Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinam

Kualitas seharusnya lebih dari kuantitas

Berbicara soal pendidikan di Indonesia, masih banyak daerah terpencil yang jauh dari perhatian pemerintah. Salah satu bukti nyata kesenjangan dunia pendidikan di Tanah Air ada di Pulau Mansinam, Papua Barat.

Berangkat dari persoalan tersebut, Brischo Jordy Dudi Padatu menginisiasi sebuah gerakan mulia yang disebut Papua Future Project. Berbekal asa yang sederhana, Jordy dan kawan-kawan sukses menciptakan perubahan yang luar biasa bagi anak-anak di Pulau Mansinam.

Tersenyumlah Indonesia karena masih ada anak muda seperti Jordy dan kawan-kawan yang mempunyai asa mulia untuk menyetarakan akses pendidikan di Tanah Air. Semangat Jordy dalam menjalankan Papua Future Project membuatnya berhasil menyabet penghargaan SATU Indonesia dari Astra Indonesia.

1. Pulau Mansinam memikat Jordy untuk menjalankan Papua Future Project

Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinamsemangat belajar anak-anak di Pulau Mansinam. (dok. Papua Future Project)

Berbekal asa yang sederhana, Jordy terpikat pada sebuah pulau terpencil yang tak jauh dari Manokwari, ibu kota Papua Barat, yakni Pulau Mansinam. Meskipun terbilang dekat dengan perkotaan, pulau yang penuh dengan sejarah ini nyatanya jauh dari jangkauan pemerintah dalam hal pendidikan.

Pulau Mansinam menjadi definisi nyata dari istilah "dekat namun tak terlihat". Mengetahui fakta bahwa masih rendahnya kualitas pendidikan di pulau tersebut, Jordy pun memantapkan hati untuk memulai Papua Future Project di sana.

Selain karena tergugah, alasan Jordy memilih Pulau Mansinam yakni karena pulau tersebut merupakan salah satu pulau paling bersejarah di Papua. Miris jika anak-anak dan masyarakatnya buta wawasan untuk mempertahankan sejarah yang terukir di pulau mereka.

"Mansinam ini salah satu pulau paling bersejarah bagi peradaban orang asli Papua. Pulau tempat pertama kali Injil masuk Papua. Itulah kenapa kita memilih Pulau Mansinam," kata Jordy dalam wawancara pada Sabtu (3/12/2022).

2. Lewat pendidikan, Jordy ingin melestarikan sejarah yang terukir di Pulau Mansinam

Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinamkegiatan belajar mengajar di Pulau Mansinam. (dok. Papua Future Project)

Mengingat Pulau Mansinam merupakan salah satu pulau paling bersejarah di Papua, keinginan Jordy untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sana semakin meluap. Melalui Papua Future Project, pemuda yang lahir dan besar di Papua tersebut ingin melestarikan sejarah Pulau Mansinam lewat pendidikan.

"Nah bagaimana caranya (melestarikan sejarah), yaitu dengan memberikan mereka pendidikan, sehingga mereka bisa baca, menulis, supaya mereka bisa menulis budayanya, sehingga tak terkikis oleh jaman, anak-anak bisa mempertahankan tradisinya," terang Jordy.

Benar, menurut penuturan Jordy, kebanyakan anak-anak di Pulau Mansinam masih buta membaca dan menulis meskipun sudah menginjak kelas 5-6 di sekolah dasar (SD). Mirisnya lagi, hanya ada satu SD di pulau tersebut, membuat kesenjangan semakin terlihat nyata. Itulah mengapa Jordy semakin yakin bahwa Pulau Mansinam merupakan tempat yang cocok untuk memulai Papua Future Project yang ia inisiasi pada tahun 2020. 

Baca Juga: Demi Indonesia Lebih Baik, Alvinia Bentuk Komunitas Teman Autis  

3. Sukses menggerakan lebih dari 200 anak muda Tanah Air

Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinamkegiatan belajar mengajar di Pulau Mansinam. (dok. Papua Future Project)
dm-player

Papua Future Project yang diinisiasi pada tahun 2020 telah berhasil menggerakkan lebih dari 200 anak muda hingga tahun 2022. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jordy, proyeknya sukses merangkul anak-anak muda untuk berperan dalam gerakan menyetarakan pendidikan di Indonesia, khususnya Papua, dalam dua tahun terakhir.

Selain anak-anak muda, Jordy mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya menjalin kerja sama dengan UNICEF serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam menjalankan program Papua Future Project. Ada tiga program utama yang saat ini dijalankan, yakni:

  1. Program Mengajar di Pulau Mansiman, Papua Barat, yang diselenggarakan setiap pekan
  2. Program donasi buku dan literasi keliling
  3. Program menyetarakan akses kesehatan anak yang berkolaborasi dengan UNICEF dan Kemenkes RI

Tak hanya berfokus di Pulau Mansinam, Jordy dan rekan-rekannya juga menjangkau sejumlah wilayah terpencil lainnya di Papua untuk menggencarkan program donasi buku dan literasi keliling.

"Biasanya kami traveling sambil literasi keliling, jadi ada impact-nya," ungkapnya.

4. Membuat kurikulum sendiri untuk mempermudah pembelajaran

Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinamkegiatan mengajar oleh Papua Future Project di Pulau Mansinam. (dok. Papua Future Project)

Minimnya kualitas tenaga pendidik di Pulau Mansinam membuat kesenjangan semakin terlihat jelas. Tak hanya tenaga pendidik, fasilitas sekolah yang ada di pulau seberang Manokwari tersebut sangat tidak memadai.

Hal itu jelas menghambat proses belajar anak-anak sehingga mereka tertinggal begitu jauh. Melihat kondisi memprihatinkan tersebut, Kurikulum Merdeka yang diusung oleh pemerintah tidak memungkinkan untuk diterapkan di Pulau Mansinam.

Ini karena fasilitas pendidikan yang ada di Pulau Mansinam sangat minim, pun dengan tenaga pendidik yang masih kesulitan memahami apa itu Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, melalui Papua Future Project, Jordy menggagas kurikulum sendiri yang disebut Kurikulum Kontekstual.

Jody menjelaskan bahwa Kurikulum Kontekstual diintegrasikan dengan budaya serta adat istiadat yang ada di Pulau Mansinam, sehingga diharapkan bisa mempermudah proses belajar anak-anak. Melalui kurikulum tersebut, Jody ingin menerapkan bahwa pembelajaran yang ditanamkan tak hanya tertulis di secarik kertas, melainkan bisa terus hidup untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat yang ada di sana.

5. Minimnya akses teknologi menyulutkan semangan Jordy dan kawan-kawan

Asa Jordy Menyulut Cahaya Pendidikan di Pulau Mansinamkegiatan belajar mengajar di Pulau Mansinam. (dok. Papua Future Project)

Meski berada tak jauh dari Manokwari, akses teknologi di Pulau Mansinam masih terbilang sangat minim. Namun, persoalan tersebut tak menyulutkan semangat pemuda yang berhasil menerima apresiasi khusus SATU Indonesia dari Astra Indonesia ini.

Dengan perlengkapan mengajar seadanya, seperti hanya satu buah laptop, Jordy dan rekan-rekannya tetap semangat memberikan ilmu bermanfaat untuk anak-anak di Pulau Mansinam. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh Jordy yakni asynchronous learning, di mana anak-anak akan mendapat materi melalui video yang telah disiapkan oleh tim Papua Future Project.

Proses belajar mengajar yang diinisiasi oleh Papua Future Project ini biasanya dilakukan di sebuah pendopo. Di luar pembelajaran yang diberikan oleh Jordy dan kawan-kawan, anak-anak di Pulau Mansinam tetap belajar seperti biasa di sekolah.

Dalam melancarkan projeknya ini, Jordy menjelaskan bahwa ia telah menjalin kerja sama dengan kepala kampung dan kepala sekolah yang ada di Pulau Mansinam. Berbekal asa yang sederhana, Jordy ingin membuktikan bahwa pendidikan bisa diakses secara merata oleh anak-anak di seluruh pelosok Tanah Air karena Kita Satu Indonesia.

Baca Juga: Korban Kekerasan Seksual Harus Speak Up? Avila: It’s Her Story To Tell

Mutiara Ananda Photo Verified Writer Mutiara Ananda

I write what I read, I read what I wrote.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya