Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis Bisnisnya

Bisa kamu jadikan panutan nih

Bukan hanya Bali, Lombok juga menjadi salah satu kepulauan di Indonesia yang memiliki banyak destinasi wisata alam. Selain itu, beragam kuliner yang ada di Lombok gak boleh dilewatkan jika berkunjung ke sana. Masyarakatnya pun dikenal sebagai masyarakat yang masih mempertahankan budaya aslinya. Gak heran jika mereka sangat terbuka dengan wisatawan yang ingin melihat secara langsung gaya hidupnya.

Banyak juga dari mereka yang memanfaatkan hasil alam dan budaya khas Lombok untuk dijadikan sebagai usaha. Menurut data BPS pada tahun 2018, tercatat jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Lombok mencapai 648 ribu. Bidang usaha yang mereka geluti pun beragam, mulai dari agrobisnis, pariwisata, kerajinan tangan, hingga kuliner.

Namun, tentu saja menjalani bisnis di daerah yang rawan bencana bukanlah hal mudah. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh pengusaha atau para UMKM di Lombok. Termasuk yang dihadapi oleh empat wanita hebat berikut ini.

1. Rasa cintanya terhadap Desa Sembalun membuat Laely Farida mendirikan Rinjani Garden pada tahun 2014

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaDok. Istimewa

Sangat mencintai desanya, membuat Laely Farida ingin berkontribusi lebih terhadap Desa Sembalun. Wanita yang akrab disapa Laely ini sangat suka berinteraksi dan bertemu dengan orang baru. Sehingga dia memutuskan untuk membuka usaha penginapan di desa yang terletak di kaki Gunung Rinjani ini. Berbekal pengetahuan dasar dari bisnis penginapan milik orangtuanya, Laely mendirikan Rinjani Garden pada tahun 2014.

Awalnya konsep penginapan ini hanya berupa camping ground. Karena mayoritas para tamunya adalah orang yang akan mendaki Gunung Rinjani dan mereka pun hanya transit beberapa jam sebelum melakukan pendakian. Sehingga, Laely menyewakan tenda dengan harga Rp50 ribu untuk satu orang dan sudah termasuk sarapan.

Lalu pada tahun 2016, Laely ingin mengembangkan bisnisnya dan memutuskan untuk membangun lima kamar. Saat ini, Rinjani Garden telah memiliki 6 kamar standar dan 1 kamar dorm. Harga sewa kamar standar dibanderol sekitar Rp490 ribu, sedangkan untuk kamar dorm dibanderol Rp1 juta dan bisa memuat sampai 8 orang. Kamarnya pun juga sudah dilengkapi dengan fasilitas air hangat.

2. Saat terjadi gempa, Laely terpaksa harus menutup Rinjani Garden selama setahun

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Sayangnya, kesuksesan tersebut gak bertahan lama. Ketika terjadi gempa pada Juli 2018 lalu, Laely terpaksa harus menutup penginapannya ini selama satu tahun. "Hampir semua tempat rusak tapi Alhamdulillah tempat saya gak. Hanya bergeser sedikit temboknya," ungkap wanita 51 tahun ini. Jalur pendakian pun ditutup, sehingga Laely gak mendapat penghasilan sama sekali.

"Saya sempat gratiskan untuk volunteer. Karena ya gak bisa kasih duit jadi saya kasih apa yang saya bisa. Semua persediaan habis, bahkan air pun juga gak ada, jadi ya penginapan saya berhentikan operasinya. Kondisi saat itu parah banget lah, sehari bisa beberapa kali gempa. Jadinya ya selalu gak tenang," tambah Laely.

Setelah melewati masa-masa sulit, akhirnya Laely pun perlahan bisa memperbaiki dan kembali membuka penginapannya. Meski gak selalu penuh, Laely bisa mendapatkan pengunjung sampai 30 persen dalam sebulan. Rata-rata pengunjung penginapannya berasal dari Jerman, Prancis, Singapura, Malaysia dan beberapa dari Australia. Beberapa pengunjung mengaku bahwa mengetahui lokasi Rinjani Garden dari penelusuran di Google.

"Ya, saya dari dulu pakai Google Bisnisku, makanya penginapan saya bisa nomor 1 di Google. Kelebihannya dibanding media sosial, Google Bisnisku ada petanya dan lebih akurat titiknya. Namun, sayangnya di Google Bisnisku belum bisa ngomong banyak (fitur untuk menulis), karena kan saya orangnya suka cerita ya," tutur Laely.

3. Berbeda dengan Laley, Indah Trisnawati memilih membuka bisnis tanaman anggrek

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Berbeda dengan Laley, Indah Trisnawati memilih membuka bisnis anggrek di Lombok. Wanita yang akrab disapa Indah ini awalnya menjadi reseller anggrek dari supplier Bandung, Jakarta dan Denpasar. Karena makhluk hidup sehingga pengiriman harus dilakukan dengan cargo dan tentu membutuhkan biaya besar. Dari situ, Indah mulai berpikir bagaimana caranya agar dia bisa produksi sendiri tanaman anggrek di Lombok.

"Tadinya join sama teman untuk modalnya, karena ya cukup besar sekitar Rp60 juta. Kita juga belum tahu ilmunya, pendatang juga kan jadi gak tahu cari tukang yang murah di aman, belanja anggrek di mana. Kita cari terus sampai akhirnya menemukan supplier yang bisa kasih harga cocok," ujar wanita kelahiran Sragen tersebut.

Namun sayangnya, temannya tersebut gak tahu bagaimana cara merawat anggrek. Sehingga Indah dan suaminya yang harus memelihara dan merawatnya sendiri. Kemudian setelah berdiskusi, Indah memutuskan untuk mengembalikan modal temannya dan sekarang usahanya yang diberi nama Lombok Orchid ini resmi menjadi miliknya sendiri.

Indah memilih fokus berjualan anggrek saja karena melihat peluang yang ada. Bagi teman-temannya yang menjual tanaman hias, menjual anggrek butuh modal yang besar. Lebih baik mereka mencari hanya saat ada pelanggan yang membutuhkan. "Saya pikir ini kesempatan, jadi saya akhirnya memfokuskan diri ke anggrek," tutur Indah.

4. Menurut Indah, membuka sebuah bisnis itu hal biasa, tapi controlling-nya yang luar biasa

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Sebelum memiliki gerai, Indah menjajakan bunganya di pinggir jalan. "Mulai di sini 4 tahun lalu, 2015 lah ya. Sebelumnya ya kita di pinggir jalan, di trotoar gitu. Jadi ya kena hujan, gusuran Satpol PP dan sebagainya. Namanya ga punya ilmunya ya, jadi semua dikerjain semaunya," jelas Indah.

Saat ini, Lombok Orchid telah memiliki gerai sendiri di daerah Mataram. Terdapat lima variasi anggrek yang di jual. Selain itu, mulai dari bibit anggrek hingga yang telah berbunga pun ada. Harga bibit anggrek dibanderol mulai dari Rp10 ribu, untuk anggrek remaja diberi harga mulai dari Rp35 ribu dan anggrek yang telah berbunga mulai dari Rp75 ribu. Mereka juga menyediakan jasa sewa anggrek sekaligus perawatannya untuk hotel-hotel.

dm-player

Indah sempat kehilangan beberapa pelanggannya karena memiliki lokasi yang gak tetap sebelumnya. Berkat saran temannya, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan Google Bisnisku agar para pelanggannya bisa mengetahui lokasinya saat ini. "Alhamdulillah omset udah di atas Rp100 juta setiap bulan. Jadi sebenarnya bisnis itu biasa, tapi controlling-nya yang luar biasa. Sebelum bertemu Google ya saya sempat terpuruk. Jadi manajemennya kurang bagus, gak ada SOP dan gak ada data keuangan yang jelas," ungkap wanita berusia 37 tahun ini.

Baca Juga: 7 Tokoh Film Wanita Tangguh Jadi Teladan Agar Kamu Lebih Percaya Diri

5. Terkenal sebagai penghasil mutiara terbaik membuat Luberty membangun bisnis perhiasan mutiara di Lombok

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Lombok juga dikenal sebagai penghasil mutiara terbaik. Sehingga banyak sekali pengrajin mutiara di Lombok yang bisa kamu temukan, salah satunya yaitu Luberty Budi Utana. Wanita kelahiran 1979 ini telah membangun bisnis perhiasan mutiara sejak November tahun 2014. "Saya kan punya teman banyak di Jawa, karena sebenarnya asli sana. Mereka sering titip cincin. Terus saya lihat mutiara kan cantik, saya pikir kayaknya bisa dijadikan sesuatu yang indah gitu. Jadinya saya buat perhiasan mutiara, bros juga," jelas Luberty.

Di awal mendirikan Maza Handcrafted Pearl & Jewelerry, Luberty memasarkan produknya secara online. Dan baru awal tahun ini, dia akhirnya membuka galeri pertamanya di daerah Mataram. Maza Handcrafted Pearl & Jewelerry memiliki dua jenis mutiara yaitu mutiara air laut dan mutiara air tawar. Mutiara air laut ini diambil dari pembudidaya di daerah Sekotong, Lombok Barat. Sedangkan untuk mutiara air tawar, Luberty mengambil dari penyetok mutiara karena belum banyak pembudidaya mutiara air tawar di daerah Lombok.

Banyaknya pengrajin mutiara di Lombok, membuat persaingan sangat ketat. Sehingga Luberty pun selalu melakukan inovasi dan membuat ciri khas pada produknya. Setiap perhiasan dari Maza Handcrafted Pearl & Jewelry, baik itu gelang, kalung dan lainnya, pasti menggunakan minimal 3 mutiara yang berbeda. Jadi orang pun sudah paham kalau modelnya seperti itu pasti produk Maza Handcrafted Pearl & Jewelry. Luberty mengaku mendapat inspirasi dari internet atau kadang saat melihat orang memakai perhiasan pun dia mendapatkan ide.

6. Tampil berbeda menjadi kunci suksesnya Maza Handcrafted Pearl & Jewelry di tengah persaingan yang ketat

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaDok. Istimewa

Setiap perhiasan yang ada di Maza Handcrafted Pearl & Jewelry diberi nama yang mengandung makna di baliknya. Harapannya, para pelanggan yang memakai perhiasan tersebut memiliki kepribadian dan nasib yang sesuai dengan nama perhiasannya. Selain itu, Luberty juga selalu menjaga keaslian mutiara. Karena biasanya ada beberapa pengrajin yang menggunakan mutiara palsu.

Harga perhiasan mutiara air tawar di Maza Handcrafted Pearl & Jewelry dibanderol mulai dari Rp150 ribu sampai Rp200 ribuan. Sedangkan untuk mutiara air laut tentunya memiliki harga yang cukup mahal, karena masa panennya pun hanya sekali dalam tiga tahun. Harga mutiara air laut bisa sampai Rp2 juta dan tergantung berapa gram berat mutiara tersebut dalam satu perhiasan.

Usaha Luberty ini semakin meningkat setelah mengikuti pelatihan Gapura Digital dan Womenwill dari Google. Lewat kelas ini, Luberty belajar banyak tentang bisnis, termasuk cara menggunakan Google Bisnisku. "Ya, jadi lebih banyak orang yang tahu. Penjualan pun makin meningkat sampai 50 persen. Sekarang omsetnya sekitar Rp20 juta per bulan," jelas Luberty.

7. Sherly Santy rela melepas pekerjaannya sebagai dosen agar bisa fokus dengan usahanya

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Rela melepaskan pekerjaannya sebagai dosen demi membuka usaha, gak membuat Sherly Santy merasa menyesal. Meski menempuh pendidikan kebidanan, namun Sherly sudah memiliki jiwa bisnis sejak lama. Hal tersebut yang membuat Sherly memutuskan untuk membangun Rumah Durian Lombok. Awalnya ide ini tercetus karena mendapatkan tawaran dari teman suaminya untuk menjadi reseller pancake durian Medan. Lalu Sherly menerima tawaran tersebut dan menjadi reseller selama kurang lebih satu tahun.

Siapa sangka ternyata peminat durian di Lombok cukup banyak dan permintaan pun terus meningkat. Namun sayangnya, supplier Sherly gak bisa memenuhi permintaan tersebut. Sehingga, Sherly memutuskan untuk melakukan produksi pancake durian sendiri dan membangun rumah produksi pada tahun 2016. "Akhirnya saya mutusin jadi produsen agar bisa merangkul mereka (para reseller-nya) dan ngajak kerja sama," ungkap wanita kelahiran Mataram ini.

Bagi Sherly, dalam berbisnis itu harus berani mengambil sebuah keputusan besar dan mencoba terlebih dahulu. Sherly pun mencoba membuat adonan pancake durian berdasarkan resep dari supplier sebelumnya dan juga mencari informasi di Google. Tentu saja percobaan ini membutuhkan waktu yang gak sebentar. "Lama tuh prosesnya coba-coba, sampai akhirnya sekarang ini baru sempurna. Ya, sampai sekarang pun sebenarnya saya gak berhenti mencari resep yang sempurna," tambahnya.

8. Pepatah pelanggan adalah raja sepertinya menjadi pedoman Sherly dalam berbisnis

Jatuh Bangun Perjuangan Ibu-ibu UKM Lombok dalam Merintis BisnisnyaIDN Times/Rully Bunga

Sherly juga selalu melakukan inovasi terhadap produknya. Awalnya, Rumah Durian Lombok hanya memproduksi pancake durian saja. Saat ini sudah terdapat empat macam produk durian, mulai dari pancake durian, daging durian, durian cup dan durian kupas. Selain itu, terdapat juga ukuran ekonomis yang memiliki harga lebih terjangkau.

Dalam berbisnis, Sherly mengadopsi sistem orang Tionghoa. "Mereka sedikit aja ambil untung tapi penjualan sering dan jumlah produknya banyak," jelas Sherly. Oleh karena itu, Rumah Durian Lombok dipasarkan melalui toko retail yang telah tersebar di 26 toko. Gak heran jika saat ini usaha wanita berusia 30 tahun ini telah menguasai hampir 90 persen wilayah Nusa Tenggara Barat.

Selain itu, Sherly juga memasarkan produknya secara online. "Justru saya besar karena online juga. Saya juga pakai Google Bisnisku sejak mengikuti kelas Womenwill. Setelah pakai, banyak pelanggan yang datang dari jauh bilangnya ya tahu dari Google. Banyak juga agen baru yang daftar dari berbagai kota. Terus saya bisa melihat juga perkembangan bisnis dan kesannya orang-orang," jelasnya. Sherly juga mengaku penjualannya meningkat dan pada bulan September lalu, usahanya berhasil meraih omset sebesar Rp265 juta.

Memberikan garansi 100 persen jika ada produk yang rusak menjadi salah satu layanan yang diberikan Rumah Durian Lombok. Bagi Sherly, kita harus memberikan pelayanan yang terbaik pada pelanggan. Sehingga mereka pun akan loyal dengan kita. Ke depannya, Sherly berencana untuk membuat ice cream durian sebagai inovasi baru dari Rumah Durian Lombok.

Empat wanita tersebut mengajarkan kita banyak hal jika ingin berbisnis. Intinya kita harus berani mencoba dan menghadapi segala tantangan serta risiko yang ada. Dengan gak mudah mengeluh dan putus asa, kelak kita akan menemukan kesuksesan yang sama seperti mereka.

Baca Juga: Wanita Super Tangguh! 10 Single Mom Artis Ini Inspiratif Banget

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya