IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasak

Ini 6 kiat menulis biografi yang bernyawa #IWF2020

Sejak dibuka pada 21 September lalu, Indonesia Writers Festival 2020 menghadirkan para pemateri terbaik dengan segudang pengalaman di bidangnya. Di hari pertamanya, para peserta IWF 2020 berkesempatan untuk belajar bersama jurnalis senior dan penulis, Fenty Effendy.

Di sesi yang diberi nama “Kelas Menulis Biografi” ini, Fenty membagikan pengalamannya yang telah malang melintang di dunia penulisan. Fenty sendiri telah menulis biografi tokoh-tokoh terkenal seperti Karni Ilyas, Agum Gumelar, dan Sutopo P.N.

Menurut Fenty, kegiatan menulis mirip seperti proses memasak. Hmm, maksudnya bagaimana, nih? Apakah menulis harus menggunakan kompor dan peralatan masak lainnya? Tentu nggak, sobat IDN Times.

Daripada penasaran, kita simak penjelasannya beserta enam kiat menulis biografi yang bernyawa dari Fenty Effendy berikut ini, yuk. Baca hingga selesai, ya!

1. Tentukan tujuan dan nilai yang akan ditulis 

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@andrewtneel

Dijelaskannya lebih lanjut, sebelum memasak kita terlebih dulu menentukan menu apa yang ingin dimasak, untuk dimakan di waktu kapan dan untuk berapa porsi masakan.

Begitu juga dalam proses menulis, sebelum memulainya, penulis harus mementukan apa yang ingin ia tulis. Misalnya biografi, maka biografi jenis apa yang ingin di tulis; autobiography, biografi memoir, literary atau historical biografi. Lalu nilai-nilai apa yang ingin diangkat dan sampaikan melalui biografi sang tokoh.

Menentukan nilai adalah tahap penting, sebab poin ini kelak menjadi guideline hingga proses akhir penulisan.

2. Riset adalah nyawa dalam biografi 

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@craftedbygc

Setelah kamu tahu menu apa yang ingin kamu masak, tugasmu selanjutnya adalah mengumpulkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Untuk menghasilkan masakan yang lezat, kamu tentu akan memilih bahan-bahan berkualitas, bukan? Begitu pula dalam menulis. Kalau di dalam menulis, proses ini adalah tahap pengumpulan data. Data dapat diperoleh melalui berbagai cara, salah satunya adalah riset.

Di dalam menulis biografi, riset adalah nyawa, pondasi dan kerangka awal yang menentukan hasil akhir. Biografi yang menarik berawal dari riset yang baik. Riset dilakukan untuk mengumpulkan info umum tentang tokoh yang diangkat, orang-orang yang mempunyai cerita serta berinteraksi langsung dengannya.

Melalui riset, penulis dapat memetakan dan menyeleksi narasumber. Hal ini penting karena salah satu fungsi riset adalah untuk menjaga akurasi, sebab biografi bukan sebuah fiksi. Tak hanya itu, riset juga membantu penulis untuk menentukan konsep dan bagaimana caranya menulis nanti.

3. Gunakan common sense dalam mewawancara

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@wocintechchat

Dalam proses memasak, selain bahan utama, kamu juga membutuhkan bahan pelengkap dan bumbu untuk menguatkan rasa. Begitu pula dalam menulis biografi. Data pendukung lain bisa kamu dapat lewat sebuah wawancara. Menurut Fenty, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis saat melakukan sesi wawancara.

Yang pertama, jangan terpaku pada daftar pertanyaan. Sebaiknya, gunakan common sense atau intuisi yang dibangun dalam proses pendekatan dengan narasumber. Yang kedua, lakukan wawancara hanya berdua dan di tempat yang nyaman. Mintalah kesediaan narasumber untuk melakukan sesi wawancara tanpa didampingi oleh siapapun. Disadari atau tidak, keberadaan orang lain akan mempengaruhi kondisi psikologis narasumber untuk bercerita.

Yang terakhir, agar berjalan efektif, sesi wawancara sebaiknya dibatasi maksimal 2 hingga 3 jam saja. Sebab, bila lebih dari itu, bisa dipastikan, baik pewawancara maupun narasumber akan kehilangan konsentrasi.

dm-player

Baca Juga: IWF 2020: 5 Trik Olah Ide dari Media Sosial Menjadi Artikel Viral

4. Menulis berangkat dari membaca  

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@kaitlynbaker

Menurut Fenty Effendy, menulis adalah pekerjaan di akhir. Sedangkan pekerjaan awalnya adalah riset dan wawancara. Maka, sebelum membuat gambaran besar tulisan, terlebih dulu kamu harus membaca seluruh bahan yang telah terkumpul. Jika ternyata setelah kamu membedah semua bahan, kamu malah menjadi bingung, itu artinya risetmu masih belum cukup, dan kamu harus melakukan riset kembali.

Seperti halnya memasak, kamu harus tahu kapan waktunya menambahkan daging, sayur dan bahan lainnya. Begitu pula menulis, penulis harus bisa menentukan dimana sebaiknya ia menempatkan tiap bagian cerita agar menjadi tulisan yang bagus. Masih menurut Fenty, biografi yang menarik adalah yang penulisannya mengalir, ada unsur kejutan dan membuat pembaca penasaran.

5. Melihat tembus tanpa menembus  

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@sctgrhm

Sebenarnya tidak ada aturan berbahasa yang mengikat dalam menulis biografi. Namun sebaiknya, gunakan bahasa Indonesia populer karena biografi akan dibaca oleh pembaca dari berbagai kalangan. Apabila terdapat istilah ilmiah yang rumit, penulis bisa menyederhanakannya menggunakan bahasa sehari-hari atau menggunakan analogi.

Perlu diingat, menyederhanakan bukan berarti mengubah esensi kalimat. Inilah yang dimaksud Fenty dengan 'melihat tembus tanpa menembus'.

Tips kedua, sebaiknya ikuti gaya bahasa si tokoh yang diceritakan di dalam biografi. Ini semata-mata agar para pembaca yang mengenalnya secara personal akan merasa si tokoh lah yang sedang bercerita secara langsung.

6. Kita tahu yang kita cari, tapi kita tidak tahu apa yang akan kita temukan  

IWF 2020: Fenty Effendy, Kegiatan Menulis Mirip Seperti Proses Memasakunsplash.com/@wildlittlethingsphoto

Riset dan wawancara dalam proses penulisan biografi kerap kali memunculkan kejutan. Banyak fakta yang selama ini tidak diketahui lalu akhirnya terungkap.

Bagaimana bila riset ini menghasilkan fakta yang terkesan negatif? Menurut Fenty Effendy, bisa saja hal yang dinilai negatif ini dituliskan di dalam biografi, karena itu merupakan pengalaman hidup yang menarik. Namun, penulis harus mempertimbangkan beberapa hal seperti dampaknya kepada sang tokoh dan orang-orang terkait. Selain itu, penulis harus kembali lagi pada poin pertama yaitu tujuan dari penulisan dan nilai yang diangkat.

Itu dia enam kiat menulis biografi yang bernyawa ala Fenty Effendy. Seperti yang ia katakan, kegiatan menulis mirip seperti proses memasak. Di mana hal utama bukan hanya saat menerjemahkan peristiwa menjadi tulisan, tetapi juga melibatkan proses dari awal pengumpulan bahan, step by step hingga finishing.

Semoga tips ini bermanfaat untuk kamu yang sedang mendalami ilmu penulisan. Maju terus penulis Indonesia, salam literasi!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Simak terus keseruannya di situs idntimes.com, ya!

Baca Juga: IWF 2020: 5 Upaya agar Difabel Netra Tetap Bisa Nikmati Karya Sastra

Ratumas Ovvy Photo Verified Writer Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya