Berani Keluar dari Zona Nyaman, Giring Putuskan Bangun Media Online
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dikenal sebagai vokalis salah satu band papan atas di Indonesia, Giring Ganesha atau yang akrab disapa Giring Nidji berani keluar dari zona nyamannya dengan membangun sebuah startup. Hal ini tentunya menjadi tantangan baru bagi Giring. Dalam acara Innocreativation yang digelar di Grand City Convex Surabaya (14/11), Giring membagikan kisah perjalanannya dalam membangun startup.
1. Membuat ide itu gampang, yang susah adalah cara mewujudkannya
Menurut Giring, semua orang berhak mengeluarkan idenya selagi ide itu masih gratis. Namun, hal yang paling susah adalah bagaimana mewujudkan ide tersebut. Sama halnya dengan Giring yang memiliki ide untuk mendirikan sebuah media online. Sehingga lahirlah sebuah website bernama www.kincir.com.
2. Pertama berdiri, Kincir sepi pengunjung selama beberapa waktu
Pada saat pertama kali didirikan, Kincir memberikan informasi seputar pop culture. Namun, ternyata selama beberapa waktu Kincir sepi pengunjung. Giring dan tim juga sempat merasa kebingungan saat ditanya konsep dari pop cluture sendiri itu seperti apa.
3. Dari pop culture, Kincir berubah menjadi media untuk penggemar film dan video game
Editor’s picks
Akhirnya dengan mengesampingkan ego, Giring mulai merambah dunia anime, film dan video game untuk konten websitenya. Sekitar tahun 2016 dan 2017, Giring menetapkan Kincir sebagai media online yang dikhususkan untuk penggemar film dan video game. Karena berdasarkan data yang dimiliki, dua kategori inilah yang meraih views paling tinggi.
Baca Juga: 7 Cara dan Tips Memulai Bisnis Startup yang Bertahan Lama
4. Giring sempat jatuh saat sudah memiliki 10 karyawan
Di tengah perjalanannya membangun Kincir, Giring pun sempat menemui kegagalan. Padahal pada saat itu, dia sudah memiliki 10 orang karyawan. Namun, Giring tetap berusaha untuk bangkit dan terus mencari solusi dari permasalahan yang ada. Hingga kini, jumlah visitor Kincir sudah mencapai 3 jutaan per bulannya.
5. Kalau saya pasrah saat itu, mungkin Kincir gak akan seperti sekarang
"Kalau saya memilih pasrah saat itu, mungkin nasib Kincir gak akan seperti sekarang dan 10 orang karyawan saya juga gak akan bertahan di sini. Tapi balik lagi, si pesimistis selalu melihat kesusahan di setiap kesempatan, sedangkan si optimistis selalu melihat kesempatan di balik kesusahan," ujar Giring.
Nah, sekarang tinggal kamu yang menentukan pilihan. Ingin menjadi pesimistis atau optimistis seperti Giring?
Baca Juga: 3 Pengusaha Startup Indonesia Ini Ikuti Fellowship Alibaba di China