Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu Dipahami

Stop kebiasaan memotong pembicaraan orang lain

Hablum minannas atau hubungan manusia dengan manusia tidak ada lepas dari yang namanya komunikasi verbal atau berbicara satu dengan lainnya. Karena itu merupakan satu bentuk kebutuhan saat berintraksi dengan sesama manusia. Selain itu, komunikasi juga digunakan untuk bertukar informasi.

Sebagai umat muslim, ketika berbicara dengan orang lain juga harus memperhatikan etikanya. Jangan sampai saat berbicara membuat orang lain tersinggung, sakit hati bahkan sampai terjadi perkelahian.

Berikut di antaranya enam etika berbicara yang baik dan benar dilihat dari sudut pandang keislaman. Yuk, langsung simak penjelasanya!

1. Saat berbicara bicaralah yang baik-baik dan jangan berdusta atau berbohong

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu DipahamiPixabay.com/jamesoladujoye

Berbicara adalah pemberian nikmat Allah SWT yang harus disyukuri. Untuk itu, berbicaralah mengenai hal-hal yang baik dan jangan berbohong. Berbicara yang baik merupakan bentuk sikap syukur atas nikmat yang telah di berikan Allah SWT kepada hambanya.

Allah SWT juga sudah memerintahkan untuk berbicara yang baik, sebagaimana yang dituliskan dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 70 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,"

Maka dari itulah, saat berbicara harus dipikirkan matang-matang jangan asal bicara. Saat apa yang dibicarakan membuat orang lain sakit hati, bisa saja hal itu mendatangkan dosa yang bisa mengantarkan ke api neraka.

2. Melihat wajah lawan bicara

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu Dipahamiunsplash.com/Mimi Thian

Salah satu bentuk etika atau sopan santun dalam berbicara adalah melihat wajah lawan bicara. Hal ini akan membuat lawan bicara merasa lebih dihargai dan dihormati.

Sebaiknya, ketika melihat wajah lawan bicara lihatlah sewajarnya saja. Jangan sampai membuat lawan bicara seolah-olah terganggu dengan cara kita melihat wajahnya.

Baca Juga: 8 Keistimewaan bagi Orang yang Rajin Bersedekah Menurut Islam

3. Menunjukkan sikap antusias saat berbicara

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu DipahamiPixabay.com/sasint

Selain melihat wajah lawan bicara, menunjukan sikap antusias itu pun perlu untuk dilakukan sebagai bentuk menghargai apa yang mereka bicarakan, walapun mungkin saja apa yang mereka bicarakan sudah pernah kita dengar sebelumnya.

dm-player

Untuk itu, diperlukan sikap saling memahami antara pembicara dan lawan bicaranya. Berbicaralah untuk hal-hal yang penting dan sekiranya mengenai hal yang benar-benar kedua saling memahami satu dengan yang lainnya. Sehingga arah pembicaraanya menjadi lebih terarah.

4. Tidak memotong pembicaraan orang lain

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu DipahamiPixabay.com/jmexclusives

Etika yang selanjutnya adalah tidak memotong pembicaraan. Orang yang suka memotong pembicaraan orang lain adalah orang yang sangat tidak sopan dan egois. Selain itu, memotong pembicaraan orang lain juga dapat mengubah, menghilangkan informasi yang akan di sampaikan.

Hal ini bisa mengundang ke salah pahaman. Untuk itu, sebaiknya tunggu lawan bicara selesai menyampaikan apa yang akan mereka sampaikan setelah itu barulah kita tanggapi jika perlu untuk ditanggapi.

5. Berusaha untuk menghindari perdebatan

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu DipahamiPixabay.com/Free-Photos

Dalam berbicara sering kali terjadi perdebatan yang kadang kala bisa memicu timbulnya rasa sakit hati satu dengan yang lainnya. Untuk itulah hindari perdebatan untuk menciptakan perdamaian antar sesama manusia. Sebaiknya ketika terjadi perbedaan pendapat selesaikan lah dengan cara bermusyawarah dan berbicara lah dari hati-hati agar perdebatan tidak akan terjadi.

Menghindari berdebat selain untuk menjaga hubungan baik antar sesama manusia, menghindari berdebat juga akan mendapatkan balasan yang baik di akhirat kelak. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:

"Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam keadaan benar. Dan dipertengahan surga bagi seorang yang meninggalkan kedustaan walau dalam bercanda dan di bagian surga tertinggi bagi yang terpuji akhlaknya.” (HR. Abu Dawud, dalam sunannya, no 4167)

6. Hindari untuk berbuat ghibah atau membicarakan kejelekan orang lain

Ini 6 Etika Berbicara yang Baik Menurut Islam, Perlu DipahamiPixabay.com/RobinHiggins

Mungkin bagi sebagian orang ghibah atau gosip sudah tidak asing lagi. Terkadang tanpa kita sadari arah pembicaraan yang dilakukan mengarah pada perbuatan ghibah. Memang benar, jika direnungkan bahwa salah satu penyumbang dosa terbesar adalah dari lisan kita masing-masing.

Dalam kitab Shahih Muslim hadis no. 2589 dijelaskan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat.

“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya”

Untuk itu, hati-hati lah dalam berbicara agar apa yang kita bicara tidak membuat kita mendapatkan dosa. Pada dasarnya yang bisa mengontrol apa yang kita bicarakan hanya lah diri kita sendiri.

Nah, itu 6 di antaranya etika dalam berbicara yang baik dan benar dilihat dari segi keislaman. Mulutmu adalah pedangmu, jadi gunakan lah untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Karena, sejatinya yang biasa mengendalikan lisanmu adalah dirimu sendiri.

Baca Juga: Ini 6 Etika Menjenguk Orang Sakit dalam Islam yang Perlu Dipahami

Nur Kholid Photo Verified Writer Nur Kholid

Mari berproses

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya