Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauan

Bekali diri sebelum kamu memutuskan pergi! #LokalIDN

Merantau memang sudah menjadi bagian dari kehidupan orang minang sejak dulu. Para pemudanya dianjurkan pergi merantau karena belum memiliki peran penting di tengah keluarga. Selain itu, juga karena adanya tuntutan pada generasi muda untuk menambah pendidikan sambil mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya.

Karena itulah, orang minang memiliki banyak pepatah-petitih yang dijadikan nasihat untuk kaum mudanya yang hendak berangkat ke negeri seberang. Siapa pun kamu, yang saat ini tengah menyandang predikat sebagai anak rantau, tujuh pepatah minang ini layak kamu resapi dan kamu gugu sebagai pelajaran dalam menjalani hidup di negeri orang. Simak yuk!

1. Lauik sati, rantau batuah (Laut sakti, rantau bertuah)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/Pexels

Pepatah ini bermaksud mengingatkanmu bahwa laut yang akan kamu seberangi dan daerah rantau yang akan kamu tuju pastilah berbeda dengan daerah asal di mana kamu lahir dan besar. Ada aturan yang mesti kamu taati, ada pantangan yang tak boleh dilanggar dan ada keistimewaan yang mesti kamu hormati di daerah itu.

Karena itulah, wajib bagimu untuk membekali diri dengan pengetahuan yang luas mengenai aturan hukum, aspek sosial dan bahkan adat istiadat yang berlaku di daerah itu. Mustahil kamu bisa menaklukkan perantauan jika kamu tidak membekali diri sejak awal. Menaklukkan bukan berarti mengalahkan, tapi bagaimana kelak kamu bisa berbaur secara baik dengan masyarakat setempat.

2. Datang nampak muko, pai nampak pungguang (Datang tampak muka, pergi tampak punggung)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/Victoria_Borodinova

Perantau itu adalah tamu di daerah rantaunya, dan sebagaimana seharusnya seorang tamu yang mesti sadar etika saat memasuki tempat orang, perantaupun harus tahu etika sebagai pendatang di negeri orang.

Temuilah tokoh masyarakat setempat, perkenalkan dirimu, sampaikan maksud dan tujuanmu dan bersosialisasilah dengan tetangga barumu. Percayalah, lingkungan sosial di dunia nyata yang menerimamu dengan baik jauh lebih bermanfaat daripada ribuan follower-mu di dunia maya.

Baca Juga: 7 Keunikan Adat Minang yang Jarang Diketahui Orang, Bikin Kagum!

3. Bajalan paliharo kaki, mangecek paliharo lidah (Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/Free_Photos

Ungkapan ini merupakan ajaran untuk selalu bersikap hati-hati. Memelihara diri dari perbuatan sia-sia dan memelihara ucapan agar tidak ada orang lain yang tersakiti. Awali setiap tindakan dan perkataan dengan pertimbangan matang, dan setelah itu, bertanggung jawablah atas segala konsekuensi dari perbuatanmu.

Nasehat dalam pepatah ini sudah seharusnya menjadi pegangan manusia di mana pun ia hidup, bukan hanya di perantauan. Namun bagi kamu yang sedang hidup sebagai perantau, pertimbangan sebelum bertindak dan berucap mesti lebih diutamakan.

4. Nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang baok bakawan (Yang tua dihormati, yang kecil disayangi, sama besar atau seusia jadikan teman)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/cherylholt
dm-player

Inti dari pepatah ini adalah bersikap supel. Jika kamu seorang perantauan, wajib bagimu untuk bisa menempatkan diri dengan baik di lingkungan yang baru.

Merantau bukan hanya soal mencari materi berlimpah atau melanjutkan pendidikan demi selembar ijazah. Rugi jika kamu merantau hanya untuk dua hal itu. Jauh di atas itu semua, hidup di perantauan bisa memberimu keluarga baru, sahabat-sahabat baru serta pengalaman-pengalaman baru. Tapi itu semua tidak akan kamu dapatkan jika kamu tidak pintar dalam pergaulan.

Hormati orang tua di sekitarmu, sayangi yang lebih kecil darimu dan hargai orang-orang seusiamu agar mereka bersedia menjadi teman bagimu.

5. Duduak marauik ranjau, tagak maninjau jarak (Duduk meraut ranjau, berdiri meninjau jarak)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/tonywuphotography

Haram hukumnya bagi anak rantau bersikap malas. Kamu tidak sedang di rumah, tempat di mana selalu ada keluarga yang bersedia menyokong hidupmu bagaimanapun keadaanmu. Di perantauan kamu sendiri, kamu harus gigih berjuang demi kelangsungan hidup dan tercapainya impianmu.

Jangan membuang-buang waktumu seperti dinasehatkan dalam pepatah ini; duduk meraut ranjau, berdiri meninjau jarak. Maksudnya, tidak ada waktu yang boleh terbuang tanpa makna baik saat kamu sedang duduk maupun sedang berdiri.

Jika kamu tidak sedang bekerja, kamu bisa menggunakan waktumu untuk belajar. Bahkan, hanya dengan mengamati dinamika sosial dan fenomena kehidupan di sekitar, tetap akan ada pelajaran yang bisa kamu petik. Pelajaran yang bisa membuatmu makin “berisi” dengan berbagai kebijaksanaan hidup. Agar hidupmu selama di perantauan tidak sia-sia.

6. Indak kayu janjang dikapiang (Tidak ada kayu tangga dibelah)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/Free_Photos

Sebagai anak rantau kamu harus bisa bersikap cerdik, alias banyak akal. Jangan langsung berputus asa saat suatu masalah menghampiri hidupmu. Tuhan tidak memberikan ujian hidup tanpa solusi. Tinggal bagaimana kamu bisa menempa dirimu sebagai seorang problem solver untuk hidupmu sendiri.

Begitu juga dalam usaha mencari rezeki. Ada banyak usaha yang bisa kamu geluti, ada banyak jalan yang bisa kamu tempuh. Berpandai-pandailah dalam memanfaatkan setiap peluang dan gunakan semua modal dan kemampuanmu dalam mewujudkan cita-cita yang kamu impikan. Seperti pepatah di atas, jika tidak ada kayu, tanggapun bisa kamu belah asalkan perjalananmu tidak terhenti.

7. Satinggi-tinggi tabangnyo bangau, pulangnyo ka kubangan juo (Setinggi-tinggi terbangnya bangau, pulangnya ke kubangan juga)

Ajarkan Kebijaksanaan, 7 Pepatah Minang tentang Hidup di Perantauanpixabay.com/Victoria_Borodinova

Merantau adalah tentang meninggalkan sejenak kampung halaman untuk memperjuangkan harapan akan hidup yang lebih baik dan mencari pengalaman yang lebih banyak. Meninggalkan keluarga yang akan selalu menyertaimu dengan doa. Karena itulah, seindah apapun negeri orang yang kamu tinggali sekarang, jangan lupa untuk pulang. Kepulanganmu akan menjadi semacam kompensasi atas rindu orangtua dan keluarga yang sudah lama ditinggalkan.

Rencanakanlah kepulangan karena kehadiran tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh video call. Manfaatkan waktumu di rantau sebaik-baiknya, jadilah “seseorang”, pelajari banyak keahlian, luaskan wawasan dan mapankan dirimu secara financial. Agar kelak, kepulanganmu akan menjadi momen yang membahagiakan untuk keluarga besar.

Itulah tujuh di antara begitu banyaknya pepatah minang yang bisa kamu jadikan bekal dalam berfikir, bersikap dan bertindak selama hidup di perantauan. Semoga memberikan manfaat dan kamu bisa menjadi anak rantau yang sukses!

Baca Juga: 7 Peribahasa Sunda yang Mempunyai Arti sebagai Sindiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya