5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hidup

Untuk hidup pun tidaklah sesederhana itu

Semua orang berbicara tentang betapa pentingnya menemukan dan menjalani panggilan hidup. Masalahnya bagaimana jika kita tidak tahu apa panggilan hidup kita? Bagaimana jika panggilan itu berubah dari waktu ke waktu? Apakah boleh untuk menginginkan banyak hal berbeda dalam kehidupan? Bagaimana kita tahu jika kita telah menjalani hidup dengan baik?

Penemuan jati diri bisa menjadi petualangan yang menantang dan seringkali tidak pernah berakhir. Manusia itu kompleks dan terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Karena itu, jika ada yang merasa sulit untuk mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan dalam hidup, kalian tidak sendirian.

1. Banyak orang tidak diajarkan untuk menggunakan intuisi mereka, tetapi sebaliknya malah fokus untuk menentukan apa yang benar

5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hiduppexels.com/@khoa-vo-2347168

Idealnya seseorang mengikuti intuisi mereka saat berada di dunia luar. Budaya di seluruh dunia telah menetapkan norma-norma tentang perilaku yang pantas dan dapat diterima. Peraturan diperlukan untuk memiliki masyarakat yang fungsional, namun nyatanya hal ini bisa menjadi ekstrem. Kita semua tahu bahwa bukan apa yang orang lain inginkan untuk kita atau apa yang orang lain ingin kita lakukan yang bisa membuat kita bahagia. Keputusan harus datang dari dalam diri kita untuk menghasilkan kepuasan tersendiri.

Salah satu cara terbaik untuk fokus pada intuisi kalian dan menentukan apa yang benar-benar diinginkan adalah dengan memperhatikan apa yang tubuh kita rasakan. Ketika tubuh kita merasakan sensasi yang menyenangkan, hal itu merupakan indikator yang baik, menandakan bahwa kita telah berada di jalur yang benar dalam hidup. Begitu juga sebaliknya.

2. Ketika manusia tumbuh dan berkembang melalui siklus kehidupan, perspektif dan sikapnya akan berubah

5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hiduppexels.com/@joaojesusdesign

Perspektif kita berubah seiring berjalannya waktu. Pernyataan ini berlaku bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Sebagai contoh sederhana, saat masih kecil, kita mungkin takut ditinggal sendirian. Sementara saat sudah dewasa, kita mungkin lebih suka waktu sendirian. Alasan berubahnya perspektif ini adalah karena waktu dan pengalaman yang mengubah pemikiran kita.

Untuk mengarahkan ketidakpastian dalam kehidupan dan apa yang akan terjadi di masa depan, kita harus waspada terhadap pesan dan sinkronisitas yang muncul dalam hidup kita selama ini. Jika sebuah peluang muncul dengan sendirinya yang bukan bagian dari rencana kita, bisa jadi itu cara alam semesta yang membantu mengarahkan kita menuju tujuan akhir yang belum kita sadari. Ingatlah bahwa selalu ada kekuatan yang lebih besar dari kita dalam hidup ini.

3. Bagian besar dari pengembangan diri adalah penemuan jati diri yang akan berlangsung seumur hidup

5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hiduppexels.com/@pripicart
dm-player

Tidak ada bentuk kehidupan yang statis, dan manusia adalah contoh utamanya. Para filsuf telah mengemukakan bahwa seluruh tujuan dalam hidup adalah untuk menemukan panggilan yang sebenarnya dari diri kita. Individu yang memiliki rasa ingin tahu ingin belajar tentang dirinya sendiri dan dunia tempatnya hidup.

Seperti bawang, ketika kita membuka satu lapisan, maka lapisan lainnya akan terlihat. Proses penemuan jati diri ini tidak akan pernah berakhir. Setelah kita bisa menerima prosesnya dibanding tujuan hidup sebagai panduan, kita dapat bersantai melakukan apa yang kita inginkan saat ini dan bisa lebih terbuka untuk mengubah keinginan di masa depan. Ingat bahwa kita tidak akan bisa menghentikan perubahan.

Baca Juga: 5 Alasan Menjaga Prasangka Baik Bisa Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia

4. Rasa takut kerap mencegah orang untuk melakukan banyak hal hebat

5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hiduppexels.com/@hadislash

Bukan rahasia lagi jika sekarang orang-orang hidup dalam ketakutan. Orang berhenti melakukan banyak hal yang mereka inginkan karena mereka terus memikirkan alasan yang tak ada habisnya untuk merasa takut dan dibutuhkan keberanian untuk menerima kritik dari orang lain karena telah berani mengambil risiko. Meskipun tidak ada solusi cepat untuk dilema ini, kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan diri harus bisa dipraktikkan.

Ingat apa yang dikatakan Mahatma Gandhi, "Pertama mereka mengabaikanmu, lalu mereka menertawakanmu, lalu mereka melawanmu, lalu kamu menang." Ingat apa yang akan kita dapat di akhir dan ketahuilah bahwa pada akhirnya orang lain akan mengagumi kita karena keberanian dan orisinalitas kita. Yang terpenting, kita akan lebih bisa menghargai diri sendiri karena tetap setia pada apa yang kita percaya. 

5. Hidup ini tidak terbatas, tidak ada yang namanya tujuan akhir

5 Alasan Mengapa Kita Sulit Menemukan Apa yang Diinginkan Dalam Hiduppexels.com/@chekabola

Setelah kita memahami hakikat kehidupan yang sebenarnya, kita dapat lebih tenang karena kita akan mengerti bahwa tidak ada yang namanya satu takdir untuk kita. Setiap momen menawarkan sesuatu yang baru, perspektif baru, dan serangkaian pilihan baru.

Kita adalah seniman dan dunia adalah kanvas kita. Kita ada di dunia ini untuk membuat sesuatu. Apa yang kita buat tidak lebih penting daripada alasan mengapa kita membuat hal itu, yaitu untuk menunjukkan rasa terima kasih dan antusiasme untuk kehidupan yang telah diberikan pada kita dan menikmati setiap prosesnya.

Menemukan apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup itu sulit. Kita mungkin percaya bahwa orang lain mengetahui dengan jelas apa yang mereka inginkan dan bertanya-tanya mengapa kita tidak, tetapi itu tidak benar. Kita juga dapat menemukan jalan kita sendiri dengan tetap setia pada apa yang kita percayai.

Baca Juga: 5 Kunci Emas Agar Hidupmu Bermakna dan Penuh dengan Kebahagiaan

YOOL Photo Verified Writer YOOL

Focus on me, like a meditation.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya