5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matang

Tandanya kamu makin dewasa

Kebanyakan orang menyejajarkan kedewasaan dengan faktor usia, makin tua artinya makin dewasa. Namun, terkadang usia hanya sebatas angka dan gak bisa jadi standar kedewasaan, terlebih untuk urusan mental. Saat orang sudah memiliki kedewasaan mental, sering kali ada kematangan emosi yang makin ditunjukkan.

Kalau seseorang termasuk pribadi yang sudah punya kematangan emosi, bisa dipastikan beberapa mindset berikut ini bakal dimiliki.

1. Muncul penerimaan saat merasakan emosi yang berlawanan

5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matangilustrasi perempuan muda (Pexels.com/Monica Turlui)

Mengalami luapan emosi yang berbeda secara bersamaan bukanlah hal yang mudah untuk dipahami apalagi ditangani. Kebanyakan orang akan merasa bingung dengan emosi-emosi yang berlawanan tersebut.

Misalnya, kita membenci mantan pacar yang sudah menyakiti hati, tapi di saat bersamaan juga merasa rindu pada kebersamaan yang pernah ada. Di lain waktu, kamu marah pada seseorang tapi juga merasa iba setelah tahu kesulitan yang dia alami.

Namun, saat sudah memiliki kedewasaan dengan pemahaman emosi yang matang, kondisi semacam ini sudah mampu diterima dengan lapang dada. Mereka sadar betul kalau emosi yang berlawanan bisa datang dalam situasi apa pun tanpa aba-aba dan hanya butuh penerimaan.

2. Memahami bahwa emosi hanya sementara dan gak ingin dikendalikan

5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matangilustrasi perempuan menunduk (Unsplash.com/Chad Madden)

Kematangan emosi juga terlihat dari cara seseorang merespons perasaan yang tengah dialami. Mereka paham bahwa emosi yang dirasakan gak akan bertahan lama. Dengan pemikiran semacam ini, mereka akan memilih mengambil jeda saat sedang emosi dan gak membiarkannya menguasai diri.

Kedewasaan membuat mereka berpikir jernih agar tidak mudah dikendalikan oleh perasaan. Sebab, sikap dan ucapan yang dilontarkan saat sedang emosi justru akan menimbulkan masalah baru hingga jadi bumerang bagi diri sendiri. Hal inilah yang selalu dihindari dan terus berusaha mengedepankan proses berpikir yang jernih. 

Baca Juga: 5 Tips Mengelola Emosi Negatif di Bulan Ramadan agar Puasa Gak Batal

3. Perbedaan pendapat dengan orang lain adalah hal yang lumrah

5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matangilustrasi sikap menghargai (Pexels.com/fauxels)
dm-player

Setiap orang pasti punya pemikiran masing-masing tentang berbagai hal hingga kerap terjadi perbedaan pendapat. Beberapa mungkin akan merasa kesal saat berseberangan opini hingga berujung pada perselisihan yang berpotensi melebar pada kebencian secara personal.

Namun, hal semacam ini gak akan berlaku untuk orang yang sudah dewasa secara emosi. Bagi mereka, perbedaan pendapat itu hal yang lumrah dan berpikir kalau semua orang gak harus sependapat. Tidak ada yang perlu diperdebatkan apalagi sampai memicu permusuhan terkait kondisi ini.

4. Kejujuran harus disampaikan tanpa meninggalkan empati

5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matangilustrasi sikap menghargai (Pexels.com/Weixiao Xie)

Banyak orang setuju dengan pemikiran kalau lebih baik jujur meski menyakitkan dibanding harus berbohong dan menyembunyikan kebenaran. Namun, gak banyak orang yang bisa menyampaikan kejujuran dengan tanpa meninggalkan luka.

Orang yang matang emosinya akan berpikir panjang saat memilih kata yang tepat saat berbicara. Meski ada unsur kritik atau teguran, tapi mereka mampu meminimalkan ketidaknyamanan lewat pilihan kata yang teduh dan tidak menghakimi.

Bahkan mereka juga memikirkan timing yang tepat untuk menyampaikan kebenaran yang harus diungkap tersebut. Di sinilah letak empati terhadap perasaan orang lain yang dijunjung untuk mendampingi prinsip kejujuran. 

5. Kedewasaan adalah tidak mudah menghakimi orang lain dan diri sendiri

5 Mindset yang Bakal Muncul saat Kamu Sudah Punya Emosi yang Matangilustrasi sikap menghakimi (Pexels.com/Liza Summer)

Orang yang matang emosinya akan menyadari bahwa setiap orang punya kekurangan dan pernah berbuat kesalahan. Oleh karenanya, mereka gak akan asal menghakimi orang lain atas tindakan yang mungkin dinilai salah oleh orang banyak.

Namun, bukan berarti mereka akan membela yang salah, ya. Mereka hanya paham kalau siapa pun bisa berbuat salah dan memilih berempati alih-alih menghukum. Bukankah setiap orang berhak atas kesempatan kedua? 

Prinsip inilah yang mereka pegang saat menghadapi kesalahan. Gak cuma pada orang lain, hal ini juga berlaku untuk dirinya sendiri. Sebab, mereka paham kalau dibanding sikap orang lain, penghakiman dari diri sendiri mampu lebih menjatuhkan.

Menjadi pribadi dewasa dengan emosi yang matang memang butuh proses yang terkadang lama dan gak mudah. Semua kembali pada kemauan masing-masing untuk berusaha memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Jadi, sampai dimana level kedewasaan, semua kembali pada seberapa jauh proses upgrade mindset-mu.

Baca Juga: 5 Mindset Berdamai dengan Luka Masa Lalu, Lapangkan Hati Maafkan Diri

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya