Sarat Makna, 9 Pelajaran Hidup dari Series Girl From Nowhere Season 2

2. Pencitraan berlebihan akan membunuh karakter aslimu

Chicha Amatayakul sebagai Nanno (instagram.com/netflixth)

Pernah dengar peribahasa karena nila setitik, rusak susu sebelanga? Seperti itulah kira-kira kata yang tepat untuk menggambarkan tiap karakter pendukung di musim keduanya ini. Tiap pelaku kejahatan adalah sosok yang 'kelihatan baik dari luar', namun menyimpan jiwa-jiwa gelap di dalam dirinya sendiri. Biasanya, perbuatan jahat dari orang yang kelihatannya baik akan dikenang seumur hidup.

Di series ini sendiri, ada calon ketua OSIS yang awalnya dipuja namun akhirnya dikucilkan, ada juga sosok influencer yang harus merana karena kehilangan penggemar dan keluarganya. Paling parah, ada sosok ibu yang bersikap bak malaikat namun harus meregang nyawa ditangan anaknya sendiri. 

Pencitraan berlebihan yang dibuat oleh karakter-karakter ini perlahan-lahan menghancurkan hidupnya sendiri. Ingat bahwa hal-hal buruk selalu jadi bumerang untuk diri sendiri, karena gak semua hal akan berjalan sesuai dengan rencanamu.

3. Menghakimi orang lain dengan cara membunuh adalah suatu kesalahan fatal

Chanya McClory sebagai Yuri (instagram.com/chanyamcclory)

Di musim kedua ini, ada sosok Yuri (Chanya McClory) yang juga mewarisi kemampuan seperti Nanno. Sama-sama bertujuan memperbaiki sistem yang rusak, Yuri digambarkan sebagai sosok yang ambisius dan menghalalkan segala cara untuk menghakimi kesalahan orang lain.

Di beberapa episode, Yuri mengacaukan rencana pembalasan Nanno dengan membuat para pelaku meregang nyawa. Lebih parahnya, para pelaku ini harus mati tanpa mengakui kesalahan yang mereka lakukan, seperti dalam episode 6. Kehadiran Yuri tentu sangat merusak esensi Nanno selama ini. Apa tujuan dari menghakimi orang lain jika sang pelaku belum sadar dimana letak kesalahannya?

Nanno tak pernah membunuh para pelaku kejahatan, karena baginya pembalasan yang paling menyakitkan adalah penderitaan, bukan kematian. Nanno ingin para pelaku merasakan penderitaan yang sama, sehingga mereka bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi. Berbeda dengan Yuri yang hanya ingin menghakimi orang lain.

4. Membalas dendam dengan cara yang sama tidak akan memberikan kepuasan apa pun

Bhumibhat Thavornsiri sebagai K (instagram.com/netflixth)

Episode 5 bercerita tentang seorang senior bernama K, yang merupakan korban dari kekerasan masa orientasi siswa (MOS). Tumbuh menjadi sosok yang pendendam, ia kemudian melakukan kekerasan fisik dan verbal yang sama terhadap para juniornya. K melakukan balas dendam dengan konsep 'mata dibalas mata'.

Tak jarang para korban dari pelaku kejahatan justru menjadi pelaku dari kejahatan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan dalih balas dendam. Nyatanya, balas dendam dengan cara ini tidak menyembuhkan sumber luka dan hanya memberikan kepuasan sesaat. Balas dendam yang paling baik adalah menjadikan dirimu lebih baik lagi.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Girl From Nowhere 2, Lebih Sadis?

5. Belajar cepat dalam membaca situasi dan bertindak selangkah lebih maju dari orang lain

Chicha Amatayakul sebagai Nanno (dok. Netflix Thailand via moviesrain.com)

Karena Nanno merupakan sosok yang datang entah dari mana, dan yang pasti bukan manusia, rasanya mustahil untuk mempelajari setiap yang ia lakukan. Namun, ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sosok Nanno. Ia tahu kapan orang lain mulai memanfaatkannya, dan sikap Nanno yang selalu punya rencana kedua membuatnya tetap selangkah lebih maju dari orang lain.

Dalam membuat perencanaan untuk segala sesuatu, tentu kamu gak cuma butuh satu rencana saja. Ada kalanya batu kerikil datang menghalangi, tapi rencana yang matang bisa mencegah batu kecil tersebut berubah jadi batu sandungan. Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah kecil terlebih dahulu, seperti Nanno yang mendekati mangsanya secara perlahan.

6. Media sosial dipenuhi dengan kebohongan, jadi jangan mudah percaya

Minnie Phantira sebagai Jane (instagram.com/netflixth)

Sebagai salah satu influencer remaja yang memiliki banyak pengikut, Jane (Minnie Phantira) kerap didapuk untuk mempromosikan banyak produk. Namun semua barang yang ia promosikan ternyata berbahaya dan tidak aman. Di Indonesia sendiri, banyak kasus kosmetik ilegal yang mengendorese artis-artis populer. 

Dalam banyak kasus, para artis ini tak mengetahui jika produk yang ia promosikan mengandung zat-zat berbahaya. Jadi, kembali lagi ke diri sendiri untuk objektif dalam berbelanja di sosial media. Jangan percaya dengan klaim yang tak masuk akal, karena gak semua artis bertanggung jawab dengan produk-produk yang ia promosikan di YouTube ataupun Instagramnya.

7. Perubahan yang besar butuh pengorbanan yang besar pula

Chicha Amatayakul sebagai Nanno (dok. Netflix Thailand via instagram.com/kkittychicha.ph)

Meskipun bukan sepenuhnya pahlawan, Nanno juga tak sepenuhnya jahat. Tak jarang ia harus mati dan menderita berkali-kali demi mewujudkan keinginannya dalam membolak-balikan keadaan. Dari yang Nanno lakukan, kita bisa belajar bahwa perubahan yang besar butuh pengorbanan yang besar pula.

8. Masih banyak sekolah yang memiliki sistem pendidikan bobrok

Series Girl From Nowhere Season 2 (instagram.com/netflixth)

Girl From Nowhere sendiri tetap konsisten dalam menampilkan sisi gelap di dunia pendidikan. Entah di Thailand atau dimanapun, kasus yang di angkat ke musim kedua ini masih sangat relate dengan kondisi pendidikan milenial masa kini. Seperti penyogokan, korupsi, bullying, hamil dil uar nikah, serta dendam menumpuk dari para murid untuk guru killer.

Di sini bukan hanya para siswa yang bermasalah. Guru dan kepala sekolah yang seharusnya menjadi pelindung murid, malah berubah menjadi sosok yang menakutkan dan mengerikan dengan berbagai macam kekerasan verbalnya.

9. Segala kebohongan dan sesuatu yang jahat punya caranya sendiri untuk terungkap

Chicha Amatayakul sebagai Nanno (instagram.com/netflixth)

Sekali berbohong, maka akan ada kebohongan kedua dan ketiga. Dari series ini kita belajar bahwa dusta dan aib akan terus mengikuti seseorang sampai ke masa depan, seperti lingkaran karma.

Jadi, meskipun tanpa tokoh Nanno, kebohongan punya caranya sendiri untuk terungkap. Nanno hanyalah sosok yang datang entah dari mana, kemudian tertawa jahat ketika keadan menjadi kacau karena ulah manusia itu sendiri.

Di episode terakhir, Nanno bertanya-tanya tentang pantas atau tidak dirinya dalam menghakimi kesalahan orang lain. Pada akhirnya, seseorang gak benar-benar bisa untuk memutuskan mana yang salah dan mana yang suci. Dunia yang kita tinggali saat ini penuh dengan keabu-abuan.

Baca Juga: 11 Quotes Nanno di Serial Girl From Nowhere, Jleb Banget!