5 Hal Keliru Saat Social Distancing di Tempat Umum, Jangan Lakukan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Program social distancing sepertinya memang belum sepenuhnya dimengerti oleh semua orang. Salah satu alasannya adalah karena penggunaan istilah bahasa Inggris.
Meski pada akhirnya muncul istilah #DiRUmahAja, tentu istilah kerabatnya tidak tersampaikan dengan baik pada orang yang kurang memahami bahasa Inggris. Akibatnya, banyak yang masih salah kaprah menerapkan social distancing.
Tapi bukan karena itu saja sebenarnya. Bagi mereka yang paham social distancing pun, masih banyak yang kurang berhati-hati dalam menerapkannya. Contohnya 5 hal keliru ini!
1. Berjubel berbelanja di apotek
Saat ini, apotek adalah salah satu tempat umum yang paling seiring dikunjungi masyarakat. Akibat panic buying, banyak orang justru berjubel saling mendahului untuk dilayani penjaga apotek.
Bukan cuma bertolakan dengan WHO yang menganjurkan jarak 1-2m per orang, tapi kita jadi perlu mencuci baju yang dipakai sesampainya di rumah. Ada baiknya dengan kesadaran sendiri-sendiri, kita harus menjaga jarak masing-masing demi keamanan bersama.
2. Belanja nyicil walau sebetulnya mampu beli sekaligus (bukan menimbun ya!)
Ini nih salah satu faktor yang bikin masyarakat masih lalu lalang di mana-mana. Banyak orang yang tidak membeli kebutuhannya sekaligus. Garis bawahi kebutuhan ya!
Salah satu pelajaran penting dari negara-negara yang melakukan lockdown di luar negeri adalah masyarakatnya berbelanja sesuai dengan apa yang dibutuhkan selama beberapa hari (jika kondisi pribadinya memungkinkan). Selain itu, berbelanja ala mereka juga dilakukan saat waktu-waktu yang sepi pengunjung.
Baca Juga: Ganti Istilah Social Distancing ke Physical Distancing, Apa Bedanya?
3. Tidak menjaga jarak 1-2m dengan orang lain saat ada bagi-bagi masker atau pembersih kuman gratis
Editor’s picks
Saat ini cukup banyak otoritas pemerintah atau kesehatan lokal yang membagi-bagikan alat kesehatan gratis. Sayang sekali, di samping tujuan baik ini ada banyak massa yang berkumpul.
Baik dari pihak otoritas maupun masyarakatnya sendiri, kurang ada kerja sama yang memungkinkan serah-terima alat kesehatan dengan jarak teratur 1-2m tiap orang.
Jika kamu berjumpa dengan situasi seperti ini, mungkin bisa posisikan dirimu dan orang-orang di sekitarmu untuk mengambil posisi aman. Jika tidak memungkinkan, lebih baik hindari saja dan jaga dirimu sendiri dengan rajin cuci tangan di rumah.
4. Menyapa atau memberi salam tanpa menjaga jarak 1-2m
Ada banyak yang mempopulerkan salam ala corona tanpa sentuhan tangan langsung. Sayangnya, berbagai salam ala corona ini masih melibatkan jarak antar orang kurang dari 1-2m.
Daripada menempatkan diri dalam risiko, sebaiknya cukup angguk kepala dari jarak 1-2m. Perlihatkan saja senyummu agar orang lain tahu bahwa kamu bermaksud menyapa mereka. Itu sudah cukup kok!
5. Tidak menjaga jarak 1-2m saat menunggu angkutan umum walau sebenarnya memungkinkan
Tidak dipungkiri, bagi pelanggan transportasi umum massal, social distancing terkadang dilematis. Tidak semua wilayah memungkinkan social distancing sambil menunggu angkutan, terutama daerah dengan penumpang padat.
Tapi, jika memungkinkan lebih baik mengantre dengan jarak 1-2m atau menggunakan transportasi daring Apalagi, dalam suatu kendaraan umum massal, nantinya kamu masih harus sangat menjaga dirimu dari apapun yang di dekatmu.
Apapun kegiatannya, selalu sadarkan dirimu untuk menjaga jarak dengan orang lain ya! Bukan hanya demi kesehatanmu sendiri, tapi juga semua orang lain, termasuk tenaga medis!
Baca Juga: Selama Social Distancing, Banyak yang Berlomba-lomba Lakukan 5 Hal Ini
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.