. Setiap orang memiliki sesuatu yang tidak ditunjukan kepada orang lain sehingga memberikan label tidak benar-benar menggambarkan seseorang itu sebenarnya.

Misalnya ketika gagal di dalam sebuah ujian, kita merasa bahwa diri kita bodoh atau tidak mampu. Padahal hal itu belum tentu benar, banyak kemungkinan hal yang terjadi yang membuat diri kita gagal di dalam ujian itu.

3. Overgenaralisasi atau menganggap semuanya sama saja, hal ini merupakan cara berpikir yang salah

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salahunsplash.com/rawpixel

Overgenaralisasi ini terbentuk ketika kita mengambil satu pengalaman lalu mengenaralkan pengalaman itu ke kejadian-kejadian lainnya. Sehingga, hal ini tidak bisa menggambarkan kejadian yang sebenarnya atas peristiwa yang sedang terjadi.

Overgenaralisasi ini sering disebutkan misalnya dengan kalimat “Semua wanita/laki-laki sama saja.” Atau “Semua wanita itu materialistis” atau “semua laki-laki itu playboy.” Dll. Kalimat termasuk ke dalam bentuk overgenaralisasi karena “semua” hanya dari pengalaman seseorang itu, kebetulan pengalaman itu adalah pengalaman yang kurang menyenangkan.

4. Personalisasi, menganggap semua yang terjadi dengan dirinya adalah sepenuhnya tanggung jawab dirinya

dm-player
7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salahpixabay.com/Engin_Akyurt

Padahal kejadian tersebut bukan sepenuhnya tanggung jawabnya. Sehingga membuat semua beban itu dirinya tanggung sendiri. Hal ini bisa memicu terjadinya self-blaming (menyalahkan diri sendiri ) atas sesuatu yang bukan sepenuhnya salahnya.

Merasa bahwa sesuatu yang berada di kelompok menjadi tanggung jawab diri sendiri bukan bersama. Misalnya ketika kalah dari sebuah perlombaan, lalu menyalahkan diri sendiri karena kalah dari lomba itu dan merasa menjadi orang yang bertanggung jawab atas kekalahan dari kelompoknya. Sehingga, terdapat perasaan bersalah yang berlebihan atas hal itu. 

Baca Juga: 8 Ciri Ini Tunjukkan Sisi Negatif dari Orang Pasif, Kamu?

5. Langsung kepada kesimpulan tanpa adanya bukti yang kuat mengenai hal itu

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salahdebt-on.com/comicpress

Distorsi kognitif juga terjadi ketika kita langsung menyimpulkan tanpa adanya bukti yang kuat mengenai hal itu. Misalnya, ketika kita merasa gagal untuk melakukan sesuatu sebelum kita benar-benar melakukannya. Bersikap pesimistik terhadap sesuatu yang belum terjadi dapat membuat kita melakukan sesuatu yang mendukung hal negatif itu terjadi.

Seperti, menghadapi sebuah masalah, kita merasa bahwa masalah itu tidak akan selesai dengan mudah dan terlalu rumit. Karena telah menyimpulkan bahwa “masalah itu tidak dapat diselesaikan” maka yang dilakukan adalah lari dari masalah itu.

6. Berusaha membaca pikiran orang lain

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang SalahPixabay/rawpixel

Ada kalanya kita bisa membaca pikiran orang lain dan terbukti benar terkadang salah, atau banyak salahnya daripada benarnya. Berusaha membaca pikiran orang lain tanpa adanya bukti yang mendukung hal itu bukan sesuatu yang benar, karena kita tidak tahu apa yang berada di pikiran orang lain itu. Orang yang mungkin kita anggap baik ternyata jahat kepada kita begitu pula sebaliknya.

Bertanya mengenai perasaan orang lain lebih baik daripada harus menduga-duga mengenai orang itu.

7. Mendiskualifikasi hal yang positif

7 Tanda Bahwa Kamu Memiliki Cara Berpikir yang Salahunsplash.com/armedshutter

Kita sering kali terlalu berfokus kepada hal yang bernilai negatif daripada positif. Hal negatif yang lebih sering terasa untuk diri kita. Perasaan-perasaan positif sering kali terlewat begitu saja. Menjadi sesuatu yang salah bila kita tidak menganggap bahwa pengalaman positif bukanlah sesuatu yang berarti untuk diri kita dan menganggap bahwa pengalaman negatif yang jauh lebih berarti.  

Misalnya seperti ketika kita menang di dalam sebuah perlombaan kita menganggap bahwa hal itu hanyalah keberuntungan semata, sehingga tidak patut untuk di rayakan kemenangan tersebut. Tetapi ketika kita gagal atau kalah kita merasakan kekecewaannya teramat dalam yang membuat kita tidak mau melakukan hal itu lagi. Sehingga, kita telah mendiskualifisi sesuatu yang positif tersebut dan lebih terfokus kepada sesuatu yang bersifat negatif

Baca Juga: 5 Cara Melawan Pikiran Negatif yang Mengatakan Kamu Tidak Bisa

Nasa Photo Writer Nasa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya