Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Ini

Dorongan untuk menolong yang berlebihan

Memiliki keinginan untuk membantu orang lain tentu menjadi hal yang baik. Orang pun jadi merasa tertolong dengan uluran tangan darimu. Namun, terkadang ada juga orang yang memiliki keinginan menyelamatkan orang lain yang cenderung berlebihan.

Sikap semacam ini disebut dengan savior complex atau white knight syndrome. Biasanya, orang dengan saviour complex merasa butuh mengatasi permasalahan orang lain, terlepas dari orang tersebut menginginkannya atau tidak.

Kamu termasuk memiliki savior complex kalau punya tanda-tanda berikut ini.

1. Hanya merasa positif kalau bisa menyelamatkan orang lain

Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Iniilustrasi membantu orang lain (Unsplash.com/Rémi Walle)

Saat naluri untuk menolong orang lain terasa makin kuat, orang dengan savior complex gak akan pikir panjang untuk ulurkan bantuan. Bahkan, saat berhasil menyelamatkan orang lain, dia baru merasa berharga sebagai manusia.

Para pemilik savior complex akan merasa dipenuhi dengan aura positif jika sudah mampu membantu orang lain. Sayangnya, saat merasa gagal menolong atau uluran tangannya ditolak, dia kembali merasa hampa dan tidak berguna.

2. Rela mengeluarkan energi lebih demi orang lain sampai burn out

Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Iniilustrasi hilang fokus (Unsplash.com/Christian Erfurt)

Saking inginnya membantu orang lain, para savior complex bahkan sampai rela mengorbankan dirinya sendiri, lho. Mereka gak segan mencurahkan seluruh energi dan pikirannya demi membantu menyelesaikan masalah orang lain.

Meski yang ditolong gak mengharapkan bantuan seloyal itu, tapi orang dengan savior complex terkadang bisa terlalu bersungguh-sungguh memikirkan solusi. Gak heran kalau mereka bisa sampai burn out saking banyaknya hal yang dipikirkan dan dirasakan seolah semua adalah masalah hidupnya sendiri.

Baca Juga: Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiri

3. Merasa jadi satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan

dm-player
Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Iniilustrasi ketenangan batin (Unsplash.com/Elia Pellegrini)

Kerap terlihat 'ngotot' mencari solusi terbaik demi menolong orang lain bukannya tanpa alasan. Meski niatnya memang ingin membantu, tapi ada faktor internal yang sebenarnya jadi alasan kuat. Para savior complex merasa kalau hanya merekalah yang mampu membantu.

Mereka merasa bahwa dirinya hidup dengan bekal kemampuan yang bisa digunakan untuk menyelamatkan orang lain. Bahkan terkadang mereka juga merasa bertanggung jawab atas penyelesaian masalah orang karena sudah terlanjur menaruh simpati dan wajib turun tangan.

4. Cenderung tertarik pada orang yang lemah dan butuh pertolongan

Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Iniilustrasi persahabatan (Unsplash.com/Rosie Sun)

Biasanya orang dengan savior complex cenderung punya ketertarikan lebih pada mereka yang terlihat lemah. Lemah di sini diartikan sebagai orang-orang yang sedang berada dalam masalah dan tampak butuh pertolongan.

Saat melihat kondisi semacam ini, para savior complex gak akan ragu untuk mendekat lebih dulu dan menawarkan bantuan. Mereka akan mulai menunjukkan empati sampai 'targetnya' mau membuka hati dan menunjukkan tanda-tanda ingin dibantu.

Namun, terkadang saat dorongan ingin menyelamatkan orang makin kuat, para savior complex ini seolah gak peduli dengan persetujuan. Mereka akan langsung membantu dan memikirkan berbagai solusi tanpa diminta karena menganggap orang harus segera diselamatkan.

5. Beranggapan harus memperbaiki hal negatif yang ada

Kamu Cenderung Memiliki Savior Complex kalau Rasakan 5 Tanda Iniilustrasi merasa khawatir (Unsplash.com/Jon Ly)

Salah satu tanda yang kerap dirasakan savior complex adalah muncul anggapan kalau mereka punya kewajiban untuk memperbaiki hal yang tampak negatif. Masalah atau kesulitan yang tengah dihadapi orang lain dianggap masuk kategori hal negatif yang harus segera mereka diperbaiki.

Bahkan, mereka juga gak ragu untuk mengubah orang lain agar semua hal negatif yang ada kembali berjalan menuju sisi positif. Mereka merasa yakin bisa melakukannya sebab berpikir tahu apa yang terbaik bagi semua orang.

Well, menolong orang lain yang memang membutuhkan bantuan sebenarnya bukan hal yang buruk. Hanya saja, kita wajib menempatkan diri sesuai dengan kapasitas kita. Jangan sampai niat baik berubah toksik saat kita memaksakan kehendak pada orang yang enggan menerima bantuan.

Baca Juga: 5 Tanda Seseorang Mengalami Sindrom Cinderella Complex, Takut Mandiri

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya