Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom Surabaya

#SatuTahunBomSurabaya Gak ada kata benci yang terlontar

Berbeda dengan Minggu-Minggu sebelumnya, pagi itu Romo Widya bertugas untuk mendampingi mahasiswa Katolik di Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Sejak pukul 05.30, Romo telah melakukan misa dan siang harinya berencana untuk menghadiri acara sosialisasi Pemilu untuk pemilih pemula di SMA Katolik St Hendrikus.

Namun, acara tersebut hanyalah sebuah rencana. Di tengah-tengah memberikan materi, salah satu panitia menyodorkan HP padanya. Dari layar HP tersebut terlihat jelas video beberapa orang yang tengah mengangkut orang-orang yang terluka. "Saya perhatikan pertama-tama adalah pintu gerbang, lho kok Gerejaku," begitulah yang terlintas di benak Romo kala itu. Spontan dia meninggalkan semua acara dan bergegas menuju Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja yang sudah dia anggap sebagai rumahnya sendiri.

1. Romo Widya gak bisa menahan diri ketika melihat manusia berceceran di depan gerejanya

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

Sesampainya di Gereja, semuanya serba kacau dan panik. Orang-orang yang berada di sana pun terlihat tegang. "Saya sendiri gak bisa menahan diri, ada ganjalan-ganjalan emosional, marah, bertanya kenapa kok sekejam ini. Karena yang berceceran ini manusia, bukan tanpa hewan, bukan apa ya, bukan tanpa makna. Saya lihat benar-benar," ujar pemilik nama asli Aloysius Widyawan ini kepada Tim IDN Times.

Di saat yang bersamaan, Romo Widya melihat Kepala Paroki Gereja Santa Maria Tak Bercela, Romo Kurdo hanya bisa terpekur lengkap dengan jubah putihnya di area samping Gereja. "Kami gak boleh mendekat, tapi paling gak dari situ (area samping Gereja) kami masih bisa melihat situasi yang ada. Di tempat itulah saya melihat Romo Kurdo terguncang," jelasnya. Melihat situasi tersebut, Romo Widya mengatakan pada dirinya sendiri bahwa harus ada yang bergerak dan gak boleh semuanya larut dalam kepedihan. Sehingga dia memutuskan untuk mengambil alih dalam banyak hal, mulai dari mencari korban, berapa jumlahnya, siapa saja dan di mana posisinya saat itu.

2. Ingatan-ingatan akan jemaat yang selalu mencari untuk minta diberkati terus terlintas di kepala Romo

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

"Saya juga shock kenapa kok bisa seperti ini, tapi toh harus berhenti. Situasi yang bikin saya shock, yang bikin saya down itu harus berhenti. Karena bagaimana pun harus ada yang mengurus semuanya dan ini butuh gerak cepat," ujar Romo Widya. Romo Widya terus bergerak dengan tetap berkonsultasi bersama Romo Kurdo yang masih membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Kejadian ini tentu saja menjadi pengalaman pahit bagi mereka berdua.

Ingatan-ingatan akan jemaat yang selalu mencari Romo agar diberkati terus terlintas di kepala mereka. Terutama dua kakak beradik, Evan dan Nathan yang selalu aktif mencarinya sambil berlarian setelah misa berlangsung. "Hal itulah yang membekas di pikirannya Romo Kurdo. Saya sendiri baru kenal sama Bayu. Malam sebelumnya dia bilang ayo Romo kapan ngopi dan tanggapan saya sek yo Mas, aku lagi gini gini jadi belum bisa," tutur Romo Widya dengan nada penuh penyesalan.

3. Romo Widya mengaku bahwa dia justru dikuatkan oleh situasi yang ada

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

Melihat rumahnya diporak-porandakan, tentu saja ada proses yang dijalani Romo Widya untuk bisa kembali pulih. Romo Widya mengaku bahwa dia justru dikuatkan oleh situasi yang ada. Setelah kejadian tersebut, Romo Widya dan beberapa pengurus lainnya menentukan empat hal yang harus diurus lebih dulu.

Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengumpulkan cerita yang sebenarnya. Mereka gak ingin diombang-ambingkan dengan berita yang simpang siur dan beredar di media sosial. Karena Polisi pun masih meraba-raba, akhirnya mereka memutuskan untuk mengumpulkan sendiri cerita dari orang-orang yang berada di lokasi kejadian dan benar-benar mengerti.

Kedua, mereka fokus pada korban dan keluarganya. Mereka berusaha menyokong semua yang dibutuhkan oleh korban dan keluarganya. "Karena kami sadar bahwa siapa lagi yang akan menolong. Jadi saya coba untuk datangi satu per satu, Romo Kurdo juga demikian. Dan kami ingin mereka benar-benar fokus pada pemulihan diri. Sehingga apa pun yang mereka butuhkan, apa yang mereka harapkan sebisa mungkin Gereja membantu. Dan syukur banyak teman-teman yang juga mau terlibat," ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Aloysius Bayu, Korbankan Nyawa untuk Adang Bom Santa Maria

dm-player

4. Ada beberapa prioritas yang harus dikerjakan Romo dan pengurus lainnya pasca kejadian

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

Selain dua hal tersebut, jemaat yang mengalami trauma juga menjadi prioritas Romo Widya. Pasalnya satu sampai dua bulan setelah kejadian, jumlah jemaat yang datang ke Gereja berkurang hingga 30 persen. Melihat adanya pengamanan ketat di depan Gereja menimbulkan asumsi bahwa tempat ibadah mereka belum aman. Sehingga para jemaat pun masih merasa takut untuk menginjakkan kakinya di Gereja.

Pemulihan jemaat ini gak akan berjalan lancar jika masyarakat pun masih mengalami hal serupa. "Di satu sisi ada solidaritas yang kuat, misalnya Suroboyo wani dan sebagainya itu. Tapi toh masih ada semacam ketakutan dan ini menjadi PR kami juga. Meskipun bukan tanggung jawab kami sepenuhnya, tapi paling gak kita harus berpartisipasi," jelas Romo Widya.

5. Meski mendapat instruksi untuk gak melakukan misa terlebih dahulu, Romo Widya justru gak takut melakukan misa pada malam di hari kejadian

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

Bom atau ancaman lainnya sepertinya bukan hal yang tepat untuk menghentikan Romo Widya beribadah. Meski mendapat instruksi untuk gak melakukan misa terlebih dahulu, pada pukul 19.30 di hari terjadinya ledakan, Romo Widya mengajak beberapa orang yang tersisa untuk melakukan misa. "Lho Bayu itu ngorbanin diri supaya kita bisa misa, kok malah gak boleh misa kan aneh. Ya sudah kamu sepakati, setengah delapan malam waktu itu, kita misa. Dan itu jadi kekuatan," ungkap Romo.

Sosok imam dalam Katolik memang memiliki kesan kuat di mata jemaatnya. Sehingga ketika misa dan melihat sang pastor berdiri gagah di podium menjadi kekuatan moral bagi mereka. Romo Widya juga mengatakan bahwa tujuh hari pertama setelah terjadinya ledakan, dia mengajak umatnya untuk melakukan tradisi Rosario di rumah masing-masing. Selain itu setiap tanggal 13, mereka mengadakan malam peringatan dengan kegiatan yang bermacam-macam, mulai dari berdoa hingga mengundang tokoh-tokoh lintas agama untuk melakukan sharing dan mengenang peristiwa tersebut.

6. Gak ada kata benci yang terlintas dari para korban ataupun keluarganya

Kesaksian Romo Widya, Mendapat Kekuatan dari Korban Bom SurabayaIDN Times/Reza Iqbal

Perjumpaan Romo Widya dengan para korban dan keluarganya justru menjadi kekuatan baginya dan pastor-pastor lainnya. Gak ada kata benci ketika mereka bertemu bapak dan ibunya Bayu ataupun Bu Wenny yang kehilangan Evan dan Nathan.

Mereka justru meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan anak-anaknya. "Gak ada apa-apanya aku di hadapan mereka yang ngomong macam itu. Itulah yang meneguhkan dan juga menguatkan. Mereka gak usah ngomong berkorban, gak usah ngomong melayani atau mengasihi, itu lho kesaksian hidup mereka," tambah Romo.

Banyak sekali orang-orang yang mengalami luka pada saat itu. Namun mereka lebih memilih untuk menolong orang yang lebih parah daripada menyelamatkan dirinya dulu. Semua rasa takut, semua rasa sakit itu dihilangkan begitu saja dan seakan ada yang menggerakkan untuk berbuat demikian. "Kalau kita berbicara soal cari kepentingan sendiri, cari enak sendiri itu gak dilakukan oleh mereka-mereka ini. Dari korban lho ya, bukan dari seorang pemuka agama dan bukan dari ajaran apa pun. Ini murni dari pengalaman mereka," tutup Romo Widya.

Romo Widya menjadi satu dari sekian saksi pilunya kejadian Minggu pagi itu. Sedih, marah, kecewa tentu saja. Mereka mungkin bisa saja mengutuk para pelaku, tapi ada hal yang lebih berguna yang bisa dilakukan dibanding itu. Semua butuh proses untuk bisa mencerna kembali dan merenungkan peristiwa mengerikan tersebut. Kini Romo Widya bisa membawa kembali kedamaian di rumahnya tersebut.

https://www.youtube.com/embed/LGSqVTSd40s

Baca Juga: Bersyukur Jadi Cara IPDA Ahmad Bangkit dari Trauma Bom Surabaya

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya