6 Penyebab yang Melatarbelakangi Perilaku Bullying, Kenali lalu Cegah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perilaku bullying atau perundungan masih kerap ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan. Sayangnya, pelaku bullying ternyata juga banyak dilakukan oleh publik figur hingga makin banyak tersorot dan jadi perbincangan hangat. Meski kecaman dipastikan datang, tapi ada segelintir orang yang justru memberi pemakluman hingga perundungan seolah tak akan pernah habis.
Jika mau melihat secara lebih luas, ada "akar" dari perilaku bullying yang seharusnya bisa dicegah. Berikut beberapa penyebab yang kerap melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan bullying.
1. Stres dan trauma yang dialami
Hampir semua orang mengalami stres dan memiliki trauma masa lalu yang tersimpan atau sengaja disembunyikan. Sayangnya, gak banyak yang mampu merespons pengalaman negatif tersebut dengan mengalihkannya pada hal-hal positif, seperti meditasi atau berolahraga.
Stres dan trauma kemudian dijadikan pembenaran untuk melakukan intimidasi atau perilaku negatif lainnya dengan dalih pelampiasan emosi. Mereka tidak tahu cara menangani tekanan yang ada dan malah memperburuk perasaannya. Imbasnya, ada "target" yang akhirnya jadi korban perilaku tersebut.
2. Rendahnya self-esteem
Gak jarang penyebab perundungan justru datang dari perasaan tidak berharga terhadap diri sendiri. Ketika muncul pemikiran bahwa dirinya gak mampu, gak hebat, atau gak punya power, mereka akan cenderung mengalihkan perasaannya dengan cara menindas orang lain yang dianggap lebih lemah dan bisa jadi "target".
Rendahnya self-esteem tersebut mampu membelokkan fokus untuk menghargai diri sendiri dan memilih mencari kekuatan lewat superioritas. Padahal, sebenarnya mereka sadar bahwa perilaku menindas gak akan pernah mengubah apa pun dalam dirinya sebab yang didapat hanya rasa takut dari orang lain dan bukan pengakuan.
Baca Juga: 5 Tips Menyembuhkan Diri dari Trauma Bullying, Ayo Pulih!
3. Pernah jadi korban penindasan
Hampir sebagian besar pelaku bullying merupakan korban perundungan di masa lalu. Boleh jadi mereka pernah mengalami intimidasi saat masih kecil oleh teman atau orang dewasa di lingkungannya saat itu. Pengalaman buruk sebagai korban kemudian melahirkan hasrat untuk membalas dendam.
Editor’s picks
Sayangnya, pembalasan tersebut cenderung mengarah pada perilaku negatif dan seringnya malah salah sasaran. Bukan pada pelaku awal, tapi mereka ikut jadi pelaku itu sendiri pada orang-orang yang dianggap lebih lemah. Sikap yang dipahami sebagai mekanisme pertahanan diri ini justru melahirkan tradisi bullying yang turun temurun.
4. Punya kehidupan yang tidak nyaman di rumah
Seringkali "akar" dari perilaku perundungan justru berawal dari keluarga. Kebanyakan pelaku bully biasanya memiliki kehidupan di dalam rumah yang cenderung gak nyaman atau malah toksik. Jika mau dirunut, seringkali ada penolakan atau kurang perhatian dari keluarga, terutama orangtua.
Pada akhirnya, mereka memilih menjadi pembuat onar demi mendapat perhatian dari keluarganya. Rasa kesal, kecewa, dan mungkin sedih yang dirasakan terhadap keluarga ditumpahkan pada orang lain di lingkungan pertemanananya lewat perilaku menindas.
5. Keinginan menjadi dominan
Perilaku perundungan juga bisa dilandasi oleh keinginan untuk menjadi dominan di lingkungan sosial. Sayangnya, upaya untuk menjadi lebih segala-galanya justru diwujudkan dengan sikap meremehkan, menghujat, atau membicarakan kekurangan orang lain.
Mereka bahkan gak ragu untuk menindas orang lain secara fisik demi sebuah pengakuan bahwa dirinya punya keunggulan dan power yang lebih tinggi. Bagi pelaku bullying, menjadi dominan adalah hal mutlak yang harus dilakukan demi memelihara perasaan lebih hebat dibanding orang lain.
6. Rendahnya tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan ternyata juga punya dampak besar tentang pemahaman sikap di lingkungan sosial. Pasalnya, lewat pendidikan, baik di sekolah maupun keluarga, kita diajarkan untuk menerapkan sikap saling menghargai, mencintai diri sendiri, dan menebarkan kasih sayang terhadap sesama.
Kurangnya akses pendidikan hingga berujung pada kegagalan pemahaman moral pada akhirnya melahirkan perilaku negatif, salah satunya bullying. Mereka biasanya merasa kesulitan memahami bahwa ujaran kebencian, penindasan, dan penghinaan lewat sikap atau ucapan tidak pantas bukanlah perilaku orang berpendidikan.
Sebenarnya, perilaku bullying bisa dicegah saat kita mampu mengenali penyebab yang jadi "akar" permasalahannya. Setidaknya dengan memahami keenam alasan tadi, kita bisa mulai mencegah dari diri sendiri dalam lingkup keluarga dan circle pertemanan. Bullying itu gak keren, yuk, stop sekarang juga!
Baca Juga: 5 Kalimat Self-Talk Negatif Ini Beri Pengaruh Buruk Pada Self-Esteem
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.