Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!

Karena gengsi gak selamanya buruk

Selama ini, kebanyakan orang mungkin berpikir gengsi adalah sesuatu yang buruk. Gengsi dapat diartikan sebagai sebuah kehormatan atau harga diri yang dimiliki oleh seseorang. Banyak orang acapkali menganggap gengsi hanya akan melahirkan kesombongan.

Kebanyakan orang juga masih memaknai gengsi sebagai sikap di mana seseorang harus bergaya hidup mewah, senior gak mau meminta maaf pada juniornya, ataupun gak mau bergaul dengan orang yang gak berasal dari kota metropolitan. Ha tersebut tentu akan menyulitkan diri kita sendiri, serta merusak hubungan kita dengan orang lain. Gengsi memang bisa dimaknai seperti itu, tapi sebenarnya makna gengsi lebih luas dari itu.

Gengsi gak selalu terkait hal buruk. Ada juga lho rasa gengsi yang positif karena dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada kita untuk menjadi lebih baik. Rasa gengsi yang positif dapat meningkatkan kepercayaan diri serta dapat membangun kekuatan dan identitas tertentu dalam diri kita sendiri.

Lalu, seperti apa sih contoh gengsi yang positif? Yuk, simak!

1. Gengsi karena selalu bergantung pada orang lain

Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!Pexels.com/Samantha Garrote

Memang benar bahwa kita terlahir sebagai makhluk sosial, dimana kita pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain. Tapi bukan berarti kita bisa terus menerus bergantung pada bantuan orang lain. Ada kalanya dimana kita harus bisa melakukan segala sesuatunya secara mandiri. Sikap mandiri bahkan sudah sering diajarkan oleh para orang tua sejak anaknya masih kecil.

Ada beberapa orang yang kemudian gengsi karena ia merasa terus menerus dibantu orang lain. Pada akhirnya, karena rasa gengsinya itu, ia pun berpikir lebih cerdas dan bekerja lebih keras sehingga gak lagi bergantung pada orang lain. Bukankah rasa gengsi seperti ini justru merupakan hal yang positif?

2. Gengsi karena minta melulu ke orang lain

Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!Pexels.com/lalesh aldarwish

Contoh lain gengsi yang sifatnya positif yaitu gengsi karena selalu minta ke orang lain. Misalnya, kita masih suka minta uang jajan ke orang tua padahal usia kita sudah 20-an tahun. Perasaan gengsi tersebut tentunya akan mendorong kita untuk berusaha mencari uang saku dengan usaha sendiri, misalnya dengan berjualan, bekerja paruh waktu, ataupun melakukan pekerjaan lepas (freelance).

Contoh lainnya yaitu gengsi karena selalu meminjam barang milik teman, misalnya meminjam alat tulis di sekolah, kampus, atau kantor. Dengan rasa gengsi tersebut, kita akan berusaha untuk gak sering meminjam alat tulis dari teman lagi dan mau mempersiapkan sendiri berbagai alat tulis tersebut.

Baca Juga: Jangan Dibiasakan, Ini 5 Hal yang Bikin Kita Terlalu Memelihara Gengsi

dm-player

3. Gengsi karena mudah menyerah begitu saja

Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!Pexels.com/Andrea Piacquadio

Setiap orang memiliki masalah dan rintangan dalam hidupnya. Banyak yang tetap gigih mencoba sampai pada akhirnya usahanya berhasil, tapi gak sedikit juga yang langsung menyerah begitu saja. Diantara orang-orang yang gak pantang menyerah, ada lho orang yang bersikap demikian karena dilatarbelakangi gengsi.

Misalnya, kamu dan teman-temanmu berencana mendaki sebuah bukit bersama-sama saat akhir pekan. Kamu dan teman-temanmu pun mempersiapkan pendakian tersebut dengan sangat baik. Di tengah pendakian saat hari-H, tiba-tiba kamu merasa ingin menyerah dan malas melanjutkan naik hingga ke puncak bukit hanya karena capek. Tapi dengan rasa gengsi, bisa saja niatmu untuk menyerah itu menjadi hilang.

4. Gengsi karena tidak lulus ujian atau naik kelas

Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!Pexels.com/Andrea Piacquadio

Gak bisa dipungkiri, masih banyak orang Indonesia yang menjadikan akademik sebagai tolok ukur kesuksesan seseorang, meski parameter kesuksesan seseorang sebenarnya bersifat subjektif. Saat kita gak naik kelas atau lulus ujian masuk universitas negeri, misalnya, bisa saja saudara atau teman akan mengganggap kita gagal.

Meski kita gak perlu mendengar omongan semacam itu, tapi bagi banyak orang, hal tersebut dapat memunculkan rasa gengsi. Seseorang akan merasa gengsi atau malu jika ia gak naik kelas atau gagal ujian. Orang akan berpikir, 'Masa gitu aja kok gak lulus? Malu ah sama teman atau saudara'. Dengan begitu, orang tersebut akan terpacu untuk belajar lebih giat agar bisa naik kelas dan lulus ujian sesuai dengan yang diharapkan.

5. Gengsi karena mencontek saat ujian atau menjiplak hasil kerja orang lain

Gak Melulu Buruk, Gengsi dalam 5 Hal Berikut Justru Kita Butuhkan Lho!Pexels.com/Ketut Subiyanto

Kita pasti sepakat kalau mencontek saat ujian atau menjiplak karya orang lain merupakan hal yang gak dibenarkan dan bahkan melanggar hukum. Banyak orang yang gak mau mencontek dan melakukan plagiasi karena takut terjerat hukum, tapi ternyata ada juga lho orang yang gak mau mencontek karena gengsi. Orang-orang semacam ini akan merasa malu mencontek dan berpikiran bahwa lebih baik mendapatkan hasil yang jelek asalkan didapatkan dari kerja keras sendiri.

Dengan adanya gengsi dalam situasi ujian, seseorang akan terdorong untuk belajar dan benar-benar berusaha memahami setiap materi. Atau setidaknya, rasa gengsi itu bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk mau belajar. Coba bayangkan bila setiap orang yang akan menghadapi ujian memiliki rasa gengsi untuk mencontek, maka semua hasil ujian akan benar-benar murni dan gak ada lagi kecurangan.

Nah, itulah tadi lima sikap gengsi yang justru baik untuk kita tanamkan. Gengsi itu ibarat dua sisi yang saling berlainan, dimana ada sisi baik dan buruknya. Alangkah bijaknya bila kita mengambil sisi baik dari gengsi dan membuang jauh-jauh sisi buruknya.

Baca Juga: Bukan Gengsi, Ini 5 Alasan Seseorang Menolak Bantuan Orang Terdekat

Rivandi Pranandita Putra Photo Verified Writer Rivandi Pranandita Putra

Mencari proofread skripsi/tesis/jurnal ilmiah? IG: @mollyproofread

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya