Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di Amerika

Ada masjid yang nyiapin makan gratis nih

Menuntut ilmu di negeri orang tentu saja bukanlah hal yang mudah. Apalagi di bulan puasa seperti ini. Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di sana. Belum lagi jadwal puasa yang lebih panjang, membuat kita harus lebih bersabar dalam menahan dahaga dan lapar. Tapi jika kita melakukannya dengan senang hati, semuanya akan terasa ringan kok. Salah satu awardee Fullbright Scholar Program telah membuktikannya sendiri.

Ditemui di acara My America Surabaya kemarin (6/6), Rany Oktaria salah satu alumni Fullbright dan YES Program berbagai cerita tentang pengalamannya menjalani puasa Ramadan di Amerika. Acara yang berlangsung di U.S. Consulate General Surabaya ini cukup membuat peserta yang hadir begitu antusias. Seperti apa ya kisah Rany di sana?

1. Baru berusia 16 tahun, Rany sudah memutuskan untuk menuntut ilmu di Amerika

Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di AmerikaIDN Times/Rully Bunga

Rany telah menempuh pendidikan di Amerika sejak berusia 16 tahun. Ya, saat itu dia masih duduk di bangku SMA. Rasa ingin tahu Rany memang besar, apalagi ketika dia mendapat banyak cerita bahwa belajar di luar negeri itu menyenangkan dan kita bisa mempelajari budaya-budaya mereka. Hal ini lah yang menjadi motivasi Rany mengikuti YES Program saat itu. Program ini merupakan program full-scholarship dari Pemerintah Amerika Serikat yang ditujukan untuk siswa-siswi dari negara mayoritas muslim untuk dapat belajar di Amerika.

2. Saat ini, Rany tengah menjalani studi sebagai PhD student di Vanderbilt University

Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di Amerikainstagram.com/ranyoctaria

Awalnya, orangtua merasa berat untuk melepas putri kecilnya itu ke negeri Paman Sam. Namun, karena melihat tekad Rany yang begitu besar, akhirnya beliau mengizinkan Rany untuk menuntut ilmu di sana. Siapa sangka, Rany mampu bertahan hingga menjadi PhD student di Vanderbilt University saat ini. Total, dia sudah menjalani kehidupan di Amerika selama empat tahun. Itu berarti, empat kali pula dia telah menikmati puasa di sana.

3. Saat musim panas, buka puasa baru bisa dilaksanakan jam 9 malam. Waduh kuat gak ya?

dm-player
Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di Amerikainstagram.com/ranyoctaria

Ternyata berada di negara dengan muslim sebagai minoritas, bukan menjadi penghalang bagi Rany untuk tetap berpuasa. Memiliki house family yang sangat toleransi meskipun berbeda agama, membuat Rany merasa sangat bersyukur. Di sana, Rany juga harus menjalani puasa selama 16 jam saat musim panas. Bayangkan, buka puasa baru bisa dilaksanakan saat jam 9 malam lho. Tapi tenang, kamu gak perlu khawatir jika gak ada restoran yang buka, karena kamu bisa mendapatkan makanan gratis di masjid. Gak hanya takjil, makanan berat juga disediakan di sana.

4. Mahasiswa non-muslim bisa merasakan memakai hijab saat World Hijab Day, seru ya!

Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di Amerikainstagram.com/ranyoctaria

Di kampus Rany juga terdapat Muslim Student Association yang bisa membantu menjawab permasalahanmu seputar agama dan puasa. Muslim Student Association merupakan wadah bagi mahasiswa muslim untuk berkonsultasi atau sekadar sharing dengan seorang ustadz. Selain itu, Vanderbilt University juga mempunyai program World Hijab Day. Program ini diadakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa non-muslim seputar Islam. Mereka yang non-muslim juga bisa mencoba merasakan memakai hijab. Seru ya! Gak seperti yang dibayangkan, ternyata di Amerika juga menjunjung nilai toleransi keberagaman.

5. Selama kamu menjalaninya dengan senang, mereka gak akan berpikir buruk tentang hijabmu

Kisah Rany, Awardee Fullbright, Menjalani Puasa 16 Jam di AmerikaIDN Times/Rully Bunga

Nah, itu tadi cerita singkat Rany selama menempuh pendidikan dan menjalani puasa di Amerika. Selama tinggal di sana, Rany belum pernah mengalami hal-hal negatif seperti yang diberitakan selama ini. Menurut Rany, orang Amerika gak akan berani bertanya tentang kepribadian seseorang hingga mendalam jika mereka gak saling mengenal. Selama ini, Rany mendapatkan pertanyaan seputar Islam dah hijabnya hanya dari teman dekat atau teman kuliah saja. Jadi kamu gak perlu khawatir untuk menempuh pendidikan di luar negeri bersama dengan hijabmu. Jika kamu mengikuti aturan yang ada, bersikap ramah dan selalu happy, mereka juga gak akan berpikir yang buruk tentang dirimu.

Bagi kamu yang sedang mencari program beasiswa ke Amerika, kamu bisa cek website U.S. Embassy & Consulates in Indonesia. Di sana banyak sekali program beasiswa yang ditawarkan yang bisa kamu pilih. Good luck!

Topik:

  • Tania

Berita Terkini Lainnya