Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga Lingkungan

Ramah lingkungan selalu non-plastik?

Terdapat banyak masalah yang sedang dihadapi bumi dimana kita semua tinggal sekarang. Mulai dari pemanasan global, perubahan iklim, isu sampah plastik, bahan bakar fosil, peningkatan jumlah penduduk, dan sebagainya. Tidak jarang banyak penyebab yang ditimbulkan merupakan akibat dari aktivitas manusia.

Dengan merevolusi kehidupannya sehari-hari manusia memberi banyak kerugian yang mempengaruhi lingkungan hidup. Meski juga ada banyak manfaat yang diberikan namun dampak yang ditimbulkan tidak bisa dikesampingkan. Karena dampak yang diberikan berakibat banyak terhadap kelangsungan seluruh makhluk hidup di Bumi, bukan saja manusia.

Karena masalah lingkungan adalah tanggung jawab semua orang, tidak ada salahnya memulai dari masing-masing individu. Memiliki niat untuk merawat tempat tinggal dan mewariskannya untuk keturunan di masa mendatang adalah tujuannya.

Namun sayangnya, ada beberapa kesalahan kecil yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang sebenarnya berdampak besar bagi Bumi kita sekarang. Apa saja? Berikut 6 kesalahan kecil yang masih banyak dilakukan banyak orang.

1. Produk yang ramah lingkungan adalah produk non-plastik

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganPexels/Magda Ehlers

Tidak ada yang mengira bahwa barang yang ditujukan untuk melestarikan bumi justru terjadi sebaliknya. Plastik menjadi pencemar lingkungan paling tinggi karena penggunaannya tidak bisa dikendalikan. Namun, kesalahan yang sering diarahkan adalah pada plastiknya. Padahal kesalahan utamanya adalah perilaku sekali pakai terhadap produk plastik.

Memiliki pola pikir bahwa produk yang ramah lingkungan adalah produk non-plastik, adalah kekeliruan. Karena mengganti penggunaan plastik dengan kertas (yang dari pohon), kain (sukar didaur ulang) dan besi (mengeluarkan emisi karbon yang banyak dalam pembuatannya), juga bukan solusi. Solusi yang harus diterapkan adalah mengubah kebiasaan untuk tidak sekali pakai kepada barang jenis apa pun.

2. Berpikir bahwa “membuang 1 sampah sembarangan tidak masalah”

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganUnsplash/Jasmin Sessler

Pola pikir seperti ini bisa berdampak besar. Berdalih bahwa “hanya membuang satu sampah” tidak bisa dijadikan pembenaran. Jika seluruh manusia berpikiran bahwa membuang sampah 1 buah saja tidak masalah, maka dalam satu hari saja akan terkumpul 7 miliar sampah berserakan di bumi. Belum lagi dikalikan seberapa lama dia hidup di bumi. Kesadaran individual adalah sesuatu yang mahal.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Denim yang Ramah Lingkungan, Bentuk Nyata Cintai Bumi

3. Berdalih sudah membayar petugas kebersihan

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganPexels/Pixabay

Tahun kemarin masalah seperti ini ramai di lini masa. Di mana salah satu franchise makanan menerapkan budaya untuk membereskan meja habis makan. Termasuk membuang sampah dan membuat bersih kembali meja makan.

dm-player

Sontak hal ini menimbulkan pro dan kontra, sebagian warganet tidak setuju karena sudah mengeluarkan uang untuk membayar petugas kebersihan dan diisukan budaya tersebut dimaksudkan untuk keuntungan perusahaan semata.

Entah benar atau tidaknya isu yang berkembang, namun tidak ada salahnya memulai dari mengurus sampah kita sendiri adalah langkah awal peduli terhadap lingkungan. Setidaknya barang yang sudah kita gunakan adalah tanggung jawab kita sebelum sampai tempat sampah.

4. Manusia modern terbiasa instan, dengan alasan “biar gak ribet”

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganPexels/Craig Adderley

Tidak ada yang menyangkal bahwa kehidupan modern saat ini begitu praktis. Menginginkan barang apa pun bisa dilakukan hanya dengan tiduran di rumah. Perilaku instan seperti ini adalah penyakit manusia modern.

Padahal perilaku ini mempengaruhi banyak hal, seperti malas jalan kaki, lebih mengutamakan kendaraan pribadi, terbiasa dengan produk sekali pakai, atau tidak terbiasa hemat. Secara tidak langsung sifat kemalasan yang menjangkit tersebut berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk lingkungan hidup.

5. Menyatukan satu jenis sampah

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganUnsplash/NeONBRAND

Kesalahan berikutnya adalah membuang semua sampah dalam satu tempat. Padahal sampah dibedakan beragam jenis. Menurut sifatnya setidaknya yang paling sering kita temui adalah sampah organik dan anorganik. Membuang sampah dengan membedakan jenis sampah sangatlah penting. Biasanya tempat sampah dilengkapi keterangan berdasarkan warna untuk membedakan jenisnya.

Membuang sampah di satu tempat tanpa mengidentifikasi juga merupakan kekeliruan. Jadi masalah berikutnya bukan hanya kita tidak boleh membuang sampah sembarangan, namun juga membuang sampah sesuai jenisnya. Jangan sampai salah, ya.

6. Tidak bisa membedakan sampah dan limbah

Sering Kita Temui, 6 Kekeliruan Pola Pikir dalam Menjaga LingkunganPexels/Emmet

Kedua barang ini memiliki kecenderungan yang bisa merusak atau mencemari lingkungan. Namun kedua barang tersebut memiliki perbedaan loh. Sampah merupakan sisa aktivitas sehari-hari (bekas) manusia dan hampir sebagian bisa didaur ulang. Sedangkan limbah adalah sisa produksi suatu usaha/industri yang sukar didaur ulang (meski beberapa perusahaan mencoba inovasi untuk memanfaatkan limbah).

Baik sampah dan limbah harus dikelola dengan baik dan benar. Sampah bukan berarti kotoran yang tidak berarti dan mesti dibuang, karena sampah masih bisa dijadikan sesuatu barang berharga.

Salah satu alasan parahnya kondisi bumi saat ini adalah perilaku manusia yang tidak terkendali. Mengetahui bagaimana menjaga lingkungan yang baik dan benar adalah kuncinya. Karena pasti kita semua mengharapkan dapat tinggal dengan nyaman dan aman serta mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Ramah Lingkungan ala Masyarakat Finlandia, Yuk Terapkan!

thariq bintoro Photo Verified Writer thariq bintoro

Member IDN Times Community ini sudah tidak malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya