5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?

Tergantung caramu menyikapinya

Kita mungkin sering mendengar kalau guru kehidupan itu gak cuma ilmu, tapi juga pengalaman. Bahkan dari pengalaman yang nyata, seseorang baru bisa benar-benar belajar. Tapi faktanya, beberapa orang masih sulit menemukan pembelajaran apa yang bisa dia ambil dari pengalamannya. Semua berlalu begitu saja tanpa meninggalkan pesan.

Lantas kenapa hal itu bisa terjadi? Apa jangan-jangan kamu juga mengalami hal yang sama? Berikut beberapa alasan mengapa pengalaman hidup gak selamanya jadi guru yang baik buat segelintir orang.

1. Malas merenungkan apa yang telah terjadi

5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?pexels.com/keira burton

Cuek, mungkin inilah kata yang tepat untuk tipe orang yang malas merenungkan apa yang sudah dia alami. Kalau sudah berlalu, ya berlalu saja. Ngapain diingat-ingat? Saking cueknya, ia menganggap kesalahan sangat lumrah terjadi. Kesalahan kedua kali bukan masalah. Boleh jadi pasangannya bakal kesal karena tipe orang semacam ini sulit berubah.

2. Gak mau belajar dari pengalaman karena keras kepala

5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?pexels.com/Gabby K

Keras kepala juga jadi penyebab dominan seseorang sulit belajar dari pengalaman. Dia tetap mempertahankan keputusan yang menurutnya terbaik, meskipun pengalaman gak berkata begitu. Kalau kaya gini, jangankan belajar dari pengalaman, dia malah mengingkari fakta pahit yang gak sesuai dengan kemauannya.

3. Gak bisa memetik hikmah yang tepat

5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?unsplash.com/candice picard
dm-player

Kesalahan dalam memetik hikmah, kadang terjadi saat seseorang ingin mengingkari kesalahan yang dia perbuat. Alih-alih instrospeksi, dia malah mengambil sudut kesalahan orang lain sebagai hikmah. Misalnya saat seseorang dijauhi karena bersikap sangat pelit. Dia kecewa, tapi memetik hikmah bahwa dia beruntung sebab gak akan ada lagi yang meminta bantuannya. 

Baca Juga: 5 Pengalaman Berharga yang Membuat Hidupmu Menjadi Lebih Berarti

4. Terlalu mudah menyerah dan memilih zona nyaman

5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?pixabay.com/nastya_gepp

Pengalaman menjadi berharga ketika seseorang berubah lebih baik kedepannya. Pengalaman gagal dijadikan pembelajaran untuk langkah yang lebih terencana. Dia mengidentifikasi hal apa saja yang jadi penyebab kegagalannya, lalu ia perbaiki. Sebaliknya, pengalaman gak bakal berarti apa-apa ketika seseorang memilih menyerah dan takut untuk bangkit kembali.

5. Ceroboh hingga jatuh di lubang yang sama kedua kali

5 Alasan Gak Selamanya Pengalaman Hidup jadi Guru yang Baik, Kok Bisa?pexels.com/armin rimoldi

Dalam kasus ini, seseorang bisa dikatakan sadar dan paham atas kesalahan yang ia perbuat. Tapi, karena terlalu ceroboh dan tergesa-gesa, pengalaman buruknya harus terulang. Kesimpulannya, mengambil pelajaran dari pengalaman gak cukup hanya dengan paham, tapi realisasinya juga harus benar. Terlalu gegabah dalam bertindak, bisa bikin kamu jatuh dalam kasus yang sama kedua kali.

Setiap orang memang membutuhkan pengalaman hidup untuk membuatnya bertumbuh. Tapi alasan-alasan di atas menunjukkan kalau gak semua orang bisa belajar lebih baik dari pengalaman hidupnya.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Gak Boleh Berpikiran Dangkal dalam Menjalani Hidup

Nita Nurfitria Photo Verified Writer Nita Nurfitria

Hai !

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya