Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyol

#RamadanDiRumah Melihat sisi baik dari situasi tersulit

Menjalani hidup jauh dari tanah kelahiran tentu bukan hal yang mudah dilakukan. Terlebih di saat seperti ini, dunia sedang merana karena penyebaran virus corona yang tak kunjung usai.

Hal ini dirasakan Sofwa Tunissa, warga negara Indonesia yang tinggal di Spanyol sejak lima tahun lalu. Perempuan berusia 27 tahun itu merasakan pengalaman puasa yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebab, Spanyol menerapkan lockdown bertepatan pada bulan Ramadan.

Seperti apa pengalamannya berpuasa di tengah lockdown karena pandemik virus corona? Simak kisah selengkapnya berikut ini!

1. Kebijakan pemerintah Spanyol saat lockdown

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Banyak orang yang percaya pandemik virus corona akan berlangsung cukup lama, termasuk Sofwa. Negara yang ia tinggali sudah menerapkan lockdown sejak 14 Maret lalu. Setelah hampir tiga bulan, setidaknya 25 ribu jiwa meninggal karena virus tersebut.

Kebijakan lockdown diikuti dengan berbagai peraturan ketat yang wajib dilakukan. Sofwa yang tidak tinggal di kota besar juga merasakan situasi ini. Ia berada di Figueres, Provinsi Girona. Hampir setiap hari mobil polisi berlalu-lalang di perkampungannya untuk memantau situasi dan aktivitas warga selama lockdown.

"Gak boleh ada aktivitas apa pun di tempat umum, termasuk taman. Tempat aku yang termasuk perkampungan aja dijaga ketat banget. Gak kebayang kalau di kota kayak gimana," kata Sofwa kepada IDN Times, pertengahan Mei lalu.

Masyarakat hanya diperbolehkan keluar rumah untuk ke apotek dan supermarket. Namun, tentu saja semua hal tersebut dibatasi, termasuk jumlah penumpang di dalam mobil. "Yang boleh ke supermarket cuma satu orang dari keluarga, harus ada surat jalannya dulu."

Surat jalan tersebut nantinya diperiksa polisi saat masuk dan keluar wilayah. Mereka juga akan menyesuaikan jam, tanggal, dan nota belanjaan yang dibawa. Jika tak sesuai, langsung dikenakan denda. "Paling kecil sekitar Rp3-5 juta kalau dirupiahkan."

Adanya lockdown juga berdampak pada aktivitas berpuasa umat muslim di Spanyol. Pemerintah tak mengizinkan kegiatan keagamaan dalam bentuk apa pun di tempat beribadah, termasuk salat Tarawih.

"Di sini kita minoritas, mau gak mau harus terima saja. Gak cuma umat muslim aja yang gak boleh beribadah, hampir semuanya. Tapi, karena momennya lagi puasa, jadi bakal berbeda banget," kata mantan penyiar radio ini.

2. Mencoba menikmati segala kendala berpuasa di tengah keterbatasan

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolyoutube.com/ALA BULE

Kalau  puasa di Indonesia sekitar 12-13 jam, durasi di Spanyol lebih lama, yakni sekitar 16 jam. Hal tersebut tentu sangat menantang, apalagi di situasi pandemik seperti sekarang.

Meski demikian, kata Sofwa, durasi puasa tahun ini lebih cepat dibandingkan tahun lalu. "Lebih cepat satu setengah jam dari tahun lalu. Aku ngejalaninnya enak banget, karena di rumah saja. Kalau dulu kan masih harus beraktivitas normal, jadi gak keluar tenaga banyak, sih," ujarnya.

Menurut Sofwa, hal yang cukup mengganggu adalah keterbatasan mobilitas. Sofwa jadi tak bisa pergi ke mana pun, termasuk berbelanja kebutuhan pangan untuk berbuka dan sahur. "Di sini gak kayak Indonesia yang ada tukang sayur lewat, aku kalau belanja langsung buat kebutuhan sepekan," katanya

Mau tak mau Sofwa harus betah berada di rumah. Sang suami, Eduard Tolos, yang kebagian tugas membeli kebutuhan pangan. Harga kebutuhan pangan di Spanyol tak mengalami kenaikan, tetapi masyarakatnya seringkali panic buying.

Bagian yang dirasa Sofwa paling merepotkan adalah saat belanjaan tiba di rumah. Ia dan suami harus berusaha lebih keras untuk mencegah paparan virus berbahaya, yakni dengan mendisinfektan seluruh barang belanjaanya sebelum masuk rumah. "Ribet banget, sih. Tapi ini jadi salah satu langkah pencegahan juga, kan," ujarnya.

3. Berhemat dan berkebun menjadi jalan untuk bertahan hidup

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/elboscdalibaba

Walaupun masih bisa menjalankan puasa dengan baik, Sofwa mengatakan pandemik ini membuat kondisi keuangan keluarganya tak stabil. Sebab, bisnis yang dikelola keluarganya menjadi sepi, bahkan bisa dibilang "mati suri."

Ia dan suami memiliki bisnis vila yang disewakan kepada wisatawan. Kata dia, sebenarnya vila tersebut sudah full booked sejak Januari hingga Juli mendatang, tetapi terpaksa harus dibatalkan demi kebaikan bersama.

"Anjlok banget, kehilangan uang dalam jumlah cukup banyak. Sedihnya lagi kita harus mengembalikan uang muka sewa mereka," katanya.

Vila keluarganya itu jadi jujugan favorit para wisatawan, karena lokasinya berada dikelilingi hutan dan perkarangan. Belum lagi dilengkapi fasilitas keluarga yang menyenangkan. 

Berada di situasi tak biasa seperti ini membuatnya harus memutar otak untuk tetap bertahan hidup. Salah satunya dengan hidup berhemat. "Kita mengurangi beli hal-hal yang gak penting, waktu belanja kebutuhkan juga benar-benar dipikir mana yang diperlukan. Irit deh," ujar perempuan kelahiran 1992 itu.

https://www.youtube.com/embed/AmciLba1wYM

Dia juga jadi lebih rajin dalam berkebun. Katanya, berkebun bisa menjadi salah satu jalan terbaik jika tak ada bahan pangan yang bisa dimasak. "Timun, cabai, tomat, dan buncis aku tanam. Buat jaga-jaga, minimal punya sesuatu yang bisa diolah."

Bahkan, jika dulu Sofwa hanya memiliki satu lahan yang digunakan untuk berkebun, sekarang ia memililki tiga lahan. Seluruh lahan tersebut ia tanami. Saat musim panas, masa panen jadi lebih cepat nantinya.

Saking takutnya kehabisan bahan pangan, suami Sofwa sampai membuat alat pengering makanan atau dehydrator. "Suami aku benar-benar bikin sendiri, itu bisa buat ngeringin buah, makanan, dan lain-lain. Nah, itu bisa disimpan dan dikonsumsi lagi," katanya.

4. Menyibukkan diri dengan menjadi YouTuber sebagai penghilang bosan

https://www.youtube.com/embed/h-HHuK5Slxs

Sofwa berpendapat, berpuasa dan berada di situasi pandemik bukan berarti tak bisa melakukan hal-hal produktif. Ia sendiri bakal merasa lebih stres jika tak melakukan apa-apa. Maka dari itu, ia memutuskan melakukan hal baru selama di rumah saja.

Sofwa mencoba peruntungannya di dunia digital. Dia memutuskan membuat channel YouTube dengan konten unik yang diambil dari pengalamannya. Siapa sangka, dalam waktu kurang lebih tiga bulan, akunnya sudah mendapatkan 10 ribu subscriber dan mendapat iklan dari YouTube.

"Jadinya sekarang harus lebih giat upload videonya, bisa hampir setiap hari," tuturnya.

Kontennya bisa dibilang sangat sederhana, yakni hanya seputar kehidupan kesehariannya. Namun, dikemas dengan cara yang menarik. Mulai berkebun, berkeliling sekitar rumah, hingga sekadar berbincang-bincang. YouTube channel yang diberi nama "ALA BULE" ini diurusnya sendiri.

dm-player

"Aku pakai alat seadanya saja, cuma pakai handphone. Bahkan aplikasi edit videonya juga dari handphone. Tinggal gimana kita bikin konten sama kreativitasnya saja, sih," ujar wanita yang hobi memasak itu.

Awalnya, Sofwa tak ada keinginan untuk membuat YouTube channel. Bahkan, ia baru mengunduh aplikasi tersebut sebulan yang lalu, karena memang tak begitu suka.

Dia tertarik setelah mendapat dukungan dari teman-temannya. "Ternyata cukup gampang, apalagi aku juga punya online shop, jadinya sudah familiar dengan media sosial," katanya.

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Tak hanya disibukkan menjadi seorang YouTuber, Sofwa juga kerap membunuh rasa bosan dengan mencoba masakan baru. Ia memang sudah sering memasak, bahkan sebelum Ramadan dan pandemik.

Namun, intensitas memasaknya jadi jauh lebih sering karena tak ingin membeli makanan di luar. "Sekarang jadi makin sering, mau ngapain lagi ya kan? Daripada beli di luar, masakan kita bakal jauh lebih higienis juga," jelas Sofwa.

Menu yang Sofwa buat pun cukup beragam, mulai dari martabak, cireng, sup ceker, hingga beberapa masakan Eropa yang terbilang mudah. Menurut dia, orang-orang di dunia mendadak menjadi chef rumahan selama pandemik, demi mendapatkan makanan yang berkualitas, sekaligus membunuh rasa bosan.

Baca Juga: Kisah Perawat Millennial Hadapi COVID-19, Jadi ODP & Ditolak Ibu Kost

5. Selalu ada hal baik yang bisa dipetik

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolyoutube.com/ALA BULE

Menjalankan puasa di tengah pandemik seperti ini tak membuat Sofwa mengeluh akan keadaan. Ia merasa tetap ada banyak hal positif yang bisa diambil dari situasi tak mengenakkan ini. Tak hanya bagi dirinya, tetapi juga masyarakat dunia.

Menurutnya, orang-orang menjadi lebih tahu dan memperhatikan kesehatan diri. Berbagai cara dilakukan supaya tak sakit. "Orang-orang berusaha sebaik mungkin menjaga kesehatan tubuhnya, mulai dari minum vitamin dan makan makanan sehat," ujarnya.

Dulu Sofwa merasa bodo amat dengan hal-hal sepele, seperti mencuci tangan, sekarang ia merasa itu sebagai sebuah kebutuhan utama. Ia hampir setiap menit mencuci tangan. "Sekarang jadi sering cuci tangan, sampai keriput dan kering juga."

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Lockdown membuat Sofwa semakin dekat lagi dengan sang suami dan anak semata wayangnya, Kawa Tolos. Sebab, aktivitas selama di rumah saja selalu dilakukan bersama-sama, mulai dari memasak, berkebun, dan ngabuburit.

"Kalau dulu waktu puasa pasti berkumpul sama teman di Barcelona, buka puasa bersama. Tapi, sekarang jelas gak bisa. Aku jadi lebih sering sama keluarga dan mertuaku, ini bisa jadi momen yang baik buat lebih dekat," tutur Sofwa.

Lebih jauh Sofwa menjelaskan, ia merasa bahagia dengan keadaan alam di dunia yang semakin baik. Banyak negara yang memberlakukan lockdown membuat tingkat polusi menurun.

"Dunia kayak lagi istirahat sebentar dari hal-hal buruk, kayak keramaian dan polusi. Paris dan Venesia jadi cantik banget, bahkan di perairan Venesia ada lumba-lumba dan ubur-ubur, lho," tegasnya.

6. Berbagi tips untuk muslim Indonesia yang berpuasa di luar negeri

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Berpuasa di tengah pandemik dan tak berada di tanah kelahiran bersama keluarga tak hanya dirasakan Sofwa. Ia percaya banyak WNI muslim yang mengalami hal serupa dan terjebak sendirian di negeri orang.

Salah satu cara yang Sofwa lakukan supaya bisa berpuasa dengan nyaman selama pandemik adalah dengan tak terlalu banyak mengonsumsi berita. Ia sempat stres banget, karena mengikuti perkembangan virus corona setiap hari.

Ia menyarankan untuk membatasi berita terkait virus corona agar esensi berpuasa yang tenang bisa dirasakan. "Sekarang aku cuma lihat berita setiap malam saja. Mabuk informasi bisa bikin stres dan berakhir sistem imunitas kita menurun," kata alumni SMAN 1 Babelan, Bekasi, itu.

Sofwa juga mengajak muslim Indonesia yang berpuasa di luar negeri untuk lebih sering memasak. Selain lebih terjaga kebersihannya, masakan Indonesia mampu mengobati rasa rindu dengan Tanah Air.

"Aku baru sadar kalau makanan memang bisa bikin suasana hati jadi bagus. Bahkan, kalau di kasus seperti aku yang tinggal di luar negeri, lewat makanan saja sudah lumayan terobati. Apalagi selama puasa kayak gini, memasak sendiri bisa jadi solusinya," jelasnya.

Sofwa berharap semua muslim Indonesia yang sedang berjuang berpuasa di luar negeri harus tetap bersyukur. Kata dia, tak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini. "Tetap berharap yang baik-baik saja. Bisa jadi pahala kita dilebihkan juga, berpikir baik saja," ujarnya.

7. Pesan buat kita yang gak bisa mudik

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Mudik menjadi hal paling ditunggu Sofwa, karena sudah hampir tiga tahun tak pulang ke Indonesia. Hal itu dikarenakan hamil, sempat sakit, dan sang anak yang waktu itu masih terlalu kecil untuk diajak bepergian jarak jauh.

Sedihnya, mau tak mau Sofwa mengurungkan niatnya untuk tak mudik tahun ini karena keadaan dunia yang sedang buruk. "Harusnya aku sudah di Indonesia sejak sebelum puasa kemarin, sedih banget karena sudah lama gak pulang," tuturnya.

Menurut dia, WNI muslim yang tinggal jauh dari tanah kelahiran dan bisa pulang ke Indonesia merupakan hal paling mewah yang didapatkan. Apalagi jika momennya bertepatan dengan Ramadan seperti ini, sungguh kesempatan yang tak ingin disia-siakan.

Kisah Inspiratif WNI Muslim Berpuasa di Tengah Lockdown Spanyolinstagram.com/sofwatunissa

Namun, keputusan tak mudik tahun ini dirasa sebagai sebuah hal yang tepat. Sofwa tak ingin membahayakan keluarganya di Indonesia. "Imunitas tubuh kita mungkin bagus, tapi gimana sama orang tua kita? Mereka lebih rentan terjangkit, itu yang harus kita jaga," ucapnya.

Ia berharap tak hanya WNI saja yang memutuskan untuk tidak mudik, tetapi juga masyarakat Indonesia. Menurut Sofwa, di saat seperti ini, masyarakat harus mengalahkan egonya untuk tidak pulang kampung bertemu sanak keluarga. Ini bisa jadi langkah tepat untuk saling menjaga keselamatan bersama.

"Kali ini saja kita mencoba untuk gak menuruti ego. Tentu ini berat, terlebih bagi yang mudiknya antarnegara. Tapi, ini buat kebaikan bersama. Jadi kita kesampingkan dulu mudik tahun ini," tegasnya.

Nah, itulah kisah pengalaman Sofwa Tunissa berpuasa di Spanyol di tengah lockdown karena pandemik virus corona. Semoga kisah Sofwa bisa menginspirasi kita dalam berbagai hal. This too shall pass!

Baca Juga: Kisah Fatimah az-Zahra, Putri Rasulullah yang Penuh Teladan

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya