7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!

Mereka juga suka memelihara kucing dan anjing lho

Buku-buku sejarah ditulis oleh orang-orang terpelajar pada masanya. Jadi, ketika kita mempelajari budaya kuno, mudah untuk mendapatkan gagasan kalau masyarakat kuno jauh lebih berbudaya dari masyarakat modern.

Namun ketika melihat peninggalan-peninggalan sejarah, kita akan ditunjukkan dengan gambaran yang agak mengejutkan tentang kegiatan sehari-hari leluhur kita. Nyatanya, mereka juga jauh tidak berbeda seperti kita yang hidup di masa ini. Berikut 7 bukti mengejutkan kalau leluhur kita tidak jauh berbeda dengan kita.

1. Melakukan pembicaraan yang tidak penting

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!grunge.com

Di era modern ini, kita sering melakukan pembicaraan tidak penting tentang video game atau olahraga. Nyatanya, leluhur kita juga melakukan hal yang sama persis seperti kita.

Dilansir dari laman Pompeiana.org, para sejarawan baru-baru ini mulai mempelajari grafiti kuno sebagai cara untuk melihat kehidupan rakyat biasa di masa lampau. Mereka telah menemukan fakta bahwa leluhur kita juga sering membagikan pendapat yang kurang mengenakkan, layaknya kita yang senang menulis komen di sosial media pada saat ini.

Ketika Sydromachos berjalan melewati sebuah tembok di Atena 1.500 tahun yang lalu, dia akan melihat tulisan besar yang mengomentari suatu kejadian atau seseorang. Jika mereka sudah menulisnnya di dinding, kita hanya dapat membayangkan tentang apa yang akan mereka katakan di depan orangnya langsung.

2. Suka mendokumentasikan kegiatan sehari-hari

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!vangoyourself.com

Kita semua pasti memiliki teman yang akan memposting semua hal yang mereka lakukan di Facebook atau Instagram. Kita mungkin berpikir kalau hal ini adalah efek samping dari perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk mendokumentasikan setiap aspek kehidupan kita, walau nyatanya hal ini bukanlah hal yang baru sama sekali.

Hal ini dibuktikan dengan graffiti yang diawetkan dari reruntuhan Pompeii, yang mencatat jenis informasi yang menurut beberapa orang cukup penting untuk disiarkan ke dunia.

Di barak gladiator misalnya, terdapat tulisan "Pada 19 April, aku membuat roti." Di sisi lainnya, "Pada 20 April, aku punya jubah untuk dicuci." Sedangkan di bagian luar barak tertulis "Apollinaris, dokter kaisar Titus, buang air besar dengan baik di sini.” Faktanya, masyarakat Romawi kuno bukan satu-satunya yang suka merekam kegiatan sehari-hari mereka.

Mengutip dari Orkneyjar.com, banyak juga rune pada Viking kuno yang menghiasi makam di Maeshowe, Skotlandia, yang menyatakan tentang hal ini-dan-itu, mengapa mereka mengukir rune ini atau membuat salib itu.

3. Membuat humor receh

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!mentalfloss.com

Pada tahun 1976, para arkeolog di Irak menemukan pecahan tablet berusia 3.500 tahun yang memberi mereka pandangan unik tentang selera humor Mesopotamia kuno. Temuan ini sangat jarang karena lelucon dan teka-teki di dalamnya yang bersifat spontan, verbal, dan dirasa tidak perlu ditulis untuk anak cucu mereka.

Tablet itu ditulis dengan canggung, membuat beberapa peneliti berspekulasi kalau pengarangnya adalah seorang siswa yang baru belajar menulis. Terjemahannya memberikan gambaran yang mencerahkan tentang selera humor masyarakat Babilonia.

Salah satu fragmen yang masih utuh dengan jawaban yang sudah lama hilang berbunyi: "untuk ibumu, [aku] adalah orang yang melakukan hubungan intim dengannya." Sekilas, humor ini memang terlihat seperti humor "yo mama" yang ngetren di Amerika Serikat.

Seperti yang dikutip dari laman The Guardian, ada pula humor dari Romawi kuno yang menyebutkan kalau para cendekiawan itu cerdas tetapi tidak bijaksana; para kasim sangat lucu, dan begitu pula orang-orang dengan hernia.

Anehnya lagi, sebuah buku tebal yang ditulis oleh seorang sarjana Islam dari Baghdad pada abad ke-11 juga berisi tentang kumpulan humor untuk pesta. Ternyata, leluhur kita juga suka membuat humor receh seperti kita di masa ini.

Baca Juga: Toleransi di Rumah Betang: Beda Agama tapi Satu Leluhur

4. Mengucapkan sumpah serapah

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!buzzfeed.com

Meluasnya penggunaan kata celaan atau sumpah serapah bukanlah penemuan modern — itu hanya kata-kata yang berevolusi. Kata seperti "leg" mungkin dianggap sangat vulgar di zaman Victoria, tetapi gagasan tentang bahasa yang tidak dapat diterima secara sosial jauh lebih tua dari itu.

Ada banyak bukti yang menyebutkan kalau banyak teks Romawi kuno yang merujuk pada makian yang diambil dari bagian-bagian tubuh. Anehnya, beberapa istilah yang dianggap suci juga dijadikan sebagai bahan hinaan. Dilansir dari laman The Atlantic, Priapus, (dewa kesuburan) misalnya, biasa dipakai masyarakat Romawi untuk menghina tetangga mereka.

Koneksi antara kata makian dan agama ini masih bisa dilihat sampai sekarang. Bukan hal yang mengejutkan kalau kita masih memakainya selama ribuan tahun, melihat bagaimana leluhur kita juga telah melakukan hal yang sama.

5. Berjudi

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!pinterest.com

Meskipun perjudian adalah aktivitas yang ilegal di Romawi kuno (kecuali selama festival Saturnus), semua bukti sejarah menunjukkan kalau perjudian dianggap terlalu menyenangkan bagi mereka sehingga sulit untuk dihindari.

Dilansir dari laman BBC, hal ini terlihat pada dinding bar di seluruh kota Romawi yang dihiasi dengan mural yang menggambarkan sekelompok pria yang sedang bermain permainan dadu dan jenis perjudian lainnya.

dm-player

Bukti sejarah juga menunjukkan kalau mereka sering mengukir papan judi mereka sendiri. Bahkan koridor Colosseum telah dirusak untuk dijadikan papan permainan kuno, seperti halnya tangga kuil dan forum-forum Romawi.

Juga terukir di dinding-dinding kedai minuman sebuah instruksi yang menegaskan bahwa, jika kalian tidak tahu cara bermain, maka kalian harus berdiri dan memberikan tempat duduk kepada orang lain yang dapat melakukannya. Seolah peringatan itu tidak cukup, beberapa mural juga menggambarkan adegan perkelahian di atas meja dadu yang terbalik.

Perlu diingat kembali kalau utang judi adalah salah satu penyebab kehancuran Romawi kuno, sehingga beberapa peneliti berpikir kalau itulah yang membuat perjudian dilarang di tempat pertama.

6. Mencintai hewan peliharaan mereka

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!faunalytics.org

Sama seperti kita, ternyata orang-orang Romawi juga mencintai hewan peliharaan mereka. Sama seperti saat ini, hewan peliharaan pada masa Romawi kuno juga dibagi ke dalam beberapa kategori yang berbeda.

Beberapa disimpan di rumah, dinamai, dan diperlakukan dengan penuh kasih sayang, sementara yang lain digunakan sebagai hewan pekerja — termasuk domba, anjing penjaga, kuda gerobak, dan kuda kavaleri. Bahkan ular dan musang pada umumnya dipelihara untuk memastikan rumah itu bebas dari tikus dan hama.

Berdasarkan jurnal yang dilansir dari laman Uchicago.edu, beberapa hewan juga hanya dijadikan sebagai hewan peliharaan, dipelihara sebagai sahabat dan diberi tempat khusus dalam keluarga mereka. 

Para arkeolog telah menemukan teks dan prasasti yang menjelaskan tentang hewan peliharaan tercinta ini, yang dalam beberapa kasus digambarkan sebagai anak asuh bagi mereka. Salah satunya menyebutkan ketika seekor anjing yang setia mati, mereka harus dimuliakan dengan pemakaman yang tepat. 

Beberapa hewan peliharaan juga sangat dihargai, sampai-sampai mereka diimpor dari luar negeri. Misalnya saja anjing kecil Melita dibawa ke Romawi dari Afrika, kucing diimpor dari Mesir, dan hewan peliharaan lain yang lebih eksotis termasuk burung beo, monyet, dan kucing besar seperti lynx dan harimau juga diimpor pada masa itu.

7. Suka membuat tato

7 Bukti Mengapa Kita Sama Persis Seperti Leluhur Kita, Mengejutkan!dailytimes.com.pk

Tato bukanlah sesuatu yang baru. Bukti paling awal menunjukkan kalau tato sudah dijadikan sebagai bentuk seni sejak Zaman Tembaga. Hal ini terlihat di tubuh Otzi the Iceman, di mana tangan, kaki, dan persendiannya menunjukkan bekas tato dengan desain sederhana, yang mungkin memiliki tujuan medis yang tidak berbeda dengan akupuntur modern. 

Tanda serupa juga telah ditemukan pada tubuh mumi Mesir. Bangsa Romawi, yang menghargai kesucian dan kemurnian tubuh manusia, juga mulai mengubah sikap mereka ketika ikut menyerap budaya tato dari Eropa utara.

Sedangkan Tentara Salib sering membuat tato simbol-simbol Kristen di tubuh mereka, sehingga mereka dapat diberikan penguburan yang layak jika gugur dalam pertempuran.

Namun, seperti banyak orang saat ini, nenek moyang kita tampaknya tidak selalu pintar dalam memilih model tato yang cocok, karena banyak dokter Romawi yang membuka praktik untuk melakukan penghapusan tato pada masanya. Sayangnya, proses penghapusan tato ini tidak selalu berhasil dengan baik. 

Beberapa metodenya termasuk menyuntikkan zat-zat seperti anggur, bawang putih, dan kotoran burung di bawah kulit. Teknik selanjutnya dinamakan dermabrasi, yang secara umum berarti pengamplasan kulit. 

Dilasnir dari laman resmi milik Royal Museums Greenwich, ketika para misionaris Eropa menemukan orang-orang pribumi yang dipenuhi tato di Polinesia, mereka mempraktikkan suatu bentuk dermabrasi yang disebut “holystoning,” di mana para misionaris itu menggunakan sepotong batu pasir untuk menggiling tato di tubuh.

Di Indonesia sendiri, budaya tato masih melekat pada Suku Dayak, Mentawai, Moi, dan suku-suku lainnya.

Nah, itu tadi 7 bukti mengejutkan kalau leluhur kita tidak jauh berbeda dengan kita. Ternyata, mereka juga suka melakukan beberapa hal yang saat ini kita anggap lazim. 

 

Sumber:

http://www.pompeiana.org/Resources/Ancient/Graffiti%20from%20Pompeii.htm

http://www.orkneyjar.com/history/maeshowe/maeshrunes.htm

https://www.mentalfloss.com/article/29923/your-mom-so-old-babylonians-made-fun-her

https://www.theguardian.com/books/2009/mar/13/roman-joke-book-beard

https://www.theatlantic.com/international/archive/2013/05/-em-futuo-em-how-the-romans-swore/276397/

http://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/daily_life_gallery_05.shtml

http://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Journals/CJ/44/4/Household_Pets*.html

https://www.rmg.co.uk/discover/explore/tattoos-europe-slaves-and-sailors-kings-and-tsars

Baca Juga: Keren! Desa Bawomataluo Kaya Budaya Leluhur

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya