5 Kebiasaan yang Menghambat Kamu Bahagia, Pesimis dan Gak Bersyukur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebahagiaan sering dijadikan tujuan hidup yang akan diperjuangkan setiap orang dengan segenap tenaga dan pikiran. Apa pun bentuknya, asal mampu membuat kita bahagia, pasti akan dikejar sampai dapat. Entah dalam urusan kesuksesan karier, kekayaan, pendidikan tinggi, atau memiliki pasangan dan keluarga impian.
Sayangnya, kebahagiaan yang dicari terkadang justru harus pupus karena kebiasaan negatif yang kita lakukan sendiri. Sadar atau tidak, lima kebiasaan ini bisa jadi penghambat kebahagiaanmu, lho. Yuk, segera diubah.
1. Terlalu banyak mengeluh
Saat ada masalah berat yang tengah dihadapi, terkadang orang ingin berkeluh kesah untuk sekadar meringankan beban. Jika hanya sesekali, tentu masih bisa dianggap wajar dan manusiawi. Namun, kalau mengeluh sudah jadi kebiasaan, sikap semacam ini justru akan menghambat kebahagiaan hidup.
Saat kamu jadi terlalu banyak mengeluh, semangat hidupmu akan ikut turun drastis. Kamu seolah kehilangan tenaga untuk berjuang meraih impian, termasuk membahagiakan diri. Kamu hanya sibuk mengeluhkan apa pun tanpa mau bangkit dan mengubah keadaan jadi lebih baik.
2. Selalu pesimis pada banyak hal
Pesimistis juga jadi sikap yang bisa menghancurkan semangatmu meraih kebahagiaan. Kamu akan memandang segala sesuatu terlalu berat dan terus merasa dirimu gak mampu untuk menaklukkannya. Padahal, bisa jadi fakta yang ada adalah semua itu hanya ada dalam pikiranmu.
Sikap pesimis tadi malah menjadi penghalang bagimu untuk segera bergerak dan mencoba segala kemungkinan. Kamu sudah terjebak dalam perasaan tidak berdaya karena meragukan kemampuanmu sendiri dan terlalu menganggap sulit tantangan di depan mata tanpa mencobanya lebih dulu.
Baca Juga: 5 Cara Menyembunyikan Kesedihan agar Dirimu Terlihat Bahagia
3. Cenderung mudah menyalahkan orang lain
Editor’s picks
Sebenarnya, menyalahkan orang lain atau situasi tertentu sama saja dengan melempar tanggung jawab pada pihak lain atas hal buruk yang sedang dialami. Mungkin bisa jadi memang ada kesalahan dari luar dirimu, tapi sebenarnya sikap dan pemikiranmu juga punya andil dalam situasi tersebut.
Rasa kecewa dan penyesalan biasanya memang akan mendorongmu mencari hal yang bisa disalahkan. Namun, menyalahkan orang lain tidak lantas jadi solusi yang membuatmu bebas dari kekecewaan. Justru kebiasaan ini malah jadi penghambat kebahagiaan karena fokusmu bukan lagi pada solusi atas masalah yang ada.
4. Tidak mau belajar dan berkembang
Kalau gak mau belajar dan mengembangkan kemampuan, sama artinya kamu gak mau berusaha untuk meng-upgrade ilmu, wawasan, serta kemampuan yang dibutuhkan demi meraih impian. Saat impian yang ditargetkan malah tertunda, kebahagiaanmu pun ikut jalan di tempat.
Rasa enggan mengembangkan diri tadi biasanya dipicu oleh rasa malas atau malah takut keluar dari zona nyaman. Terkadang kita memang harus memaksa diri untuk melawan kemalasan dan mendorong batas untuk mencoba hal-hal baru demi mempermudah jalan meraih bahagia yang diinginkan.
5. Kurang bersyukur
Salah satu kebiasaan yang tanpa sadar juga mampu jadi penghambat kebahagiaan adalah kurangnya rasa syukur dalam hati. Kamu mungkin terlalu sering melihat ke atas pada pencapaian orang lain hingga tanpa sadar kamu jadi membandingkan dirimu dengan mereka dan lupa memperhatikan milikmu.
Sikap membandingkan tadi jadi bukti kurangnya rasa syukur dalam dirimu yang gak kamu upayakan untuk tumbuh. Padahal kalau mau melihat ke belakang pada apa yang sudah didapat dan modal kemampuan yang dimiliki, kamu akan lebih fokus meraih pencapaianmu sendiri dan tentunya bisa lebih bahagia.
Kalau masih melihat kelima kebiasaan tadi dalam dirimu, tandanya kamu masih berperan dalam menghambat kebahagiaanmu sendiri. Yuk, segera hentikan dan ubah kebiasaan negatifmu tadi agar kebahagiaan bisa segera diraih layaknya berkendara di jalan tol.
Baca Juga: 6 Bahaya Jika Kamu Sering Berpura-pura Bahagia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.