Kesalahan Adalah Proses Belajar, Jadi Berdamailah dengan Diri Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika berbuat kesalahan, kamu mungkin akan marah dan menyalahi diri sendiri. Ini dengan cepat membuatmu melupakan kemenangan dan keberhasilan yang pernah kamu capai selama bertahun-tahun serta berganti dengan satu kesalahan yang terus ada di dalam pikiranmu.
Tersandung dan jatuh, lalu bangkit adalah siklus perkembangan manusia. Saat kesalahan terjadi, orang bijak memahami bahwa ini adalah caranya belajar.
Alih-alih terpuruk dan terus menyalahkan diri sendiri, lebih baik duduk, tarik napas dalam-dalam, dan coba berdamai dengan diri sendiri melalui tujuh hal berikut ini!
1. Manusia tidak pernah luput dari salah
Tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Ini mutlak. Setiap orang membuat kesalahan, termasuk juga dirimu. Kesalahan adalah bagian dari perjalanan dan pelajaran hidup.
Jujur pada diri sendiri dan jadikan kesalahan sebagai bagian dari peralihan. Jadi, kesalahan di masa lalu membantumu untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi di hari esok.
2. Maafkan dirimu untuk kesalahan pada masa lalu
Pengampunan adalah jalan menuju penyembuhan. Pernah mendengar kalimat ini? Memaafkan diri sendiri harus kamu lakukan untuk bergerak maju.
Mulailah untuk mengubah kata-kata "aku marah pada diriku" menjadi "aku memaafkan diriku". Kamu akan merasakan bagaimana proses pengampunan membantumu bangkit dari kondisi sulit.
3. Kontrol emosi agar masalah tidak menyebar
Kemarahan adalah emosi yang mengganggu. Ini bisa mengaburkan penilaian yang akhirnya menghambat pengambilan keputusan. Orang-orang yang emosi tidak akan bisa membuat keputusan yang logis. Kemarahan juga memicu tekanan darah, menambah stres, dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit.
Saat kamu melakukan kesalahan, yang perlu kamu lakukan adalah membatasi kesalahan tersebut agar tidak membesar. Kesalahan dapat dikelola, tetapi kemarahan yang terkendali tidak menyelesaikannya.
Baca Juga: 5 Alasan Memberikan Ruang Sendiri di Hubungan Itu Penting
4. Berbagi perasaan kepada dunia
Editor’s picks
Salah satu cara untuk meredakan amarah adalah dengan melampiaskannya. Tidak ada yang lebih melegakan dari pada berbagi perasaan kepada dunia. Bijaklah untuk melakukannya. Meluapkan perasaan ke media sosial, apalagi menggunakan kata kasar, bukanlah tindakan yang baik karena bisa menjatuhkan citra dirimu sendiri.
Kamu bisa datang kepada orang yang sangat kamu percaya untuk bercerita, misalnya sahabat. Jika merasa belum bisa berbagi cerita dengan orang lain, kamu bisa menuangkannya ke dalam tulisan di buku harian. Menuliskan bagaimana perasaanmu pada akhirnya bisa menjadi refleksi di kemudian hari.
5. Jangan menyerah pada suara batin yang menyalahkanmu
Saat marah pada diri sendiri, biasanya akan muncul suara batin yang menyalahkan. Suara batin itu bisa saja mengatakan, "Aku bukan orang yang baik," atau, "Aku gagal." Menyerah pada suara batin dapat menghentikan kemajuanmu.
Jangan biarkan kamu tenggelam dalam dialog batin yang sia-sia. Ketakutan semacam ini tidak membawamu ke mana-mana, kecuali pada keterpurukan. Sebaiknya, ingat kata-kata nasihat dan kebijaksanaan batinmu. Katakan dengan lantang, "Aku melakukan kesalahan dan aku bisa memperbaiki diri."
6. Kesalahan adalah kesempatan belajar
Kesalahan terjadi karena suatu alasan sehingga kamu bisa mempelajari apa yang seharusnya tidak kamu lakukan. Berhenti menyalahkan diri sendiri dan lihat apa pelajaran yang bisa kamu ambil dari masalah ini.
Kamu juga mungkin membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Bisa saja ada beberapa hal dalam dirimu yang perlu dikoreksi dan dievaluasi. Ini diperlukan untuk bergerak maju ke arah yang lebih positif.
7. Jika diperlukan, kamu boleh sejenak menarik diri
Beberapa orang membutuhkan ruang dan waktu untuk berdamai dengan diri sendiri. Ini sangat normal dan diperbolehkan. Sejenak menarik diri dari situasi dan mengambil jeda istirahat baik untuk membersihkan jiwamu.
Tidak apa-apa untuk mundur satu langkah untuk mendapatkan perspektif yang lebih jelas terhadap suatu masalah. Menyetel ulang pikiran adalah cara bagus demi kesehatan mental. Pada akhirnya, kamu akan merasa lebih siap menghadapi hari esok.
Rasa sesal dan suara batin, "Aku seharusnya ...," atau, "Ini tidak akan terjadi kalau aku ...," biasanya memenuhi pikiran seseorang saat ia berbuat kesalahan. Cobalah untuk menerima dan berdamai dengan diri sendiri.
Ingatlah bahwa kamu adalah manusia. Kamu memiliki orang-orang yang menyayangimu. Kamu pun memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan bergerak maju untuk membuat masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: 5 Motivasi Ini Membuatmu Bersyukur meski Gaji Masih Pas-pasan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.