5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologis

Tindakan bullying menimbulkan trauma secara prikologis

Bullying merupakan suatu tindakan negatif yang meliputi perundungan, intimidasi, dan penindasan. Bagi para korban, perilaku bullying dapat menimbulkan sakit hati dan trauma secara psikologis.

Bullying dapat terjadi di mana saja, mulai dari sekolah, tempat kerja, hingga lingkungan di sekitar tempat tinggal. Semua orang pun memiliki potensi untuk melakukan bullying, namun sebagian besar kasus bullying dilakukan oleh anak-anak.

Lantas, apa saja penyebab anak melakukan tindakan bullying? Yuk, bersama-sama kita simak penjelasannya, dari sisi psikologis, berikut ini agar kita juga bisa melakukan upaya pencegahan sedini mungkin.

1. Memiliki trauma emosional di masa lalu

5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologisilustrasi anak sedang duduk sendiri sambil melamun (freepik.com/freepik)

Seorang anak dengan trauma emosional di masa lalu berpotensi tinggi menjadi pelaku bullying. Pasalnya, trauma emosional tersebut membuat seorang anak sulit memproyeksikan rasa sakit dengan cara yang tepat.

Akibatnya, dia akan mencoba melakukan penindasan dan intimidasi kepada orang lain sebagai bentuk usaha menyalurkan rasa sakit. Tindakan ini jelas salah dan sangat tidak dibenarkan.

2. Pernah menjadi korban bullying sebelumnya

5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologisilustrasi anak melakukan bullying terhadap temannya (freepik.com/freepik)

Beberapa kasus bullying mencatat bahwa pelakunya ada yang berasal dari orang-orang yang sebelumnya pernah menjadi korban bullying juga. Alasannya, mereka ingin membalaskan dendam sekaligus membuat orang lain turut merasakan apa yang dia rasa.

Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan rantai kasus bullying semakin luas hingga memakan semakin banyak jumlah korban. Sejatinya memang perlu ada kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah untuk memutus rantai bullying.

3. Merasa insecure dengan kelemahan diri sendiri

5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologisilustrasi anak laki-laki duduk di tengah lapangan (freepik.com/freepik)

Terjadinya aksi bullying bisa bermula dari rasa insecure seseorang terhadap kelemahan yang dimiliki. Dia takut akan kehilangan status sosial dan rasa hormat ketika orang lain mengetahui kelemahannya.

Pada akhirnya, dia akan melakukan perundungan, intimidasi, dan penindasan terhadap orang-orang yang memiliki kelebihan lebih dari dirinya tapi lemah secara fisik. Tindakan tercela ini dilakukan agar pelaku bullying mendapat tempat tertinggi dalam status sosial.

Baca Juga: Kronologi Dugaan Bullying Geng Binus, Seret Anak Vincent Rompies

4. Kurang memiliki rasa empati

5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologisilustrasi menolak perundungan (freepik.com/freepik)

Pengertian empati sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami apa yang orang lain rasakan, seperti kesedihan, kekhawatiran, penyesalan, dan lain-lain. Siapa pun yang melakukan bullying sudah pasti tidak memiliki rasa empati.

Jika dia memiliki rasa empati, pasti dia tidak akan melakukan perbuatan tercela tersebut kepada orang lain. Dia pasti bisa memahami bagaimana rasanya sakit hati dan sedih ketika tidak diperlakukan dengan baik oleh sesama manusia.

5. Kurangnya kemampuan bersosialisasi

5 Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah dari Sisi Psikologisilustrasi anak sedang sedih duduk di depan pintu (pexels.com/Pixabay)

Seorang anak dikatakan memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik ketika dia mudah bergaul. Sedangkan seorang anak yang dinilai kemampuan bersosialisasinya kurang terlihat tidak mampu menampilkan interaksi dengan orang lain.

Oleh karena itu, dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Sayangnya, dia memilih cara yang salah dengan melakukan tindakan intimidasi dan kekerasan.

Meskipun pelakunya masih anak-anak, tindakan bullying tetap tidak dapat dibenarkan dan harus segera diatasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa korban dan pelaku itu sendiri. Perlu kerja sama yang erat antara guru dan orang tua. Pendampingan psikolog anak juga bisa menjadi opsi jika dibutuhkan.

Baca Juga: 6 Tanda Kamu sedang Melakukan Bullying pada Diri Sendiri, Sadari!

Sinta Listiyana Photo Verified Writer Sinta Listiyana

Instagram @sintalistiyana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya