IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis Mardiasih

Cibiran gak menghalanginya untuk menyuarakan keadilan

Berkat sifatnya yang masif, media sosial kini telah menjadi salah satu tempat untuk menyuarakan pendapat. Ada banyak kampanye perubahan yang dilakukan oleh pengguna internet.

Tren ini akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang dikenal sebagai aktivis media sosial, salah satunya, Kalis Mardiasih.  Melalui Twitter dan Instagram, Kalis yang juga seorang penulis ini kerap menyuarakan fenomena sosial, khususnya kesetaraan gender. Ia mengajak untuk melawan ketidakadilan dan menciptakan ruang aman bagi kelompok rentan. 

Di acara Indonesia Writers Festival 2021 by IDN Times, Kalis menjadi pembicara untuk sesi "Being Vocal Properly Through Social Media" yang diadakan pada Selasa (26/10). Ia membagi pengalamannya sebagai aktivis media sosial, seperti yang terangkum berikut ini! 

1. Aktivis media sosial mengenal segmen audiens

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis MardiasihKalis Mardiasih menjadi pembicara di Indonesia Writers Festival 2021. (YouTube.com/IDN Times)

Jumlah populasi pengguna media sosial berkali lipat dari populasi manusia yang hidup di dunia. Sebab, setiap orang bisa saja terdaftar di lebih dari satu platform dan mempunyai lebih dari satu akun. Penting untuk menyadari bahwa kita gak bisa berbicara kepada seluruhnya secara bersamaan. 

Aktivis harus menentukan segmentasi publik yang akan menjadi objek kampanye. Langkah ini membantu menyusun materi agar pesan tersampaikan dengan baik. Menggunakan bahasa akademis dan teoritis untuk berkomunikasi dengan anak usia 12 hingga 15 tahun tentu bukan cara yang efektif, kan? 

Karakteristik platform yang digunakan juga harus diperhatikan. Melakukan kampanye di Twitter yang dasarnya adalah kata-kata, tentu gak sama dengan kampanye di Instagram yang menitikberatkan konten visual. Jadi, sebagai aktivis media sosial, kamu harus betul-betul memahami media yang kamu gunakan, dan kepada siapa kamu akan berbicara. 

2. Aktivis media sosial percaya aksinya bisa membawa perubahan 

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis MardiasihKalis Mardiasih (instagram.com/kalis.mardiasih)

Banyak pihak memandang kampanye di media sosial gak berdampak signifikan pada perubahan. Aktivis hanya dianggap keyboard warrior karena mereka gak turun langsung ke lapangan.

Sebaliknya, Kalis percaya bahwa gerakan yang ia lakukan bersama para aktivis media sosial gak bisa disepelekan. Sudah banyak bukti suara di media sosial membawa perubahan, menggoyah struktur kekuasaan, melawan ketidakadilan, hingga membela kelompok rentan.

Contohnya, seperti artis mantan narapinada kasus pelecehan seksual yang diboikot tampil di TV setelah adanya petisi pengguna internet. Atau, kasus perundungan dan pelecehan karyawan sebuah instansi pemerintah yang mencuat setelah korban bersuara lewat media sosial. 

3. Aktivis media sosial menyuarakan kampanye sesuai aturan 

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis MardiasihKalis Mardiasih menjadi pembicara di Indonesia Writers Festival 2021. (YouTube.com/IDN Times)

"Kita harus julid dengan cerdas", Kalis Mardiasih 

Aktivis media sosial identik dengan kesan frontal dan berani menyuarakan fenomena ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Namun, bukan berarti ia menyampingkan aturan hukum yang ada di negara ini. 

Apalagi, saat ini aktivitas bersosial media telah diatur dalam UU ITE. Untuk mengakalinya, Kalis Mardiasih menggunakan inisial nama untuk "menyentil" oknum yang sedang menjadi pembahasan. 

dm-player

Aktivis media sosial juga harus bertanggung jawab atas konten kampanye yang ia bagikan. Makanya, penting untuk memastikan keabsahan berita sebelum membaginya ke publik. Jangan sampai niat baik menyuarakan kebenaran, justru membawamu ke masalah penyebaran berita bohong, ya!

Baca Juga: IWF 2021: Perubahan Sosial dari Medsos ala Kalis Mardiasih

4. Aktivis media sosial berdiskusi menggunakan argumen 

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis MardiasihKalis Mardiasih (instagram.com/kalis.mardiasih)

Di dalam perjalanannya menyuarakan kesetaraan, Kalis Mardiasih tentu menemui banyak hambatan. Ia percaya ancaman, cibiran bernada seksisme, hingga hinaan fisik gak perlu ditanggapi. Sebab, aktivis media sosial harus berdiskusi menggunakan argumen. 

Kalis menyadari ini adalah risiko yang harus ia hadapi atas keseriusannya menyuarakan kebenaran. Ia juga berpesan kepada seluruh aktivis media sosial untuk tetap semangat demi menciptakan ruang aman bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

5. Aksi sekecil apa pun berkontribusi pada pergerakan

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis Mardiasihilustrasi aktivis media sosial (pexels.com/Anthony Shkraba)

Setiap orang mempunyai cara sendiri dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan.  Kontribusi sekecil apa pun pasti memberikan dampak. 

Kamu gak harus menciptakan gerakan baru, sekadar memberikan retweet atau menyebarkan informasi pun sudah menjadi bentuk kontribusi nyata. Jadi, jangan berkecil hati atau minder bila aksi yang kamu lakukan gak sebesar aktivis lain. Sebab, perubahan adalah hasil kerja keras dan kerja sama. 

6. Aktivis media sosial bersedia berkolaborasi 

IWF 2021: Tangguh, 6 Pola Pikir Aktivis Medsos ala Kalis Mardiasihilustrasi bekerja sama (pexels.com/Monstera)

Aktivis media sosial bukan seorang single fighter yang bisa berjuang sendirian. Sehebat apa pun ide dan sebesar apa pun semangatnya, ia membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuannya. 

Dibutuhkan kemauan bekerja sama agar suara perjuangan didengar. Berkolaborasi dengan sesama aktivis atau menggandeng publik figur yang berpandangan sama bisa jadi langkah bagus yang bisa ditempuh. 

Menjadi aktivis media sosial artinya siap menghadapi segala tantangan yang ada. Berbekal enam pola pikir ini, Kalis Mardiasih bersemangat untuk terus menyuarakan kebenaran dan keadilan demi menciptakan ruang aman bagi kelompok rentan. 

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2021. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2021 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan mulai 25 hingga 30 Oktober 2021 melalui zoom dan YouTube channel IDN Times.

IWF 2021 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Gina S. Noer, AULION, Zarry Hendrik, Kevindra Soemantri, Sri Izzati, dan masih banyak yang lainnya. Simak terus keseruannya di situs idntimes.com, ya!

Baca Juga: IWF 2021: Kata Samuel Ray, Ini 5 Tips Bentuk Personal Branding Penulis

Ratumas Ovvy Photo Verified Writer Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya