5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan Orang

Diary yang merekam peristiwa sejarah

Menulis buku harian atau diary memang memiliki banyak manfaat mulai dari memperkuat daya ingat hingga meredakan stres. Selain itu, dengan menulis diary kita bisa memotret jejak peristiwa yang kita alami dan bagaimana sikap dan pemikiran kita terhadap peristiwa tersebut. Diary juga berfungsi sebagai rekaman jejak masa atau peristiwa yang terjadi di sekitar penulisnya. Jadi, tidak heran jika pada akhirnya beberapa buku diary seperti lima buku ini bernilai sejarah. 

1. Catatan Seorang Demonstran, sebuah diary yang ditulis oleh Soe Hok Gie

5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan OrangCatatan Seorang Demonstran (dok. pribadi/ Silvilla Sani)

Meski golongan mahasiswa saat menuju abad pertengahan dua puluh masih baru, banyak perubahan terjadi karena aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan. Mereka seperti yang kita kenal hari ini sebagai fungsi mahasiswa, yaitu agent of change. Dan Soe Hok Gie, adalah salah satu dari golongan mahasiswa tersebut. Ia merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang lahir pada tahun 1942.

Dalam buku Catatan Harian Seorang Demonstran, Gie digambarkan Harsja W. Bachtiar  sebagai sosok berperawakan kecil dengan cita-cita yang besar. Ia amat berani melawan ketidaksesuaian yang terjadi di masyarakat terutama lewat tulisan-tulisan yang ia buat.

Buku ini memuat segala bentuk peristiwa serta pandangan pemikiran-pemikiran Soe Hok Gie mulai dari masa remajanya di tahun 1957 hingga 8 Desember 1969 sebelum hari kewafatannya. Setelah terbit, catatan hariannya terus menerus dibaca, utamanya oleh kalangan mahasiswa hingga hari ini. Menjadi pemantik semangat kaum-kaum muda untuk berani membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

2. The Diary of a Young Girl, sebuah diary yang ditulis oleh Anne Frank

5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan OrangThe Diary of Young Girl oleh Anne Frank (dok. Pribadi/ Silvilla Sani)

Catatan harian Anne Frank ini pertama kali publish pada tahun 1947. Anne adalah gadis remaja biasa yang hidup pada masa Nazi naik berkuasa. Ia lahir pada tanggal 12 Juni 1929 dan meninggal tiga bulan sebelum hari ulang tahunnya yang ke enam belas di penjara Bergen-Belsen. 

Sedikit fakta, Anne lahir di Jerman sebagai seorang Yahudi yang kemudian pindah ke Amsterdam setelah Nazi berkuasa. Namun, ketika invasi Nazi sampai Amsterdam dan membuat aturan yang menyulitkan orang-orang Yahudi hingga mendeportasi mereka. Keluarga Anne yang sebelumnya memang tinggal di Amsterdam pada akhirnya harus bersembunyi. Tempat persembunyian mereka ia namai Secret Annex.

Selama di persembunyian itulah Anne menulis diary-nya. Catatan itu ia mulai tanggal 12 Juni 1942 sampai 1 Agustus 1944, tepat sebelum tempat persembunyiannya diketahui dan semua yang bersembunyi di sana ditangkap. 

3. The Diary of Lena Mukhina

5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan OrangThe Diary of Lena Mukhina (Dok. Pribadi/ Silvilla Sani)

Pada halaman awal buku diary-nya, Lena Mukhina menyadarkan kita bahwa kita tidak terlahir dengan keberanian, kekuatan, dan kepintaran. Sama halnya dengan kemampuan menulis atau membaca, semua aspek tersebut harus kita dapat melalui ketekunan dan tekad yang kuat.

dm-player

Hidup “tenang” seorang gadis bernama Lena Mukhina berubah total setelah Nazi berhasil menginvasi Soviet pada 22 Juni 1941. Ia yang tinggal di Leningrad ikut terjebak dalam pengepungan kota tersebut. Pengepungan Leningrad merupakan tempat paling buruk dan mengerikan. Pengepungan yang berlangsung dua setengah tahun itu merupakan pengepungan terlama dalam sejarah. Hingga kematian dan kelaparan merupakan bagian lekat keseharian penduduk Leningrad.

Lena Mukhina masih berusia enam belas tahun saat pengepungan terjadi. Ia menceritakan kesulitan-kesulitan akibat masa perang yang harus ia dan penduduk Leningrad hadapi dalam diary-nya. Ia mulai menulis dari 22 Mei 1941 sampai 25 Mei 1942 dan berhasil bertahan dari pengepungan itu. Ia meninggal pada tahun 1991.

Baca Juga: 5 Buku Self-Help Best Seller tentang Gaya Hidup ala Jepang

4. Yoko’s Diary

5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan OrangYoko's Diary (dok. pribadi/ Silvilla Sani)

Yoko adalah anak perempuan berusia tiga belas tahun. Ia tinggal bersama keluarganya di Miyajima, wilayah berkuil yang  tidak jauh dari Hiroshima, Jepang. Gadis kecil bernama lengkap Yoko Moriwaki yang hidup di masa perang dunia ke dua meletus ini menulis buku diary untuk memenuhi tugas sekolahnya.

Yoko mulai menulis catatan hariannya dari hari pertama ia masuk sekolah di Kenjo, tanggal 6 April 1945 hingga 5 Agustus 1945. Tepat satu hari sebelum ia meninggal akibat terkena efek ledakan bom Hiroshima. Apa yang ia tulis adalah impresi terhadap perang dunia II yang ia alami sendiri dan berbagai macam dampaknya. 

Buku diary ini di publish pada tahun 1966 di Jepang oleh saudara satu Ibunya Yoko, Kohji Hosokawa. Kohji menerbitkannya atas dorongan dari seorang guru sekolah menengah wanita di Hosei bernama Hiroshi Kamei. Ia mendorong kohji menerbitkannya sebagai rekam jejak sejarah. Kemudian Paul Ham juga menyusun diary Yoko. Ia mendapat sumber langsung dari Kohji Hosokawa saat menemuinya pada tahun 2010. Saat itu, ketika Paul Ham datang menemuinya, Kohji masih memiliki buku catatan tangan Yoko.

5. The Diaries of Nella Last

5 Buku Harian yang Bernilai Sejarah dan Menginspirasi Jutaan OrangThe Diaries of Nella Last (dok. Pribadi/ Silvilla Sani)

Diary Nella juga merekam kondisi seputar perang dunia kedua, tepatnya di wilayah Inggris.  Nella konsisten menulis diary-nya dari September 1939 hingga sekitar tahun 1965. 

Pada masa itu, di Inggris terdapat projek riset sosial bernama Mass Observe. Projek garapan Charles Madge and Tom Harrisson ini memiliki tujuan mendapatkan rekaman kehidupan keseharian warga sipil Inggris. Mereka merekrut sukarelawan dan penulis buku harian untuk mencatat kehidupan orang-orang Inggris. Dan Nelle adalah salah satu sukarelawan tersebut.

Itulah dia lima buku diary yang bukan hanya bernilai sejarah tetapi sekaligus menginspirasi. Buku diary mereka tetap abadi meski penulisnya telah berpulang. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Self-Help Asal Korea Selatan, Relate Gak?

Silvilla Sani Photo Verified Writer Silvilla Sani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya