7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaan

Percaya deh, perilaku konsumtif itu gak ada untungnya sama sekali

Perilaku konsumtif sendiri berarti perilaku atau gaya hidup yang berlebihan dalam aktivitas konsumsi atau membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan dan perencanaan yang matang. Bukan sekadar pengeluaran yang besar dan bikin kantong cepat 'bolong', perilaku konsumtif juga menyebabkan banyak hal yang seharusnya kita hindari dari awal lho.

Makanya, yuk kita kenali dulu apa saja penyebab seseorang berperilaku konsumtif. Apakah kita sudah termasuk di dalamnya?

1. Lingkungan keluarga

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaanilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Hal yang paling mendasari perilaku seseorang adalah lingkungan pertamanya yaitu keluarga. Seseorang akan memiliki sifat konsumtif ketika keluarganya berisi orang-orang yang juga demikian. Hal ini cukup sulit dikendalikan karena lingkungan yang seharusnya mendidik dengan baik justru memberikan contoh yang tidak patut ditiru. Misalnya, kebiasaan orang tua selalu menuruti permintaan anak bisa memberi akibat jangka panjang, yaitu membuat anak menjadi manja, pembangkang dan tentunya konsumtif.

Hal ini dapat dihindari jika anak dari keluarga tersebut bisa belajar dari hal-hal di luar lingkungan keluarganya, misalnya di sekolah. Untuk itu sangat penting untuk mengajarkan bagaimana cara berperilaku hemat di bangku sekolah.

2. Iri dengan kehidupan orang lain

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaandua orang berdiskusi (pexels.com/cottonbro)

Sikap iri menandakan kita ingin menjadi seperti orang lain tetapi tidak mampu. Bukannya ikut bahagia atau sekadar mengucapkan selamat, orang yang iri hati justru selalu tertantang jika orang di sekitarnya memiliki sesuatu atau sebuah pencapaian baru. Orang yang iri hati akan merasa kalah saat melihat orang lain memiliki suatu barang yang tidak ia miliki. Untuk itu ia akan berusaha bersaing dengan memiliki sesuatu yang sama, bahkan lebih dari itu. Namun terkadang barang tersebut bukanlah sesuatu yang dibutuhkan. Sehingga membuat pengeluaran yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain justru digunakan untuk membeli barang tersebut. Akibatnya secara gak langsung kita telah berperilaku konsumtif hanya karena ingin menyaingi orang lain.

Untuk itu, hindari perilaku iri hati. Gak ada untungnya buat kita. Perasaan gak nyaman hingga bikin kantong bolong karena kebanyakan memenuhi hasrat kita untuk menyaingi orang lain, rugi banget 'kan. Hindari sifat iri dengki, ikut bahagia dengan pencapaian orang lain gak ada salahnya kok.

3. Mengesankan orang lain

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaantiga perempuan berdiskusi (unsplash.com/Adam Winger)

Perasaan iri hati biasanya berlanjut dengan perasaan haus oleh pengakuan orang lain. Gak jarang orang yang memiliki harta berlimpah lebih 'dianggap' di lingkungan sosialnya dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, orang iri hati biasanya akan meminta pengakuan atau pujian dari orang-orang di sekitarnya.

Akibatnya, orang seperti ini akan terus melanjutkan sikap konsumtifnya dengan membeli barang-barang di luar kebutuhan demi mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain.

Baca Juga: 5 Perilaku Konsumtif yang Sering Dilakukan saat Bulan Puasa, Relate?

4. Tidak bisa mengatur skala prioritas

dm-player
7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaanilustrasi aplikasi belanja (pexels.com/Negative Space)

SIkap konsumtif bisa disebabkan juga oleh orang-orang yang tidak bisa mengatur kehidupan mereka sendiri. Orang-orang seperti ini biasanya tidak mengerti apa yang menjadi kebutuhan utamanya. Sehingga cenderung mendahulukan hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Terkadang juga hanya memikirkan kebutuhan yang digunakan dalam jangka pendek.

Mungkin saat ini kita merasa aman dengan terpenuhinya kebutuhan saat ini, namun hal itu hanya berlaku untuk waktu yang singkat. Lebih baik bagi kita untuk tahu mana kebutuhan yang harus didahulukan dan mana yang bisa dipenuhi di lain waktu. 

5. Mudah tergiur iklan dan trik marketing

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaanilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Strategi marketing saat ini kian mengalami kemajuan. Banyak pihak penjual barang dan jasa yang semakin menguasai trik untuk menggaet pelanggan. Termasuk dengan memasuki sisi psikologis calon pelanggan dengan menawarkan produk mereka sebagai solusi dari apa yang menjadi permasalahan calon pembeli. Banyak juga bahasa-bahasa iklan yang kian variatif untuk membuat pelanggan merasa harus membeli produk tersebut.

Untuk itu sebagai konsumen kita harus pandai memilah kebutuhan apa saja yang perlu kita beli sebelum mulai berbelanja. Jangan sampai kalap dan tergiur dengan barang-barang di luar kebutuhan. Kalaupun barang tersebut dibutuhkan, kamu tidak boleh mudah percaya dengan klaim produk yang diiklankan. Cari tahu secara mendalam sebelum membeli supaya nantinya kamu tidak membayar sesuatu untuk hal yang sia-sia.

6. Merasa bosan

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaanilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Sam Lion)

Bosan adalah salah satu alasan sepele yang sering ditemui saat seseorang merasa perlu pergi berbelanja atau mencoba menjelajahi aplikasi belanja online. Hal itu tidak menjadi masalah jika barang-barang yang dibeli adalah kebutuhan, namun akan menimbulkan sifat konsumtif ketika kamu pada akhirnya berbelanja barang di luar kebutuhan hanya demi mengusir rasa bosan. Atau membeli barang-barang yang selama ini membuatmu penasaran. Terkadang lapar mata membuat kamu semakin sulit mengendalikan diri saat pergi ke pusat perbelanjaan atau membuka aplikasi belanja online dan akhirnya tergiur untuk membelanjakan hasil tabunganmu.

Tidak ada salahnya berbelanja selama itu masih terkendali, namun alangkah lebih baik jika kamu juga dapat mengisi waktu luang dan mengusir rasa bosan dengan memiliki hobi atau aktivitas yang bermanfaat.

7. Konsumtif berkedok self reward

7 Sebab Perilaku Konsumtif, Kenali Sebelum jadi Kebiasaanilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Tim Douglas)

Self reward adalah memberikan penghargaan kepada diri sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan karena telah mencapai sesuatu yang sebelumnya telah direncanakan atau telah melakukan tindakan yang menurut orang tersebut patut diberikan apresiasi. Hal itu tentu saja bukanlah hal yang salah, justru merupakan hal baik sebagai bentuk self love untuk membuat diri makin semangat untuk terus memperbaiki diri.

Namun, istilah self reward kini semakin sering disalah artikan. Membeli banyak barang, makan di tempat mahal hampir setiap hari, atau jalan-jalan hampir setiap waktu. Perilaku ini membuat istilah self reward tidak lagi digunakan semestinya. Self reward hanya dijadikan label untuk bisa berperilaku konsumtif sesuka hati. Untuk menghindarinya, kamu bisa memilah goals apa saja yang kamu targetkan, dan menurutmu layak untuk mendapatkan reward. Jangan terlalu memanjakan diri dengan hal seperti itu. Lebih baik untuk mulai menabung dan memberikan reward yang cukup bernilai untuk pencapaianmu nanti di masa depan.

Jangan tunda untuk berhenti bersikap konsumtif karena hal itu pasti akan merugikanmu di masa mendatang!

Baca Juga: 5 Cara Mengendalikan Sifat Konsumtif, Ingat Hari Esok!

Rahmalia Nurida Photo Verified Writer Rahmalia Nurida

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya