8 Peribahasa Jawa yang Memakai Metafora Kerbau, Pernah Dengar?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa peribahasa seringkali menggunakan metafora hewan sebagai perumpamaannya, tak terjecuali peribahasa dalam bahasa Jawa. Biasanya peribahasa semacam ini disebut sebagai saloka. Menilik dari keragaman saloka Jawa, salah satu perumpamaan hewan yang sering digunakan adalah kerbau. Sayangnya, kerbau sering dianggap lekat dengan image bodoh atau malas.
Namun, ternyata dalam peribahasa Jawa tidak ditemukan konotasi semacam itu. Berikut beberapa saloka dalam bahasa Jawa yang menggunakan perumpamaan kerbau.
1. Kebo bule mati setra
'Kebo bule' dalam istilah Jawa merupakan kerbau yang terlahir berkulit putih. Kondisi dimaknai sebagai golongan orang dengan ras unggul, baik secara fisik maupun kemampuan. Peribahasa kebo bule mati setra dapat diartikan orang pandai yang kemampuannya sia-sia sebab tidak dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
2. Kebo ilang tombok kandhang
Arti peribahasa kebo ilang tombok kandhang bisa dibilang mengarah pada kerugian. Hal ini dikarenakan maknanya menggambarkan kondisi ketika kehilangan sesuatu tapi masih harus mengganti biaya barang yang hilang tadi. Istilah gampangnya kita jadi nombok.
3. Kebo kabotan sungu
Selanjutnya ada kebo kabotan sungu. Munculnya peribahasa ini boleh jadi karena ada anggapan banyak anak banyak rejeki. Sebab ada kenyataannya, gak jarang yang malah jadi kerepotan. Peribahasa ini artinya panguripane rekasa marga kakehan anak, atau orang yang kehidupannya susah dan menderita karena kebanyakan anak.
Baca Juga: 7 Peribahasa Bahasa Jawa Ini Cerminkan Sifat Manusia, Wis Eruh Durung?
4. Kebo lumaku dipasangi
Editor’s picks
Makna yang mendasari peribahasa ini sering dikaitkan dengan pekerjaan. Kebo lumaku dipasangi memiliki arti orang yang meminta pekerjaan pada orang lain.
5. Kebo lumumpat ing palang
Secara harafiah, kebo lumumpat ing palang artinya kerbau yang melompati pembatas atau pagar. Maknanya merujuk pada perumpamaan cara menyelesaikan suatu perkara yang malah melanggar hukum dan aturan yang berlaku.
6. Kebo mulih ing kandhange
Kebo mulih ing kandhange merujuk pada orang orang yang sudah pergi lama atau merantau kemudian pulang kembali ke asalnya. Namun, bisa juga diartikan untuk barang yang hilang kemudian ditemukan kembali.
7. Kebo mutung ing pasangan
Jika diterjemahkan secara bahasa, kebo mutung ing pasangan berarti kondisi mengakhiri hubungan. Namun makna yang dimaksudkan adalah orang yang mengerjakan sesuatu tidak sampai selesai. Ada juga yang mengartikan kondisi orang yang terbebani tanggung jawab yang berat hingga akhirnya memilih mundur.
8. Kebo nusu gudel
Kebo nusu gudel artinya kerbau yang menyusu pada gudel alias anak kerbau. Maknanya mengarah pada orang tua yang malah minta diajari oleh anak atau yang lebih muda. Namun bisa juga diartikan pada orang tua yang menggantungkan hidup pada anaknya.
Itulah tadi delapan peribahasa Jawa yang menggunakan perumpamaan kerbau. Meski terkesan lucu dan santai, tapi maknanya tetap relate dengan kehidupan.
Baca Juga: 7 Nama Anak Hewan dalam Bahasa Jawa, Unik dan Lucu!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.