7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupan

Jadi, apa itu makna kehidupan?

Pencarian makna kehidupan mungkin telah menjadi subjek pertanyaan yang terus dicari jawabannya oleh umat manusia. Sepanjang sejarah, manusia telah membuat berbagai gagasan tentang makna kehidupan lewat filsafat dan agama, pergi berperang atasnya, dan berdebat selama berabad-abad hanya untuk menemukan jawabannya.

Teori-teori tentang apa arti hidup sebenarnya berkisar dari yang optimis hingga yang sangat menekan pikiran, tetapi semuanya cukup kuat untuk memprovokasi pikiran kita. Berikut 7 filsafat yang akan memberimu sudut pandang yang berbeda terhadap makna kehidupan.

1. Cyrenaics

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupanclassicalwisdom.com

Cyrenaics adalah salah satu cabang dari ajaran Socrates. Kelompok ini didirikan sekitar tahun 400 SM oleh salah satu siswa Socrates, seorang pria Afrika Utara bernama Aristippus. Menurut kepercayaan mereka, pengetahuan dan pengalaman setiap orang bersifat subyektif, hanya berdasarkan pada apa yang telah terjadi pada mereka.

Mereka percaya kalau kebenaran adalah hal yang bersifat pribadi. Mereka juga percaya kalau kita tidak dapat mengetahui dengan pasti tentang hal-hal dan orang-orang di sekitar kita, hanya apa yang kita rasakan untuk diri kita sendiri.

Seperti yang dilansir dari Internet Encyclopedia of Philosophy, para Cyrenaics mengajarkan kalau satu-satunya tujuan nyata dalam hidup adalah kesenangan di masa sekarang, bahwa manusia harus melakukan apa yang membuat mereka paling bahagia saat ini daripada merencanakan masa depan yang, pada akhirnya, selalu tidak dapat diketahui dan tidak pasti.

Kesenangan fisik adalah yang paling penting, dan semua tindakan harus diambil untuk memaksimalkan jumlah kesenangan yang dilakukan seseorang pada saat itu. Tentu saja pandangan ini sangat egois, karena menyatakan kalau kesenangan diri sendiri harus diprioritaskan daripada kesenangan masyarakat, kota, atau penduduk secara keseluruhan.

Selain pengabaian terang-terangan pada kesejahteraan orang lain, filsafat ini juga mengabaikan tradisi dan norma sosial. Aristippus mengajarkan bahwa pada dasarnya tidak ada yang salah dengan hal-hal tabu seperti inses, hanya konvensi sosial yang membuatnya salah.

Menurutnya, makna hidup yang sebenarnya dapat ditemukan dengan mengabaikan batasan-batasan tersebut dan melakukan apa yang paling menyenangkan bagi diri kalian saat ini. Cyrenaics sangat berkaitan dengan Epikureanisme, tetapi lebih vulgar, yang juga menjadi cikal bakal dari paham hedonisme.

2. Sinisme

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupanancient.eu

Sinisisme atau sinisme adalah mazhab lain yang turun dari ajaran Socrates. Menurut para penganut sinisme, makna hidup adalah hidup dalam kehidupan yang sesuai dengan tatanan alam dari pada dengan apa yang mereka lihat sebagai etika dan tradisi sosial yang ada di dalam masyarakat.

Sementara mereka tidak mencemooh konvensi sosial sepenuhnya, mereka mengatakan bahwa setiap orang harus membentuk pemikiran mereka sendiri tentang benar dan salah, dan mengikuti jalan kebajikan bahkan ketika itu bertentangan dengan norma sosial. Dari sinilah muncul ide parrhesia atau kebebasan untuk berbicara tentang kebenaran.

Prinsip penting lain dari sinisme adalah swasembada, yang berarti mampu bertahan tidak hanya tanpa bantuan orang lain tetapi juga tanpa kenyamanan dasar atau kebutuhan akan harta. Manusia baru bebas ketika dapat berpaling dari kebutuhan untuk diikat oleh orang-orang atau hal-hal lainnya. Bagi mereka, "kebebasan" ini adalah makna kehidupan yang sebenarnya.

3. Mohisme

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupantimetoast.com

Mohisme atau moisme berkembang di Tiongkok pada waktu yang hampir bersamaan dengan Cyrenaics. Dinamai setelah nama pencetusnya, Mo Tzu, gerakan ini terkenal karena menjadi salah satu kelompok filosofis terorganisir pertama di Tiongkok yang mendebatkan dan berargumentasi tentang ide-ide kompleks seperti makna kehidupan.

Mengutip dari laman Stanford Encyclopedia of Philosophy, beberapa teks yang mereka buat menguraikan 10 doktrin yang harus diikuti dalam kehidupan sehari-hari manusia, yang sebagian besar mendukung prinsip ketidakberpihakan.

Menurut doktrin tersebut, makna hidup hanya dapat dicapai ketika setiap manusia menunjukkan jumlah perhatian yang sama kepada manusia lainnya, dengan tidak menempatkan kebutuhan siapa pun di atas kebutuhan orang lain. Hal ini berarti membuang kemewahan yang sia-sia, hiburan untuk kepentingannya sendiri, dan kekayaan pribadi.

Mereka ingin orang-orang berjuang untuk kesetaraan, memastikan bahwa setiap orang memiliki tingkat kebahagiaan dan kenyamanan yang sama sambil menghormati keinginan ilahi dan membantu semua orang untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup: kehidupan di akhirat. Sekilas, paham ini sangat mirip dengan utilitarianisme.

Baca Juga: 5 Alasan Kuat Mengapa Kamu Harus Rajin Baca Buku Filsafat

4. Darwinisme

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupannationalpost.com

Charles Darwin memang memiliki hubungan yang rumit dengan agama dan gagasan religius tentang makna kehidupan. Pada awalnya, ide-idenya lahir lewat sistem kepercayaan Kristen tentang Tuhan dan makna di baliknya, yang kemudian berfluktuasi di sepanjang kariernya.

dm-player

Dapat diperdebatkan seberapa banyak efek yang dipikirkan Darwin tentang gagasan tentang sosok Sang Pencipta dan bagaimana kita harus menjalani hidup kita.

Beberapa karya buatan Darwin menyiratkan kalau evolusi itu sendiri adalah gagasan yang mirip seperti "Tuhan," sementara yang lain menyatakan kalau evolusi menciptakan manusia yang telah dirancang untuk membutuhkan semacam pencipta supernatural untuk disembah.

Seperti yang dilansir dari laman Institute for Creation Research, para pemikir dan filsuf yang menolak gagasan Darwin bersikeras kalau evolusi dan Darwinisme mengemukakan fakta bahwa makna hidup tidak lebih dari sekadar bertahan hidup, walau ada interpretasi yang lebih rumit atas teorinya yang berhubungan dengan makna kehidupan.

Salah satunya menyatakan kalau makna kehidupan berbeda untuk setiap orang dan setiap spesies — eksistensi tanaman sangat berbeda dari sudut pandang ikan. Satu hal yang disetujui dari berbagai interpretasi tentang Darwinisme adalah bahwa makna kehidupan bagi setiap organisme hidup adalah untuk meneruskan DNA mereka ke generasi berikutnya.

5. Nihilisme

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupankickstarter.com

Mungkin salah satu konteks paling umum di mana kita mendengar istilah "nihilisme" adalah dari kaum revolusioner Rusia yang menyangkal kekuatan semua badan otoriter yang diterima secara tradisional seperti pemerintah dan agama. Sementara ide-ide nihilisme sendiri lebih rumit dari itu, gerakan ini mengambil namanya dengan alasan yang bagus.

Dilansir dari Internet Encyclopedia of Philosophy, seorang nihilis sejati percaya kalau tidak ada yang namanya nilai atau pengetahuan, dan tidak ada titik apa pun — awal atau akhir — bagi eksistensi manusia.

Friedrich Nietzsche berpendapat bahwa kepercayaan nihilistik pada akhirnya akan mengarah pada kejatuhan segalanya, karena orang-orang hanya akan berhenti peduli tentang apa pun. Tentu saja tidak ada kebenaran, dan hal-hal yang kita pikir kita yakini hanya benar sampai sesuatu yang lebih baik muncul.

Nampaknya pandangan sekilas pada banyaknya keyakinan ilmiah yang telah dibantah selama berabad-abad telah memberi kepercayaan pada teori ini. Pada awalnya, satu-satunya hal yang diyakini para nihilis sering berujung pada penghancuran, tetapi kemudian berganti ke ketidakpedulian, sebuah rute yang lebih lunak.

Menurut Nietzsche, semua yang kita lihat di sekitar kita adalah konstruksi buatan yang tidak akan bertahan lama dengan ketidakpedulian nihilisme, sebuah teori yang mengisyaratkan runtuhnya masyarakat atau peradaban. Nihilisme mengatakan kalau tidak ada makna dalam kehidupan, tetapi itu tidak apa-apa. Lagi pula, tidak ada banyak hal yang pantas untuk diyakini.

6. Filsafat Tibet

7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupantibetanreview.net

Filsafat Tibet adalah aliran pemikiran yang berkembang di Tibet dan daerah lain di Pegunungan Himalaya. Sangat mirip dengan agama Buddha — bahkan sampai disebut dengan Buddhisme Tibet — filsafat Tibet mengajarkan satu tujuan utama dalam hidup, yaitu untuk mengakhiri penderitaan dunia.

Untuk mencapainya, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mendapatkan pemahaman tentang dunia dan cara kerjanya. Melalui pemahaman tersebut, pada akhirnya kita akan sampai pada pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengakhiri penderitaan. Filosofi ini juga menyediakan "jalan" di mana kita dapat mengukur tonggak pribadi diri sendiri.

Makna hidup yang sebenarnya dapat ditemukan oleh mereka yang mempraktikkan apa yang mereka yakini dan bertindak sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi orang lain di atas diri sendiri. Filsafat Tibet juga terbilang unik, karena pada titik mana pun mereka memiliki serangkaian instruksi yang jelas untuk lebih dekat dengan makna hidup yang sebenarnya.

7. Humanisme

https://www.youtube.com/embed/Tvz0mmF6NW4

Narasi Stephen Fry tentang video humanis di atas menempatkan penjelasan penting tentang makna hidup dalam perspektif yang berhubungan dengan siapa pun, tidak peduli apa sistem kepercayaan, usia, ras, atau jenis kelamin mereka. 

Menurut Fry — dan kebanyakan kaum humanis — tidak ada makna hidup yang spesifik, karena setiap orang memiliki maknanya masing-masing. Alih-alih melihat alam semesta untuk mencari makna, manusia harus mencari ke dalam diri mereka sendiri untuk menemukan apa yang membuat mereka bahagia dan memberikan makna hidup mereka sendiri.

Satu-satunya makna dalam kehidupan adalah bahwa kita memberikan tindakan, koneksi, keinginan, dan warisan yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Karena setiap orang berbeda, makna hidup juga berbeda bagi kita semua.

Bagi sebagian orang, itu mungkin menciptakan karya seni yang hebat. Bagi yang lain, mungkin hal-hal sederhana seperti membuat taman, mengadopsi anak, atau mengadopsi hewan yang terlantar. Tidak ada arti hidup yang benar atau salah di luar sana, hanya sebuah "jawaban yang misterius" di dalam diri kita masing masing.

Hal yang terpenting dari teori ini adalah jawaban atau lebih tepatnya bagaimana caranya menjadi bahagia. Mungkin humanisme menjadi salah satu gagasan yang sering diabaikan oleh banyak aliran pemikiran dan filosofi lain, yang berusaha untuk menekankan hidup sederhana dan selengkap mungkin.

Nah, itu tadi 7 filsafat yang akan memberikan perspektif berbeda tentang makna kehidupan. Jadi, sudah menemukan makna kehidupan versimu sendiri?

Baca Juga: 10 Aliran Filsafat yang Memengaruhi Pola Pikir Manusia, Sudah Tahu?

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya