5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaan

Ada andil trauma masa lalu

Setiap orang punya caranya sendiri untuk berekspresi, baik dalam hal sikap, pemikiran, maupun perasaan, yang ingin disampaikan dan dibagikan. Sayangnya gak semua orang mudah ekspresikan perasaan, ada pula yang sulit ekspresikan perasaan terhadap orang lain. 

Baik itu introver, ekstrover, atau ambivert, semua orang pasti sempat merasakan suilt ekspresikan perasaan. Apa penyebabnya? Simak detailnya berikut ini. 

1. Mengutarakan perasaan dianggap bisa memicu konflik

5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaanilustrasi memilih diam (Unsplash.com/Tim Gouw)

Meski gak semua orang mengalami, tapi kekhawatiran akan memicu konflik jika mengutarakan perasaan sangat mungkin terjadi dan cukup masuk akal. Terlebih kalau orang tersebut pernah mengalami kejadian yang bikin gak nyaman saat menyampaikan isi pikiran atau keluh kesah, pasti akan muncul kehati-hatian yang tinggi jika berkaitan dengan menyampaikan isi hati dan pikirannya lagi di kemudian hari.

Biasanya hal ini gak lepas dari respons orang lain yang dirasa cenderung negatif, seperti indikasi menghakimi, menghujat, atau malah jadi menjauh. Kondisi ini kemudian melahirkan mindset kalau berekspresi dengan jujur dan apa adanya dapat menjadi sumber konflik hingga mereka pun memilih untuk menyimpan perasaannya saja sebagai solusi terbaik.

2. Sosok perfeksionis dalam hal emosi, paling anti terlihat rapuh

5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaanilustrasi perfeksionis (pexels.com/Moose Photos)

Bisa dibilang orang yang cenderung sulit mengekspresikan perasaannya adalah sosok perfeksionis sejati terkait sisi emosional. Mereka beranggapan kalau pribadi yang sempurna itu harus selalu bisa berpikir rasional dan mampu menghalau semua emosi negatif yang muncul, seperti rasa marah, cemas, cemburu, atau bahkan depresi.

Jika sampai memperlihatkannya, mereka akan merasa ketakutan sendiri andai dicap sebagai orang lemah dan akan dijauhi saat terlihat rapuh. Gak heran kalau kemudian keputusan menjadi sosok minim ekspresi adalah bentuk perlindungan diri agar orang lain gak melihat sisi lemah dan rapuh yang sengaja disembunyikan rapat-rapat.

3. Ada kecenderungan memiliki luka di masa lalu

dm-player
5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaanilustrasi merasa terluka (Unsplash.com/Ivan Aleksic)

Sosok minim ekspresi biasanya memiliki indikasi kecenderungan luka masa lalu yang jadi alasan kesulitannya dalam berekspresi. Mungkin mereka pernah kehilangan sosok yang dijadikan tempat membuka diri hingga menimbulkan kesedihan mendalam. Atau bisa jadi juga ada pengalaman dikhianati hingga untuk percaya pada orang lain dan membuka diri lagi masih terasa sulit serta menyakitkan.

Pada akhirnya, tembok perlindungan lain pun kembali dibangun agar tidak merasakan lagi luka atau kesedihan serupa seperti di masa lalu. Jika orang lain hanya menangkap sosoknya yang seolah ingin selalu menjaga jarak, sebenarnya di balik semua itu ada trauma masa lalu yang coba diperjuangkan seorang diri agar bisa 'sembuh'.

Baca Juga: 5 Hal yang Bikin Perasaan Cinta kepada Pasangan bisa Berkurang

4. Merasa kalau orang lain bisa memahami mereka dengan sendirinya

5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaanilustrasi mengobrol (Pexels.com/mentatdgt)

Menariknya lagi, terkadang orang yang minim ekspresi justru memiliki anggapan kalau semua orang bisa memahami mereka dengan sendirinya. Mereka berpikir kalau orang bisa menerka perasaan dan semua hal yang dibutuhkan dirinya dengan tepat tanpa diberi tahu lebih dulu.

Padahal, orang bisa saja salah memahami maksud mereka karena tidak ada keterbukaan diri. Ujungnya, akan ada ketidaksesuaian maksud yang malah memicu perasaan saling tidak nyaman akibat sikap enggan membuka diri untuk menyampaikan langsung keinginan dan harapan mereka yang sebenarnya.

5. Punya rasa tidak percaya diri saat ingin berekspresi

5 Hal Tersembunyi dari si Sulit Ekspresikan Perasaanilustrasi gak percaya diri (Unsplash.com/Anthony Tran)

Sebenarnya, mereka bukan mutlak gak mau mengekspresikan perasaannya sama sekali. Namun, rasa tidak percaya dirilah yang kerap jadi penghalang bagi mereka untuk menyampaikan perasaan dan membuka diri apa adanya. Mereka kemudian merasa bahwa menyesuaikan diri dengan harapan orang lain dianggap jauh lebih penting.

Pada akhirnya, perasaan dan pemikiran sendiri jadi lebih sering ditekan demi menyenangkan orang lain. Bukannya selalu nyaman bersikap seperti ini, tapi mereka tetap memilih jalan tersebut karena merasa dirinya gak punya andil yang setara untuk berekspresi dan menyampaikan perasaannya seperti orang lain.

Gak selamanya yang terlihat itu selalu sesuai dengan kondisi sebenarnya, termasuk tentang seseorang yang jarang atau malah gak suka mengekspresikan perasaan. Kamu yang sering dicap minim ekspresi karena sulit ekspresikan perasaan secara terbuka juga menyimpan kelima hal tadi gak, nih? Yuk, atasi kesulitanmu dan mulai belajar mengekspresikan perasaan dengan nyaman.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Bisa Ekspresikan Perasaan, Jangan Denial!

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya