Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman Baca

Ingin menyebarkan edukasi literasi dari lapisan terkecil

Jakarta, IDN Times - Pendidikan dan literasi memiliki peran penting dalam membentuk masa depan suatu bangsa. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, sebenarnya masih banyak orang yang produktif membaca buku. Hanya saja, kegiatan membaca buku jarang diiringi dengan minat literasi yang seimbang.

Gak sedikit orang yang sering membaca berbagai teks, tetapi gak benar-benar memahami. Sebenarnya literasi itu bukan hanya membaca, melainkan memahami dan mendalami. Itulah kenapa, bisa dikatakan bahwa minat literasi di Indonesia memang masih perlu ditingkatkan.

Berangkat dari keresahan itu, Irma Khairani, Duta Baca Kabupaten Bogor sekaligus Founder TBM (Taman Baca Masyarakat) Amerta, bertekad untuk mengubah situasi dengan tindakan nyata. Saat ini, Irma menjadi Presidentof  Duta Baca Kabupaten Bogor sampai tahun 2024. Sebagai Duta Baca Kabupaten Bogor, perjalanannya dimulai dari keresahan akan minimnya minat literasi di lingkungan sekitar. Namun, bukan hanya sekadar jadi keresahan, Irma memilih untuk bertindak dengan membangun Taman Baca Masyarakat (TBM) Amerta.

Dalam wawancara langsung bersama IDN Times pada Kamis (24/08/2023) secara daring, Irma menceritakan kisah dan perjalanannya selama menjadi Duta Baca Kab. Bogor dan Founder TBM Amerta. Yuk, simak di bawah ini!

1. Perjalanan menjadi Duta Baca Kab. Bogor berawal dari keresahan

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Kisah Irma Khairani menjadi Duta Baca dimulai dari keresahannya akan minimnya minat baca di lingkungannya. Saat itu, Irma masih duduk di bangku kuliah dengan latar belakang pendidikan politik. Sebagai mahasiswa politik, ia menyadari bahwa membaca merupakan fondasi penting untuk kehidupan perkuliahannya.

Sayangnya, di lingkungannya, ternyata minat baca belum begitu tinggi. Ia yang memang memiliki minat besar pada bidang literasi, memutuskan untuk terjun lebih dalam. Langkah awal yang ia lakukan adalah dengan mencoba bergabung bersama Duta Baca.

"Di tahun 2020, ada pemilihan Duta Baca Kabupaten Bogor. Jadi, aku waktu itu bergabung dalam Komunitas Kab. Bogor Mengajar. Terus, saat itu aku di pertengahan kuliah dengan latar belakang di politik, jadi aku memang banyak membaca. Saat itu, aku lagi senang banget membaca. Di sisi lain, aku punya keresahan sendiri. Karena sebagai anak FISIP itu kan dituntut membaca, tapi di lingkunganku tuh minat membacanya masih sangat jauh. Karena hal itu, pas melihat ada kesempatan untuk menjadi Duta Baca Kabupaten Bogor, akhirnya aku mencoba mengikutinya," jelas Irma.

Saat itu, Irma berhasil terpilih menjadi juara 2 putri. Gak berhenti sampai di situ, yang sudah dinobatkan berlanjut untuk berkompetisi di Jawa Barat. Di tingkat Jawa Barat, Irma berhasil jadi 54 besar Duta Baca Provinsi Jawa Barat dari sekitar 70-an peserta. Sejak saat itu, Irma terus berlanjut berkiprah di dunia literasi. Duta Baca sendiri pun sebenarnya memiliki prinsip bahwa jika sudah sekali dinobatkan, maka selamanya akan mengabdi.

2. Membangun TBM (Taman Baca Masyarakat) Amerta demi menyebarkan edukasi literasi

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Gak hanya terpaku pada peran sebagai Duta Baca, Irma Khairani membuktikan komitmennya dalam memajukan literasi dengan membangun Taman Baca Masyarakat (TBM) Amerta. Menurut Irma, edukasi literasi bisa dimulai dari lapisan terkecil, yaitu masyarakat sekitarnya.

Melalui TBM Amerta, Irma berusaha memberikan akses literasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar. Bukan hanya sekadar menyediakan buku-buku, TBM ini juga menjadi pusat kegiatan edukatif yang merangkul berbagai usia. Dari membaca cerita anak hingga diskusi sastra, ia mengajarkan bahwa literasi adalah hiburan yang mendidik.

"Aku menginisiasi terbentuknya TBM Amerta dengan 2 partner aku. Aku mengajak mereka untuk membangun sebuah TBM di lingkungan masyarakat kita. Sebenarnya, ini bukan sekadar karena keresahan aku. Namun, dalam kasus ini (TBM Amerta), aku lebih melihatnya sebagai peluang. Di dekat rumah kita, ada lapangan yang sangat besar dan ramai, setiap sore selalu rame. Di sana, banyak juga anak-anak yang suka main. Dari situ, aku lihat ada peluang yang bisa aku manfaatkan untuk menyebarkan minat baca untuk masyarakat. Sehingga, aku ada inisiatif untuk menyediakan wadah membaca bagi masyarakat," ungkap Irma.

Akhirnya pada pertengahan 2020, ia dan timnya memulai TBM Amerta setiap akhir pekan. Jadi, anak-anak yang awalnya hanya bermain, akhirnya bisa ikut membaca. Programnya masih sederhana, seperti mendongeng, lomba, lalu setiap weekend mereka mendorong anak-anak untuk meminjam satu bacaan. Di pertemuan selanjutnya, Irma dan tim akan meminta mereka menceritakan apa yang sudah dibaca.

3. TBM Amerta bertujuan untuk menyokong edukasi literasi dari lapisan terkecil

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Salah satu tujuan utama TBM Amerta yang dibangun oleh Irma Khairani adalah menyebarkan edukasi literasi dari lapisan terkecil masyarakat. Dia menyadari bahwa perubahan dimulai dari akar, yaitu dari anak-anak di lingkungan sekitar. Melalui TBM Amerta, Irma ingin menunjukkan bahwa literasi adalah keterampilan yang diperlukan sepanjang hidup.

dm-player

"Sebenarnya kami belum punya goals yang besar dan ideal, tetapi inti kami membangun TBM karena ingin menjadi wadah literasi untuk masyarakat sekitar guna kehidupan yang cemerlang. Kami ingin mendekatkan buku-buku dan bacaan untuk masyarakat supaya mereka lebih kenal dengan buku-buku ini. Kalau udah kenal buku, literasi akan semakin baik dan memiliki kecakapan literasi yang baik supaya bisa lebih bijak dalam menjalankan kehidupannya," pungkasnya.

Baca Juga: Devi Raissa, Co-Founder Rabbit Hole yang Serukan Pentingnya Baca Buku

4. Indonesia gak krisis membaca, hanya saja masih sangat kekurangan minat literasi

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Banyak data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih minim literasi. Banyak juga yang menghubungkannya dengan minat baca. Ternyata, membaca dan literasi merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Irma, tingginya minat membaca belum tentu sejalan dengan minat literasi.

"Kalau tentang minat membaca dan literasi, sebenarnya minat membaca dan literasi itu berbeda. Literasi itu lebih luas. Kalau untuk minat membaca, itu sebenarnya gak rendah karena setiap hari kita membaca, baik informasi dari WhatsApp atau media lainnya. Sedangkan minat literasi, itu sebenarnya masih rendah karena menurut survei, minat literasi Indonesia ada di dua terendah. Tingkat literasinya masih sangat rendah. Literasi dan membaca itu adalah suatu hal yang berbeda, literasi bukan hanya membaca dan menulis," jelasnya.

Irma melanjutkan, secara teoritis, literasi itu ada 6 macam. Ada baca tulis, literasi numerasi, digital, sains, finansial, budaya, dan keluarga. Jika kita sudah memahami keenam literasi tersebut, maka tingkat literasi juga akan semakin meningkat. Hal yang menjadi concern saat ini adalah tentang bagaimana kita bisa memahami informasi yang dibaca. Itulah literasi.

"Banyak individu yang hanya sekadar membaca dan mereka langsung menyebarkan, padahal mereka pun memahaminya belum tepat dan benar. Jadi yang dibutuhkan itu tingkat literasinya. Semua orang membaca, tetapi gak semua orang memahami apa yang dibaca. Kita harus punya literasi baca dan literasi digital. Misalnya kita lihat informasi dari potongan video karena kita gak punya kecakapan digital yang baik. Kita akan termakan informasi itu tanpa cek dulu dan malah menyebarkan informasi itu serta banyak misunderstanding," ujar Irma. 

Dapat dikatakan bahwa yang harus digarisbawahi adalah tentang bagaimana kita meningkatkan literasi, bukan hanya sekadar membaca. Jika hanya membaca, maka mungkin saja kita tetap termakan hoax. Namun, jika sudah memiliki minat literasi yang tinggi, maka mungkin saja tingkat hoax juga akan semakin berkurang.

5. Meningkatkan minat literasi sama saja seperti meningkatkan kualitas hidup

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Salah satu poin penting yang ingin disampaikan oleh Irma Khairani adalah meningkatkan minat literasi sebenarnya juga berarti meningkatkan kualitas hidup. Melalui membaca, seseorang dapat memperluas wawasan, meningkatkan pemahaman, dan mengembangkan kreativitas. Kemampuan ini gak hanya berdampak pada pengetahuan pribadi, tetapi juga pada kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi yang lebih baik. Dengan membangun minat baca di masyarakat, ia berusaha meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

"Dengan literasi, kita bisa menghadapi segala tantangan hidup setiap harinya dengan lebih bijaksana. Saat membaca, kita bisa memiliki banyak referensi. Kita gak boleh membatasi bacaan di bidang ilmu tertentu. Bacalah apa pun itu, sehingga kita bisa memperluas wawasan kita dan tahu solusi untuk menyelesaikan masalah," ucapnya.

Semakin banyak hal yang kita baca, maka kita akan semakin sadar bahwa banyak yang belum kita tahu. Sehingga, kita ingin semakin tahu banyak hal. Dengan begitu, kita juga akan semakin berpikir kritis dan menajamkan pola pikir.

6. Langkah dan hal kecil ternyata bisa berdampak banyak untuk masyarakat

Kisah Irma Khairani Jadi Duta Baca hingga Membangun Taman BacaIrma Khairani, Duta Baca Kab. Bogor dan founder TBM Amerta (dok. pribadi)

Melalui perjalanan Irma, kita belajar bahwa langkah dan tindakan kecil dapat memiliki dampak besar bagi masyarakat. Dari kepedulian pribadi terhadap literasi, ia berhasil menginspirasi dan membawa perubahan positif dalam komunitasnya. Kisahnya mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki peran dalam memajukan literasi dan pendidikan, bahkan dari lingkup terkecil. Bukan hanya para pemerhati pendidikan atau tokoh publik saja, tetapi setiap orang dapat berkontribusi dalam membangun budaya literasi yang kuat dan berkelanjutan.

"Ketika kita berusaha berupaya untuk setidaknya memberikan sedikit kebermanfaatan kita pada masyarakat, itu bisa saja tanpa kita sadari bisa sangat berdampak pada masyarakat tersebut. Misalnya, aku suka membaca. Aku ada sedikit upaya untuk menyebarkan kebermanfaatan itu. Dari upaya kecil itu, ternyata bisa berdampak kepada orang lain. Kami pernah rutin setiap weekend untuk berkegiatan bersama anak-anak di sana. Namun, kami pernah vakum selama 2 minggu karena pandemik dan PSBB, terus pas kami mulai buka lagi, di situ anak-anak menunggu kami. Mereka merasa ada yang hilang saat kami gak membuka lapak," tutup Irma.

Kisah Irma adalah bukti nyata bahwa perubahan dimulai dari tindakan nyata. Melalui perannya sebagai Duta Baca dan Founder TBM Amerta, ia telah membantu mengubah pola pikir serta minat baca di masyarakat. Perjalanan inspiratif Irma menegaskan bahwa edukasi literasi bukanlah tanggung jawab satu pihak, tetapi sebuah usaha bersama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih cerdas dan berpengetahuan.

Baca Juga: Kisah Seru Ningrum, Si Pemalu yang Dobrak Diri jadi Pound Pro

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya